Dedy menyatakan, tuduhan Anies pro terhadap khilafah adalah omong kosong. "Bagaimana mungkin Anies dianggap pro khilafah, sementara ia didikan Barat," katanya kepada Populis.id (14/05/2022).
Bantahan bahwa Anies pro khilafah dengan argumen bahwa ia didikan Barat justru mengarahkan pada dugaan bahwa Anies mempunyai hubungan erat dengan Barat.
Presiden Haidar Alwi Institute (HAI) dalam perbincangannya di kanal Youtube Kanal Anak Bangsa menyatakan bakal calon presiden (bacapres) Partai NasDem disebut pernah menjadi anak emas elit Amerika. Hal ini yang membuat Anies diduga bakal menjadi boneka Amerika jika terpilih menjadi presiden.
Antara lain disebutkan Haidar, bahwa tahun 2009 Anies mendampingi SBY untuk dapat penghargaan dari Boston Club, proyek pembaruan Amerika Serikat dalam rangka new world era yang dibiayai oleh konglomerasi Yahudi.
Boston Club, sebuah klub elite pengusaha dan orang ternama Amerika, menjadi komunitas di balik persiapan Anies menjadi boneka Amerika. Dan Haidar beberkan program pertukaran pelajar era Soeharto atau American Field Service (AFS) jadi awal persiapan Anies menjadi boneka kalangan elite Boston Club.
Sedangkan politikus senior Zulfan Lindan menyebutkan bahwa Anies Baswedan menjadi pemangku gelar "golden boy of America" selanjutnya, setelah SBY. Kemudian Anies sebagai gubernur DKI Jakarta enggak pernah kunjungan ke Rusia, Cina, berarti Amerika Serikat melihat memang ia the second golden boy, kata Zulfan.
Salah satu sumber lain yang menjelaskan kedekatan Anies Baswedan dengan Amerika adalah kawat diplomatik Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta ke Central Intelligence Agency (CIA), Defence Intelligence Agenci, National Security Council dan Menteri Luar Negeri AS terkait Anies Baswedan.
Kawat yang dikirim 25 September 2009 berisi permintaan visa clearance untuk Anies Baswedan yang mengajukan visa untuk berkunjung ke AS.
Dua agenda Anies dalam kunjungannya ke AS kala itu adalah menerima penghargaan dari Northern Illionis University, serta mendampingi SBY yang kala itu masih menjadi Presiden RI untuk bertemu kalangan akademisi di Boston.
Dalam kawat tersebut Kedubes AS di Jakarta melaporkan tentang profil Anies: "Teman AS dan secara pribadi dikenal oleh Duta Besar." Selain itu dilaporkan bahwa Anies Baswedan adalah teman bagi AS, baik secara pribadi ataupun dalam pernyataan publik. (JawaPos.com, 19/02/2017)
Sumber lain menyebutkan, bahwa Anies Baswedan ini "istimewa" di mata pemerintah Amerika Serikat karena dia bisa mendapatkan beasiswa ke Amerika sejak masih SMA, lalu mendapatkan beasiswa dari Amerika lagi dan lagi ke Amerika Serikat untuk program Master (S2) dan Doktor (S3).