Mohon tunggu...
Budi Harsoyo
Budi Harsoyo Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti Ahli Madya

Koordinator Laboratorium Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca - Badan Riset dan Inovasi Nasional

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Memahami Teknologi Modifikasi Cuaca: Definisi, Sejarah dan Pemanfaatannya di Indonesia (Bagian Pertama)

6 November 2022   15:45 Diperbarui: 6 November 2022   15:56 1336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 3. Sejumlah tujuan pemanfaatan implementasi TMC di Indonesia | Dok Pribadi

Sejarah Perkembangan TMC di Indonesia

Sejarah perkembangan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Indonesia bermula dari gagasan Presiden RI ke-2, Soeharto, yang menginginkan dilaksanakannya kegiatan hujan buatan di Indonesia untuk memberikan dukungan kepada sektor pertanian di Indonesia. 

Beliau ingin mencontoh keberhasilan sektor pertanian di Thailand yang melakukan aktivitas hujan buatan untuk mendukung kebutuhan air untuk sektor pertaniannya. 

Gagasan tersebut direspon oleh Prof.Dr.Ing.BJ Habibie yang saat itu menjabat selaku Penasihat Presiden Bidang Teknologi dengan melakukan proyek percobaan hujan buatan pada tahun 1977 di daerah Bogor, Sukabumi dan Solo dibawah asistensi Prof. Devakul dari Royal Rainmaking Thailand.

Awalnya pada periode tahun 1976 – 1978 Hujan Buatan berada di Direktorat Agronomi Divisi Advanced Technology Pertamina dan kegiatannya masih bersifat percobaan. 

Pada tahun 1977, status percobaan ditingkatkan menjadi Proyek Hujan Buatan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Riset RI Nomor: 016/M/Kp/VII/77 tanggal 1 Juli 1977. Tahun 1978, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berdiri dan Proyek Hujan Buatan berada pada Direktorat Pengembangan Kekayaan Alam (PKA). 

Pada bulan Desember 1985, status Proyek Hujan Buatan ditingkatkan menjadi Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan (UPTHB) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi/Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi No: SK/342/KA/ BPPT/XII/1985 tanggal 3 Desember 1985, yang kemudian pada tanggal 19 Oktober 2015 berubah nomenklatur menjadi Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) berdasarkan Peraturan Kepala BPPT No. 10 Tahun 2015, yang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan Teknologi Modifikasi Cuaca.

Selanjutnya dengan diterbitkannya Peraturan Presiden No.78 tahun 2021 tentang Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), BPPT bertransformasi melebur ke dalam BRIN dan layanan jasa TMC saat ini ditangani oleh Laboratorium Pengelolaan TMC pada Direktorat Pengelolaan Laboratorium, Fasilitas Riset dan Kawasan Sains dan Teknologi di bawah koordinasi Deputi Bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi - BRIN.

Gambar 1. Ir. Soebagio (kedua dari kiri) Ketua Tim Hujan Buatan mendampingi Prof.Dr.Ing. BJ Habibie saat mengawali percobaan hujan buatan di Indonesia | Sumber: bajangjournal.com
Gambar 1. Ir. Soebagio (kedua dari kiri) Ketua Tim Hujan Buatan mendampingi Prof.Dr.Ing. BJ Habibie saat mengawali percobaan hujan buatan di Indonesia | Sumber: bajangjournal.com

Pemanfaatan TMC di Indonesia

Sejak pertamakali dikembangkan pada akhir dekade tahun 1970’an, TMC sudah banyak dimanfaatkan oleh instansi pemerintah maupun swasta/BUMN yang membutuhkan tambahan air hujan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun