Mohon tunggu...
Budi idris
Budi idris Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Buku, Blogger inspiratif

Dengan tulisan mari berkarya dan berprestasi

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Tanpa Kita Sadari Terjadi Pergeseran Makna Lebaran Idul Fitri

6 Mei 2022   23:23 Diperbarui: 6 Mei 2022   23:25 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pinterest.com/Ywandianoe 

Perayaan Idul Fitri yang terjadi saat ini sangat berbeda jika di bandingkan pada tahun 1980 sampai 1990an jika dulu silaturahmi menjadi hal utama, saat ini liburan ke tempat wisata menjadi pilihan mengisi kegiatan berlebaran.

Jika generasi yang hidup tahun 1980 sampai 1990 akan sangat ingat bagaimana dulu seminggu sebelum lebaran kita akan dikumpulkan orang tua kita untuk menyusun jadwal kerumah siapa bersilaturahmi selama seminggu lebaran berjalan.

Biasanya lebaran pertama di rumah nenek kita, kemudian lebaran kedua kita kerumah adik dari ayah kita dan akan terus terjadwal seluruh sanak famili di kunjungi tidak ada yang terlewatkan.

Dampak dari hal tersebut seluruh rumpun keluarga saling mengenal dan terjaganya tutur atau silsilah keluarga, siapapun ditanya anggota keluarga bagaimana hubungan famili kita dengan saudara kita bisa kita ceritakan secara runtun.

Berbeda dengan saat ini seminggu sebelum lebaran kita sering melihat banyak keluarga yang di sibukkan dengan menyusun jadwal kemana akan liburan saat lebaran.

Jadwal liburan selama seminggu akan terjadwal kemana tempat rekreasi yang akan di kunjungi. Dan akan begitu besar dana yang dibutuhkan sehingga begitu lebaran selesai stress tak dapat di hindarkan.

Saat berjalan menuju tempat wisata kemacetan tak bisa kita hindarkan, begitu juga sampai lokasi wisata kerumunan orang yang membludak menyebabkan kita tak dapat menikmati liburan di tempat wisata yang kita kunjungi.

Dampaknya hubungan keluarga semakin renggang bahkan ada anak-anak saat ini tidak saling mengenal dengan saudaranya sendiri.

Dari perbandingan cerita diatas dapat kita simpulkan terjadinya pergeseran makna bagaimana mengisi lebaran zaman dulu dengan zaman sekarang.

Lebaran Idul Fitri zaman dulu di sibukkan dengan mempererat tali silaturahmi sedangkan zaman sekarang di sibukkan dengan berlibur ke tempat wisata.

Jika kita perhatikan sebenarnya orang yang berhasil melakukan puasa ramadhan adalah hubungan dengan Allah semakin takwa hubungan dengan manusia semakin meningkat rasa persaudaraan.

Mudah-mudahan di masa yang akan kita lebih bijak memaknai Idul fitri dengan bersilaturahmi dengan keluarga.

Semoga setiap memasuki Idul fitri kita mengalami peningkatan nilai-nilai dalam beribadah, semakin baik ibadah shalat, ibadah puasa, dan meningkat sedekah kita.

Akhirnya jangan sampai kita menjadi pribadi yang selalu merugi semakin usia bertambah namun tidak ada perubahan menjadi lebih baik setiap tahunnya.

Waktu yang terus berlalu begitu cepat jangan hanya berlalu lewat tanpa ada hal pelajaran yang kita dapat. Sehingga penyesalan terjadi di akhir hayat kita.

Salam semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun