Dalam tulisannya Roedy menanggapi Freddy Mutiara yang menulis tentang Anies Baswedan telah meneladani Kristus. Roedy mengatakan bahwa dengan perkataannya itu Freddy bisa dianggap melakukan penistaan agama. Lagi Roedy berkata, kalau Freddy memang merasa perlu menjilat Anies Baswedan, silakan saja tapi jangan menggunakan Yesus untuk melakukan hal tersebut.
Dan mengenai penobatannya sebagai Bapak Kesetaraan Indonesia, Ricke Senduk dalam Seide.id menulis opini dengan judul "Anies Bapak Kesetaraan Indonesia ??"
Ricke menulis antara lain, "Kalau setelah dapat dana lalu memuji-muji, bahkan menjilat pun masih dimaklumi. Tapi kalau karena dapat jatah Boti lalu mengklaim semua berita tentang Anies tidak benar karena Anies seorang nasionalis, pluralis, itu sudah menjual kebenaran."
Indonesia bukan hanya sebesar Gereja Pentakosta, tulis Ricke, dan agama bukan hanya Kristen Pentakosta doang. Kristen saja ada banyak. Belum lagi Katholik, Islam, Budha, Hindu dan lainnya. Silahkan saja kalau Pentakosta mau menobatkan Anies sebagai "Bapak Kesetaraan Gereja Pentakosta," tidak usah bawa-bawa Indonesia.
Dilihat dari sisi gereja, tentu saja Anies tidak layak mengenakan stola karena ia bukan pendeta atau pejabat gereja. Ia juga tidak layak disebut telah meneladani karakter dan ajaran Yesus Kristus, karena bahkan tidak seorang pun pemimpin gereja yang merasa layak disebut telah meneladani karakter dan ajaran Yesus. Terakhir, Anies lebih tidak layak disebut Bapak Kesetaraan Indonesia.Â
Apakah dia telah mendamaikan atau menyetarakan kelompok pendukungnya dengan kelompok-kelompok korban politik identitas yang dimainkannya?
Semua yang kelihatan seperti pujian tersebut di atas, ternyata hanya pujian kosong. Para pemimpin gereja tersebut telah nge-prank Anies dengan memberikan sesuatu yang tak bermakna.
Rupanya dengan menerima pujian para pemimpin gereja tertentu tersebut Anies telah melakukan blunder. Bukan citra baik yang diperolehnya, malahan citra negatif di lingkungan gereja, yang mungkin justru akan memperberat langkahnya menjadi capres 2024.
Jadi usaha Anies mencuci noda politik identitas dengan masuk gereja ternyata sia-sia. Ia hanya mendapat puja-puji palsu dari beberapa pemimpin gereja yang tentu saja tidak berhak mewakili seluruh gereja-gereja di Jakarta apalagi di Indonesia.
(Budi Kasmanto)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H