Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mempertahankan Budaya Saling Peduli dan Berbagi di Bulan Suci

7 April 2024   09:02 Diperbarui: 7 April 2024   09:08 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagi Takjil - buk.ung.ac.id

Banyak perubahan yang begitu mendasar ketika memasuki bulan suci Ramadan. Banyak masyarakat yang awalnya tidak baik, langsung berubah menjadi baik. Yang awalnya jarang melakukan sholat, menjadi sering sholat. Yang awalnya jarang mengaji, menjadi lebih sering mengaji. Tidak ada masalah. Hal tersebut lumrah terjadi. Karena bulan suci Ramadan memang merupakan bulan yang sangat special bagi seluruh umat muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Di bulan suci Ramadan, berlimpah pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT. Di bulan Ramadan juga terdapat malam Lailatul Qadar. Banyak orang berburu bisa mendapatkan keberkahan malam Lailatul Qadar, di 10 terakhir bulan Ramadan. Cara yang ditempuh pun bermacam. Ada yang aktif melakukan ibadah, memperbanyak sholat hingga melakukan sedekah.

Pada dasarnya, karakter masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang saling peduli, saling menghargai dan saling tolong menolong antar sesama. Hanya saja, dalam perjalanannya tak jarang diantara kita yang memilih berbeda. Banyak faktor yang membuat masyarkat memilih menjadi tidak baik, intoleran bahkan ada yang menjadi radikal. Semuanya itu karena kesalahan mereka dalam mengakses informasi, salah pergaulan dan salah dalam memahami agama.

Tak jang dari orang-orang yang sudah terpapar bibit kebencian tersebut, masih terus melakukan perbuatan tidak baik selama di bulan suci. Mungkin tidak ada niat, tapi karena terlalu sering melakukan perbuatan tidak terpuji, hal tersebut akhirnya terus terbawa. Contoh sederhana adalah melakukan posting informasi yang menyesatkan. Sekilas memang terkesan sederhana, tidak menyakiti orang lain, tapi dampaknya sangat mengerikan. Apalagi informasi yang disebarkan tersebut merupakan informasi hoaks dan mengandung kebencian.

Mari kita tinggalkan segala bibit buruk yang mungkin masih ada dalam diri. Mari gunakan bulan Ramadan ini sebagai bulan pembersihan diri. Perbuatan tidak baik jelas tidak memberikan manfaat. Perbuatan tidak baik justru akan merusak tatanan kehidupan yang sudah berjalan. Karena itulah tidak ada alasan untuk masih tetap mempertahankan bibit negative. Ingat, Indonesia adalah negara yang sangat majemuk. Perbedaan suku, agama, bahasa dan budaya menjadi hal yang biasa.

Tak jarang dari masyarakat yang sudah terpapar intoleransi, seringkali mempersoalkan perbedaan latar belakang tersebut. Dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam dan lain sebagainya. Padahal dalam Islam sendiri tidak pernah mempersoalkan yang namanya keberagaman. Islam justru merangkul keberagaman itu sendiri. Ingat, ketika Islam masuk ke Jawa, kondisi masyarakat ketika itu sudah banyak yang memeluk agama Hindu, Budha dan aliran kepercayaan. Wali Songo yang menyebarkan Islam ketika itu, tidak pernah mempersoalkan. Bahkan Islam juga tidak pernah menggusur agama dan budaya yang sudah ada sebelumnya. Yang terjadi justru akulturasi. Dan jejaknya masih bisa kita temukan hingga saat ini.

Jangan hanya banyak memperbanyak kebaikan di bulan suci. Mari terus pertahankan hingga di bulan-bulan berikutnya, dalam kehidupan sehari-hari. Ingat, kita semua pada dasarnya memiliki bibit kebaikan dalam diri. Terus jaga dan control, agar menjadi pengendali dalam setiap keputusan. Jangan biarkan bibit negative mengambil alih, yang bisa berdampak pada output yang tidak baik. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun