Indonesia Emas 2045 merupakan impian gemilang yang tengah dipersiapkan oleh bangsa ini. Bukan sekedar khayalan, tapi merupakan visi memukau yang diterjemahkan dalam berbagai kebijakan strategis pemerintah. Implementasi tekad nan tangguh menjelma menjadi segala usaha untuk muwujudkan visi yang dianggap sebagai tonggak penting dalam sejarah negara yang hampir berusia seratus tahun ini.
Masa depan Generasi Emas 2045 dipandang sebagai kunci utama dalam pembangunan dan kemajuan bangsa. Langkah yang diambil oleh generasi muda saat ini memiliki implikasi yang besar terhadap pencapaian cita-cita Indonesia Emas 2045. Hal itu dikarenakan generasi muda memiliki peran vital untuk menentukan masa depan bangsa. Oleh karenanya segala langkah untuk mengoptimalkan potensi generasi muda menjadi fokus utama. Pun segala hambatan dalam optimalisasi potensi generasi muda juga menjadi perhatian serius.
Salah satu hambatan serius yang dihadapi generasi muda sekarang ini adalah permasalahan radikalisme, yang menjadi akar tindakan terorisme. Bisa dikatakan bahwa tindakan terorisme sudah pasti karena terpapar paham radikal, tapi mereka yang terpapar tidak serta merta menjadi teroris. Permasalahan radikalisme adalah permasalahan kompleks yang tidak murni hanya disebabkan permasalahan agama saja, faktor pendidikan dan tingkat ekonomi yang lemah juga turut bersumbangsih terhadap penyebaran paham radikalisme. Memang kita akui masih banyak pekerjaan rumah di sektor pendidikan dan sektor ekonomi, terkait generasi muda Indonesia, masih banyak yang tidak sekolah dan tidak bekerja.Â
Itulah mengapa kita membutuhkan kehadiran Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), selama kurun waktu 14 tahun ini telah bersumbangsih terhadap penurunan angka terorisme di Indonesia. Dengan menerapkan srategi pentahelixnya, terjadilah sinergi yang baik antara BNPT dengan seluruh elemen masyarakat; kementrian/lembaga, Pemda, akademisi, media yang berperan meresonansi nilai-nilai nasionalisme dan moderasi beragama. Dengan strategi pentahelix, kerjasama lintas sektor terbangun, ini dapat menjadi jalan perbaikan masing-masing sektor untuk sama-sama memberantas akar radikalisme.
Meski bubarnya Jamaah Islamiyah (JI) menjadi kado indah untuk HUT BNPT ke-14, namun tetap BNPT tidak boleh lengah dalam penanganan radikalisme, terlebih menyangkut nasib generasi kaum muda. Walau indeks potensi radikalisme mengalami penurunan bahkan dalam kondisi zero attack terorism seperti sekarang, kita tetap harus waspada. Ingat, terorisme tidak mati, sangat mungkin strateginya yang berubah. Tidak lagi melancarkan serangan akan tetapi menyemai bibit radikalisme di kalangan generasi muda, remaja, dan anak-anak, lebih menakutkan bukan, daripada serangan teror. Jika mereka terpapar sejak anak-anak dan remaja, bisakah kita bayangkan bagaimana paham radikalisme itu mengakar di jiwa mereka, sangat sulit untuk memulihkan atau mengembalikannya agar tidak radikal.
BNPT melalui program-programmnya selalu berjibaku melawan radikalisme dan terorisme. Terus berinovasi dan melakukan kerjasama dengan semua pihak. Kita yakin dengan bertambahnya umur BNPT akan semakian matang, pengalaman belasan tahun dapat dikembangkan untuk menggelorakan anti kekerasan demi tercapainya Indonesia damai menuju Indonesia Emas 2045.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H