Mohon tunggu...
Budi Kasmanto
Budi Kasmanto Mohon Tunggu... Penulis - Pendeta - Penulis - Jurnalis

Sejak 1994 bekerja sebagai pendeta di Bali. Tahun 2020-2022 menjadi pendeta di Manokwari, Papua Barat. Sejak Oktober 2023 menjadi pendeta di Jayapura, Papua. Bukunya berjudul "Panggilan Berkhotbah" diterbitkan oleh Penerbit ANDI Yogya. Sejak 2012 menjadi jurnalis Majalah Suara Baptis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gawat, Empat Isu Hadang Anies Nyapres!

11 Oktober 2022   17:29 Diperbarui: 11 Oktober 2022   17:36 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabloit pencitraan Anies Baswedan. Sumber: Viva Malang

Niat Anies Baswedan maju di Pilpres 2024 akan terhadang oleh empat isu berkaitan dengan prestasi, korupsi, politik identitas dan khilafah.

Isu-isu tersebut akan menghadang dan bahkan menjegal Anies dengan keras. Memang cukup berat bagi Anies untuk melangkah. Berat bagi pendukungnya untuk mengangkat citranya. Berat juga pagi parpol untuk mengusungnya. Sepertinya, perjalanan Anies menuju RI-1 dalam keadaan gawat!

Isu Prestasi

Oleh para pendukungnya, melalui media sosial yang mereka kelola, Anies dipuji sebagai memiliki segudang prestasi dan penghargaan.

Bahkan sempat beredar tabloid berisi prestasi Anies Baswedan dibagikan di Masjid di Malang.

Tetapi, prestasi Anies yang digaungkan para pendukungnya itu diragukan oleh banyak pihak. Anies menghadapi banyak tentangan yang pertama-tama datang dari kader partai yang mendukungnya, kemudian dari pengamat politik dan juga dari partai lawannya.

Segera setelah Nasdem mendeklarasikan pencalonan Anies banyak kadernya mengundurkan diri. Pengunduran diri bukan hanya dilakukan kader di pusat, tapi juga di daerah.

VIVA.co.id mengabarkan bahwa gegara dukung Anies, kader partai NasDem mundur bertambah. Dikutip bahwa seorang kader NasDem dari Malang yang "mengakui belum melihat kapasitas Anies sebagai seorang pemimpin. Menurutnya, masih ada putra terbaik bangsa yang lebih berkompeten untuk dijadikan presiden".

Pakar politik Ujang Komarudin menyebut belakangan Anies mulai menunjukkan beberapa prestasi yang menyebabkan elektabilitasnya naik. Tetapi ada pakar lain yang meragukan prestasi Anies.

Sikap pesimis dinyatakan oleh Profesor Dr. Tjipta Lesmana yang viral dan trending di Twitter. Pasalnya, profesor komunikasi yang diundang sebagai narasumber dalam sebuah talkshow yang dihadiri mayoritas simpatisan Anies Baswedan ini, bukannya memuji tapi malah mempertanyakan prestasinya.

Pernyataannya dikutip klikanggaran.com, "Saya ngomong apa adanya, sekarang orang lagi waah, Anies Anies Anies, pertanyaannya, apa prestasi Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta? Coba lihat, banjir, semalam orang pada maki-maki semuanya, saya juga kena semalam, mana? Lihat itu, apa, polusi udara, salah satu kota paling kotor di dunia, polusi is Jakarta.

Tentangan juga datang dari parpol lawan, tentu saja.

Walaupun bagi Nasdem dan PKS Anies adalah gubernur dengan prestasi membanggakan dan keren, tapi dipandang sosok yang biasa-biasa oleh koalisi seberang.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mempertanyakan prestasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang saat ini disebut sebagai calon presiden potensial.

Sementara Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menyebut capres dari Partai Nasdem Anies Baswedan tak begitu istimewa.

Mohamad Guntur Romli pun menyoroti bagaimana ibu kota kembali diserang oleh banjir, salah satu bagian dari permasalahan primer DKI Jakarta. Menurut Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini, selama lima tahun, Anies telah gagal karena hanya menggunakan teori saja. (wartaekonomi.co.id)

Isu Korupsi

Hops.id mengabarkan, Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas berkata bahwa pemeriksaan Anies Baswedan murni sebagai upaya penegakan hukum yang dilakukan oleh KPK atas dugaan korupsi penyalahgunaan anggaran penyelenggaraan Formula E dan penyalahgunaan wewenang sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Menurutnya, penyelidikan itu dilakukan atas dasar bukti yang telah didapat sekaligus membantah adanya politisasi yang dilakukan oleh PDIP dan PSI. Jadi sangat berpotensi Anies ditetapkan sebagai tersangka atas kasus Formula E.

Liputan6.com menulis, anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Anthony Winza Probowo menjelaskan alasan penolakan PSI terhadap Pertanggungjawaban Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan atas Pelaksanaan APBD (P2APBD) DKI Jakarta 2021.

Anggota Komisi B sekaligus Anggota Badan Kehormatan DPRD DKI Jakarta ini juga menjabarkan alasan-alasan utama Fraksi PSI DKI Jakarta menolak P2APBD. Antara lain, Anthony menyebut bahwa ada puluhan temuan Badan Pengelola Keuangan yang menjadi indikasi adanya penyimpangan dalam pelaksanaan anggaran di 2021. Bahkan, menurut Anthony ada kelebihan bayar hingga ratusan miliar.

Berikutnya, Anthony menilai Renegosiasi kontrak Formula E tidak Transparan. Menurut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK Tahun Anggaran 2021 adanya renegosiasi Formula E dengan PT Jakarta Propertindo. PT Jakpro masih harus membayar sekitar 90 Miliar Rupiah kepada Formula E.

Isu Politik Identitas

Istilah politik identitas mulai ramai dibincangkan saat Pilkada DKI Jakata 2017. Dan contoh keberhasilan politik identitas dalam aspek agama adalah kemenangan Anies Baswedan dalam Pilkada DKI Jakata 2017. Politik identitas itu terjadi secara menonjol dan massif.

Katalogika.com mengunggah tulisan tentang politik identitas yang digunakan Anies. Disebut bahwa media asal New York Reuters menuding kemenangan Anies Baswedan sebagai gubernur diraih lewat politik identitas dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Dan sejak Pilkada DKI itu sejumlah kalangan publik dan media mencap Anies sebagai Bapak Politik Identitas. Cap ini melekat kuat, karena pengalaman Pilkada itu memang sangat membekas di benak banyak orang. Dan rupanya membekas pula di benak beberapa kader Nasdem.

Ternyata, keputusan NasDem dalam mengusung Anies Baswedan membuat sejumlah kadernya hengkang.

Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial Politik Unwira Kupang, Mikhael Raja Muda Bataona, menulis "Telaah - Membedah keputusan Nasdem mengusung Anies Baswedan". Antara lain ia menulis, bagi pemilih Nasdem yang sejak 2017 sudah menjadi pendukung partai Nasdem sebagai Partai tengah nasionalis, juga karena Nasdem adalah partai pembela Ahok dan pembela kelompok minoritas, keputusan Nasdem mendukung Anies ini kontraproduktif dan menyakitkan. (kupang.antaranews.com)

Isu Khilafah 

Pegiat media sosial Chusnul Chotimah menyebut Anies masih mesra dengan sejumlah kelompok radikal yang mengusung Khilafah. Ia menyebut bahwa bukan cuma HTI dan FPI di belakang Anies.

Pegiat media sosial Denny Siregar, yang dicap oleh pendukung Anies sebagai pembenci Anies, menuturkan bahwasanya selama ini dia hanya mencoba melawan kelompok khilafah yang menjadikan Anies sebagai tokoh mereka, sebagai symbol untuk agenda besar mereka.

Sedangkan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Anak Bangsa (LKAB) Rudi S Kamri terang-terangan mengatakan masa depan bangsa Indonesia dalam bahaya besar jika Anies Baswedan terpilih menjadi Presiden RI selanjutnya pada Pemilu 2024 mendatang.

Menurutnya, jika Gubernur DKI Jakarta itu sukses merengkuh kursi RI I, maka ideologi pancasila bakal diubah sebab mayoritas pendukung Anies Baswedan berasal dari kelompok pro khilafah. Mereka bakal menyingkirkan pancasila dan menegakan ideologi khilafah.

Dan Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus, dikutip rimanews.id mengatakan, kolaborasi eks ormas-ormas terlarang dalam membangun kekuatan negara Khilafah di Indonesia tampaknya semakin menjadi. Gawatnya, mereka tampil secara terbuka menyampaikan dukungan terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres 2024... Suka atau tidak suka Anies Baswedan harus diwaspadai terutama dalam proses negara ini melahirkan pemimpin nasional.

Jadi, empat isu utama akan mengganjal pencalonan Anies sebagai presiden pada pemilu 2024. Tentu saja, isu-isu tersebut akan digunakan semaksimal mungkin oleh lawan politiknya.

Padahal, mengenai prestasinya Anies tidak mempunyai kesempatan untuk memperbaikinya. Hasil kerjanya selama lima tahun sudah ada rapotnya, tak mungkin lagi diubahnya.

Mengenai isu korupsi, khususnya berkaitan dengan Formula E, Anies masih belum aman. Masih ada kemungkinan KPK akan memanggilnya dan menjadikannya tersangka.

Mengenai isu politik identitas, apakah Nasdem yang di Pilkada lalu mendukung Ahok, dapat menghapus jejaknya?

Megenai isu khilafah, mungkinkah Anies menjaga jarak atau bahkan menjauhkan diri dari para pendukung khilafah yang mendukungnya di pilkada lalu? Atau akankah mereka mendukung secara tersembunyi?

  • Budi Kasmanto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun