Bulan Ramadhan menjadi bulan latihan untuk memperbaiki keimanan serta kepribadian seseorang.
Kesabaran menjadi salah satu syarat yang harus di miliki jika kita ingin memiliki kepribadian yang baik. Begitu banyak manfaat dan dampak yang di timbulkan jika kita bisa memiliki kesabaran.Â
mari kita bayangkan betapa bahayanya kita jika tidak memiliki kesabaran, di saat kita tersinggung kita akan memukul orang yang membuat perasaan kita tak enak, di jalan saat berkendara kita tidak sabar maka akan celakalah kita dan banyak contoh lain yang sabar itu memiliki peranan penting.
Di dalam Al Quran sendiri sebagai kitab suci pedoman bagi ummat Islam begitu banyak ayat yang menjelaskan tentang pentingnya kesabaran.
"Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar" (QS Al-Baqarah: 153)
Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." - QS Al-Baqarah: 155
Maka sabar sebenarnya sudah menjadi salah satu sikap yang harus di kita miliki sebagai manusia.
Untuk lebih menguatkan rasa sabar kita, mari kita melihat kisah kesabaran Nabi Muhammad S.A.W dalam perjalanan kisah hidup beliau yang nantinya mudah-mudahan menjadi pelajaran dan bisa kita terapkan dalam kehidupan.
Dalam satu riwayat pernah di ceritakan kisah bagaimana Nabi Muhammad SAW setiap kali pulang dari masjid Beliau di ludahi oleh seorang kafir, setiap Rasul lewat di jalan tersebut orang kafir tersebut terus saja meludahi Rasul, beberapa hari terus terjadi hal yang sama rasul di ludahi sehingga bajunya terkadang sampai kotor akibat ludah orang kafir tersebut namun rasul terus sabar dan tak pernah marah kepada orang kafir tersebut.
Hingga pada suatu hari Nabi Muhammad S.A.W. heran karena biasanya dia melintas akan kena ludahi namun hari itu orang yang biasa meludahi Rasul tidak kelihatan, nabi bergegas mencari orang yang bisa di tanya kemana orang yang biasa meludahinya ternyata orang tersebut sedang sakit, ketika Rasul mengetahui orang itu ternyata sakit, beliau bergegas untuk menjenguknya.
Ketulusan rasul datang menjenguk orang tersebut membuat heran orang kafir tersebut dimana orang yang sering di ludahinya datang dengan senyum yang tulus menjenguknya dan bahkan mendoakan semoga orang kafir tersebut segera sembuh dari penyakitnya.Â
Melihat hal demikian orang kafir tersebut menangis dan memohon kepada Nabi Muhammad S,A,W untuk di bimbing masuk Islam.
Dari cerita tersebut banyak hal yang bisa kita ambil pelajaran ternyata tak selamanya kejelekan orang lain di balas dengan kejelekan juga dan setiap kesabaran akan berbuah manis jika kita bisa melakukannya.
Orang yang kuat bukan mereka yang selalu menang. Melainkan mereka yang tetap tegar dan sabar dalam menghadapi persoalan.
Sabar memang menjadi sikap sederhana namun begitu mengandung berjuta makna. Jika memang sikap sabar tidak di miliki Nabi Muhammad S.A.W mungkin hari ini kita tidak akan bisa mengenal ajaran Islam.
Memang sabar menjadi kata yang mudah di ucapkan namun begitu sulit untuk di lakukan, itulah sebenar-benar sabar di mana kita mampu untuk terus berbuat sabar walau dalam keadaan apapun.
Meneladani Nabi Muhammad S.A.W menjadi kewajiban kita ummat Islam, salah satu yang paling penting kita teladani adalah sikap sabar beliau.
Mari kita jadikan momentum Ramadhan menjadi sarana bagi kita untuk melatih sikap sabar dan semoga di masa yang akan datang kita menjadi orang-orang yang baik dan kelak di tempatkan di surganya Allah amin ya rabbal alamin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H