Mohon tunggu...
Budi idris
Budi idris Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Buku, Blogger inspiratif

Dengan tulisan mari berkarya dan berprestasi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Refleksi Kehidupan, Orang Tua dan Matahari

24 Agustus 2021   10:25 Diperbarui: 24 Agustus 2021   22:03 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matahari selalu bersinar di setiap pagi, dan tenggelam di sore hari. Begitulah seterusnya matahari terbit dan tenggelam menyinari bumi. 

Akibat begitu seringnya matahari terbit hampir setiap hari, kita terkadang lupa betapa pentingnya dia. Matahari selalu disiplin tidak pernah terlambat atau terbit lebih cepat. Tanpa kita meminta sinarnya dia akan datang dengan sendirinya.

Mari kita coba membayangkan jika matahari tidak pernah ada, apa kira-kira yang akan terjadi di muka bumi ini. Mungkin saja kehidupan tidak ada.

Matahari itu persis seperti orang tua kita. Memberikan kasih sayang setiap hari tanpa kita meminta. Terkadang akibat seringnya kasih sayang orang tua kita lupa dan menganggap semuanya biasa. Bayangkan jika orang tua kita tidak pernah ada mungkin kita juga tidak ada.

Begitu pentingnya matahari sama persis pentingnya orang tua bagi kita. Jangan pernah menyia-nyiakan orang tua karena kehidupan tidak pernah berputar kembali. 

Orang tua tidak pernah meminta apa yang telah diberikannya kepada kita, seperti sinar mentari yang menyinari bumi tak pernah diminta untuk kita kembalikan manfaat sinarnya.

Berbakti kepada orang tua sungguh amalan yang sangat besar pahalanya, surga ganjarannya. hal ini pula yang membuat setan selalu menggoda kita. Kadang lengah tak perduli kepada orang tua kita.

Kelak mereka tiada Harta benda jadi petaka, ahli waris yang selalu serakah. Mari muliakan ayah dan bunda karena tanpa mereka kita tiada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun