Mohon tunggu...
Budi idris
Budi idris Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Buku, Blogger inspiratif

Dengan tulisan mari berkarya dan berprestasi

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Ada 3 Penyebab Indonesia Sulit Jadi Juara Umum SEA Games

13 Mei 2022   20:38 Diperbarui: 14 Mei 2022   19:02 2940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perhelatan pertandingan multi event olahraga kawasan Asia tenggara atau SEA Games 2021 yang sempat tertunda akibat wabah Covid-19 akhirnya tahun ini terlaksana, di mana Vietnam sebagai tuan rumahnya dan berlangsung pada 12-Mei 2022.

SEA Games sebagai pertandingan multi event olah raga yang sangat bergengsi di tingkat negara-negara Asia tenggara menjadi ajang pembuktian negara yang berada di kawasan Asia tenggara unjuk kekuatan di bidang olah raga.

Pertarungan memperebutkan posisi puncak dari setiap pertandingan olah raga yang di ikuti menjadi misi setiap peserta multievent pada ajang sea games tahun ini.

Masing-masing negara mempersiapkan atletnya masing-masing terlebih bagi negara Indonesia walau dalam kondisi wabah Covid-19 yang masih melanda namun tidak menyurutkan semangat para atlet nasional mempersiapkan diri.

SEA Games  terakhir kali di laksanakan tahun 2019 di Filipina dan yang menjadi juara umum adalah tuan rumah Filipina, sedangkan Indonesia berada di peringkat ke empat.

Tahun ini perbaikan peringkat Indonesia dalam perolehan mendali sangat diharapkan seluruh rakyat Indonesia, karena sebagai negara paling besar di Asia Tenggara sudah sewajarnya kita berada di posisi puncak klasemen perolehan mendali SEA Games .

Persiapan sudah dilakukan masing-masing cabang olahraga, seperti sepak bola yang melakukan pemusatan latihan di Korea Selatan hampir satu bulan penuh dengan harapan mampu meraih medali emas cabang olahraga sepak bola yang terkahir kali di raih tahun 1991 saat SEA Games di Filipina.

Begitu juga cabang-cabang olahraga lainnya melakukan persiapan dengan kebutuhan masing-masing, pengurus cabang olahraga melakukan program persiapan yang matang dengan tujuan mendapatkan hasil yang maksimal saat pertandingan dilangsungkan.

Pertanyaannya yang sering muncul di benak kita mengapasemakin berjalannya tahun prestasi olahraga negara kita terus menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya?

Banyak faktor yang menjadi penyebab merosotnya prestasi olahraga di negara kita. Dalam tulisan kali ini saya akan membahas tiga faktor penyebab kemerosotan prestasi olahraga Indonesia belakangan ini.

1. Kurangnya kepedulian pemerintah

Sejak reformasi tahun 1998 prestasi olahraga indonesia terus mengalami kemunduran, jangankan untuk juara tingkat dunia, untuk kawasan Asia tenggara saja kita sudah dilewati negara-negara tetangga.

Padahal di masa orde baru olahraga Indonesia sangat di takuti dan menjadi macan Asia, namun belakangan terjadi penurunan drastis kita berada di peringkat 4 di bawah Filipina, Thailand, dan vietnam. Sungguh sangat memprihatinkan dan membuat kita merasa miris melihatnya.

Salah satu penyebab kemunduran olahraga di negara kita adalah kepedulian pemerintah masih sangat minim terhadap olahraga, dapat kita lihat ketersediaan fasilitas olahraga yang belum memadai untuk mendukung prestasi olahraga. 

Di samping fasilitas, jaminan masa depan bagi atlet di negara ini sama sekali sangat kurang, saat atlet berprestasi memang akan diberikan penghargaan berbentuk uang pembinaan.

Yang menjadi persoalan bagaimana nasib atlet yang sudah menghabiskan waktu untuk berlatih namun gagal saat pertandingan hal ini terkadang tidak di pikirkan oleh pemerintah.

Penghargaan terkadang hanya diberikan bagi atlet yang berprestasi saja, yang ikut berjuang namun belum beruntung terkadang luput dari perhatian.

Perhatian pemerintah diharapkan ke depannya lebih besar lagi, melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga kiranya melakukan kerjasama dengan berbagai daerah untuk melakukan pembinaan olahraga, sehingga pembagian tugas membina atlet menjadi lebih efektif dan efisien anggaran yang digunakan juga bisa langsung di rasakan manfaatnya.

Yang paling penting jaminan masa depan atlet harus betul-betul di pikirkan, hendaknya atlet bukan hanya di berikan uang tunai namun sebaiknya di bekali juga bagaimana mengelola keuangan sehingga uang yang di terima bisa terus bertahan untuk menopang kehidupan.

2. Pembinaan tidak konsisten 

Pembinaan olahraga yang dilakukan di negara ini terkadang sangat memprihatinkan. Sering kita lihat pembinaan atlet dilakukan jikalau event olahraga akan di lakukan. Sehingga terjadi pembinaan yang dilakukan secara instan pemilihan atlet juga terkadang asal-asalan biasanya pengiris cabang olahraga mengambil atlet yang sudah jadi di mana atlet tersebut berlatih sendiri di daerahnya.

Begitu juga penggunaan jasa pelatih yang terus berganti tanpa memberikan kesempatan beberapa tahun untuk membina atlet sampai berprestasi. Sehingga pola pembinaan yang sudah berjalan terkadang hanya bertahan setengah jalan akibat pergantian pelatih yang dilakukan.

Parahnya lagi atlet terkadang melakukan persiapan sendiri untuk mengikuti event olahraga tanpa pembinaan berjenjang maka dapat dipastikan hasilnya juga tidak akan memuaskan.

Seharusnya. para atlet yang sudah dibina di sekolah-sekolah olahraga dibina berdasarkan kelompok umur sehingga hasilnya setiap jenjang atlet tersedia dan kualitasnya terjaga.

Atlet yang dibina harus rutin mengikuti kejuaraan sebelum mengikuti pertandingan multievent, agar setiap atlet saat pertandingan sesungguhnya mewakili negara sudah matang dan siap menyumbang medali emas setiap cabang olah raga yang dipertandingkan.

3. Perbaikan mental atlet

Selain kemampuan fisik dan tehnik hendaknya mental setiap atlet juga harus mendapat perhatian khusus hal ini penting karena sering kita melihat saat pertandingan atlet nasional kita bertanding mentalnya buruk saat mengikuti pertandingan sehingga terjadi kekalahan sebelum pertandingan.

Kondisi mental yang buruk berpengaruh terhadap prestasi atlet, semakin baik mental atlet kita maka peluang untuk memenangkan pertandingan akan semakin besar.

Pelatihan khusus untuk penguatan mental pernah di lakukan oleh timnas sepak bola junior Indonesia yang pada masa itu dilatih Indra Safri, timnas tersebut didampingi psikolog dan motivator setiap mengikuti kejuaraan. Hasilnya, prestasi yang didapat sangat membanggakan.

Seharusnya seluruh cabang olahraga menggunakan jasa psikologi untuk menangani mental atlet agar prestasi yang didapat bisa maksimal. Sehingga tidak ada lagi istilah kalah sebelum bertanding seperti yang sering terjadi sebelum-sebelumnya.

***

Peranan olahraga pada saat ini begitu penting, selain menjadikan tubuh semakin sehat olahraga saat ini sudah menjadi profesi sehingga bisa dijadikan sumber penghasilan untuk mendapatkan uang.

Jika dikelola dengan baik olahraga bisa bermanfaat untuk banyak hal, kesehatan, ekonomi dan tentunya menjadikan generasi muda jauh dari narkoba.

Semoga kedepannya olahraga menjadi salah satu prioritas pemerintah untuk diperbaiki serta mendapatkan perhatian khusus untuk di jadikan kegiatan wajib bagi seluruh rakyat Indonesia.

Salam semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun