Mohon tunggu...
budi usman
budi usman Mohon Tunggu... -

Miliki impian yang tinggi, pantaskan diri untuk meraihnya, Bersyukurlah untuk setiap senyummu, agar Tuhan menghadiahimu keindahan untuk setiap butir air matamu (www,budi-usman.com).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Harapan Terhadap Gubernur Banten Rano Karno

20 November 2015   22:49 Diperbarui: 22 November 2015   07:36 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="budi usman"][/caption]

Pelaksana tugas Gubernur Banten Rano Karno akhirnya resmi dilantik menjadi Gubernur Banten oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo, Rabu, 12 Agustus lalu. "Saya dilantik oleh Presiden sebagai Gubernur Banten, Insya Allah di sisa masa bakti 2012-2017 saya akan kejar untuk pembangunan Provinsi Banten," kata Rano sebagaimana dikutip Antara. Rano Karno, yang dikenal sebagai Si Doel, dalam sinetron "Si Doel Anak Sekolahan", mengatakan meski ke depan akan fokus pada pembangunan infrastruktur, kesehatan dan pendidikan.

Seniman, identik dengan gagasan, independensi, inovasi, karya, dan anti status quo. Politik, identik dengan kekuasaan, kapitalisme modern, tak ada kawan dan lawan abadi, dan sebagainya. Jika menilik dua kata ini sepertinya tak berhubungan satu dengan yang lainnya, bahkan beberapa hal nampak berlawanan. Sebenarnya dalam berpolitik pun butuh seni, namun tentu saja bukan seni murni yang menghasilkan karya-karya artistik, lebih kepada seni dalam hal berkomunikasi dan berinteraksi dengan 'lawan maupun kawan politik'nya Banyak muncul aspirasi beragam dari elemen masyarakat yang menilai cita-cita pembentukan Provinsi Banten sampai kini belum maksimal tercapai.

Hal itu terlihat dari berbagai sektor pembangunan yang belum mampu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat Banten. Karenanya, mereka meminta kepada Gubernur Banten Rano Karno penerus estafet untuk segera meningkatkan pelayanan kesehatan, menyelesaikan pembangunan infrastruktur, penegakan supremasi hukum, dan transparansi keuangan daerah.Selain itu, mereka juga meminta kepada gubernur untuk menuntaskan masalah pendidikan rakyat, peningkatan kualitas kesehatan, meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan menuntaskan pembangunan.

Mudah mudahan semboyan kebanggaan “Mari Bersama melanjutkan Membangun Banten” yang telah melekat di hati umat, menjadi dasar baginya untuk terus menggalang persatuan, persaudaraan dan kebersamaan, dengan memperhatikan secara sungguh-sungguh masalah pendidikan, kesehatan dan ekonomi sebagai tiga pilar kesejahteraan bersama bukan hanya isapan jempol saja.Di sinilah saya melihat sebuah permasalahan untuk ekonomi banten ke depan, pertama, stagnasi ekonomi.

Repotnya, banten sangat dekat sekali jakarta sebagai pusat ekonomi dan kekuasaan. Tercatat mulai muncul gelombang “protes” terhadap kinerja Rano Karno Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Banten kembali melakukan aksi unjuk rasa di depan gerbang Setda Provinsi Banten, KP3B, Kota Serang, Kamis (10/9/2015).Dalam aksi tersebut PMII menagih janji Gubernur Banten Rano Karno untuk mundur jika mendapatkan opini Disclaimer pada LHP BPK.

“Saat mendapatkan opini disclaimer pada LHP BPK tahun anggaran 2013, Rano Karno yang saat itu masih menjadi Plt Gubernur berjanji akan mundur jika kembali mendapatkan opini disclaimer. Buktinya tahun 2014 Banten kembali disclaimer,” kata Korlap Abdul Rojak. Pascaturunnya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 135/M 2015 terkait Pemberhentian Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten Kurdi Matin, Gubernur Banten Rano Karno bersama Sekda Banten yang baru Ranta Soeharta dan Ketua DPRD Banten Asep Rahmatullah serta sejumlah pejabat lainnya, tiba-tiba mendatangi salah seorang tokoh ulama besar di Banten yakni Abuya KH Muhtadi Dimyati, pemimpin Pondok Pesantren di Cidahu, Cadasari, Pandeglang.

Langkah yang dilakukan Rano Karno ini dinilai Direktur Eksekutif Aliansi Lembaga Independen Peduli Publik (ALIPP) Uday Suhada, sebagai bentuk penggalangan dukungan karena merasa dirinya terancam, menyusul reaksi keras dari sejumlah tokoh ulama, tokoh masyarakat, dan mahasiswa di Banten terhadap kebijakan pemberhentian Sekda Banten Kurdi Matin yang sarat dengan motif politis dan mengangkangi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). Tak heran jika kemudian, puluhan warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Banten Bersatu melakukan unjuk rasa di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang, Kamis, 3 September 2015 lalu.

Mereka menilai, sejauh ini Rano Karno tidak memiliki prestasi kerja apa-apa. Malahan, mungkin Banten di bawah Rano Karno mengalami kemunduran. Kemiskinan meningkat, pengangguran bertambah dan pertumbuan ekonomi juga menurun. Lembaga Kajian Independen (LKI) Banten menilai Rano Karno tidak memiliki konsep yang jelas pembangunan untuk membangun Banten. Bahkan Rano dinilai gagal menekan angka kemiskinan di Banten.

Berdasarkan data statitistik Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten menyebutkan pada bulan September 2014, jumlah penduduk miskin di Banten mencapai 649,19 ribu orang atau 5,51 persen. Jumlah itu meningkat 26,35 ribu orang atau 4,23 persen dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2013 yang hanya sebanyak 622,84 ribu orang atau 5,35 persen. Ini juga menunjukkan jika kakak Suti Karno ini, tidak memiliki pengalaman dalam tata kelola pemerintahan dan administrasi, sehingga Banten ditangan Rano Karno bukannya bertambah maju, malah kian terpuruk. Sebagai ilustrasi sisa lebih penggunaan anggaran (silpa) 2014 mencapai Rp 1,6 triliun. Hal ini, menunjukkan bahwa kinerja aparatur pemerintah di bawah kepemimpinan Rano Karno masih sangat lemah.

Selain itu, Rano Karno juga harus bertanggungjawab terhadap kekisruhan masyarakat Banten saat ini. Sebagian besar dari mereka tidak percaya dengan kepemimpinan Rano Karno sehingga pemerintahan terganggu, dan akselerasi roda pembangunan melambat. Ya, kekuasaan di tangan Rano Karno, tak seperti ‘tukang insinyur’ yang mampu merubah hidupnya, dari keluarga sederhana, kemudian sukses meraih mimpinya karena kerja keras dan pantang menyerah. Padahal, sosok yang semacam itulah yang kita perlukan dalam memajukan Provinsi Banten yang kita cintai ini. Sekilas Rano Karno Sebelum terjun di dunia politik, khalayak mengenal Rano Karno sebagai seorang aktor. Film-filmnya dikenal masyarakat sejak era 1970 an hingga 1980 an. Kemampuan beraktingnya itu terus berlanjut sampai 1990 an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun