Ketulusan rasul datang menjenguk orang tersebut membuat heran orang kafir tersebut dimana orang yang sering di ludahinya datang dengan senyum yang tulus menjenguknya dan bahkan mendoakan semoga orang kafir tersebut segera sembuh dari penyakitnya.Â
Melihat hal demikian orang kafir tersebut menangis dan memohon kepada Nabi Muhammad S,A,W untuk di bimbing masuk Islam.
Dari cerita tersebut banyak hal yang bisa kita ambil pelajaran ternyata tak selamanya kejelekan orang lain di balas dengan kejelekan juga dan setiap kesabaran akan berbuah manis jika kita bisa melakukannya.
Orang yang kuat bukan mereka yang selalu menang. Melainkan mereka yang tetap tegar dan sabar dalam menghadapi persoalan.
Sabar memang menjadi sikap sederhana namun begitu mengandung berjuta makna. Jika memang sikap sabar tidak di miliki Nabi Muhammad S.A.W mungkin hari ini kita tidak akan bisa mengenal ajaran Islam.
Memang sabar menjadi kata yang mudah di ucapkan namun begitu sulit untuk di lakukan, itulah sebenar-benar sabar di mana kita mampu untuk terus berbuat sabar walau dalam keadaan apapun.
Meneladani Nabi Muhammad S.A.W menjadi kewajiban kita ummat Islam, salah satu yang paling penting kita teladani adalah sikap sabar beliau.
Mari kita jadikan momentum Ramadhan menjadi sarana bagi kita untuk melatih sikap sabar dan semoga di masa yang akan datang kita menjadi orang-orang yang baik dan kelak di tempatkan di surganya Allah amin ya rabbal alamin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H