Stockholm Syndrome dalam Politik

Kepentingan politik terkadang bisa mengesampingkan akal sehat seperti yang sering di katakan pengamat politik bung Roky gerung.

Istilah dalam politik tidak ada teman yang abadi, yang ada teman dengan kepentingan yang sama.

Dalam politik hari ini kawan besok bisa menjadi lawan begitu juga sebaliknya. 

Dalam dunia perpolitikan terkadang banyak istilah-istilah yang membuat kita sedikit lucu jika mendengar arti dan maknanya.

Ada satu istilah lama yang sepertinya juga sesuai jika kita masukkan kedalam istilah politik yaitu Stockholm Syndrome.

Arti asli dari istilah Stockholm Syndrome berdasarkan Wikipedia adalah reaksi psikologis yang ditandai oleh rasa simpatik atau kasih sayang yang muncul dari korban penculikan terhadap pelaku. 

Stockholm Syndrome muncul sebagai mekanisme pertahanan diri yang bisa dilakukan secara sadar atau tidak sadar oleh korban. 

Dalam dunia politik istilah ini sering di gunakan ini oleh orang-orang yang ingin dekat dengan kekuasaan, Dimana kadang kala orang tersebut memuji si pemegang kekuasaan untuk mendapatkan simpati padahal secara pilihan politik dari awal sudah berbeda atau tidak sejalan.

Sekalipun pada faktanya kebohongan yang selalu di ungkapkan oleh si penguasa hal itu akan menjadi sesuatu yang begitu indah untuk di puji orang yang menderita Syndrome tersebut.

Berbagai tempat di tanah air juga banyak istilah yang sama artinya dengan Stockholm Syndrome seperti di daerah tempat saya tinggal Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Provinsi Sumatera Utara ada istilah "panglima talam" atau istilah lainnya "penjilat" terhadap penguasa.

Sebagai ilustrasi panglima talam jika kita ibaratkan sebuah cerita dongeng di mana seorang raja sedang duduk dengan para pembantunya pada saat yang bersamaan sang raja buang angin "kentut", dalam situasi ini salah satu dari pembantunya mengaku sebagai yang kentut dalam situasi tersebut. Orang seperti inilah yang sering disebut panglima talam, belum tentu hal yang dilakukan pembantu raja tersebut di sukai oleh sang raja.

Kurang lebih sama dengan seorang yang memiliki karakter penjilat untuk memenuhi hasrat dan keinginannya ia akan selalu mengiyakan dan melakukan apapun terhadap penguasa demi mendapatkan apa yang diinginkannya sekalipun sikap dan perbuatan orang tersebut membuat tidak nyaman para penguasa dan orang sekitarnya.

Hal seperti ini akan sangat berbahaya jika seorang penguasa tidak sigap dan faham dengan situasi seperti ini, bahayanya roda pemerintahan akan sedikit terganggu jika di kelilingi orang-orang berhati busuk dan menghalalkan segala cara agar  keinginan hasrat pribadinya tercapai.

Tujuan dasar sebuah pemerintahan memenuhi kebutuhan masyarakat dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya akan terganggu jika sekeliling penguasa ada panglima talam dan para kelompok penjilat yang berkeliaran dan memiliki peranan.

Mudah-mudahan Stockholm Syndrome tidak menjadi penyakit kronis yang susah di sembuhkan atau sudah menjadi kebiasaan sehingga sulit untuk di hilangkan.

Kami yakin dan percaya setiap pemimpin pasti memiliki naluri kepemimpinan dimana nasib rakyat akan terus di perjuangkan walaupun terkadang keadaan tidak memungkinkan.

Salam