Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saatnya Hijrah Meninggalkan Kebencian Menuju Cinta Kasih

30 Juli 2022   20:54 Diperbarui: 30 Juli 2022   21:01 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Damai Itu Indah - jalandamai.org

Persoalan ujaran kebencian di negeri ini seakan tidak ada habisnya. Pelakunya pun sudah bukan lagi masyarkat yang mempunyai latar belakang pendidikan rendah, atau masyarakat yang tidak tahu apa-apa. 

Pelaku penyebaran kebencian ini belakangan justru muncul dari kalangan terpelajar. Bahkan secara status sosial masuk dalam kategori orang terpandang.

Jika kita lihat kebelakang, banyak pelaku penyebaran kebencian yang harus berhadapan dengan proses hukum. Beberapa waktu lalu yang ramai adalah kasus Roy Suryo. Siapa yang tidak kenal dengan tokoh politik ini? 

Dari sisi literasi, semestinya sudah tidak ada persoalan. Namun entah kenapa, yang bersangkutan dengan sadar menyebarkan ujaran kebencian yang berujung pada penetapan tersangka.

Sebelum itu, pimpinan ormas keagamaan yang baru saja dibubarkan, juga sempat berurusan dengan aparat keamanan perihak kebencian ini. Yang belum diproses secara hukum, tentu jumlahnya lebih banyak lagi. 

Lihat saja apa yang terjadi di media sosial. Hanya karena persoalan sepele, ujaran kebencian menjadi pilihan sebagian orang. Ironisnya, penyebab saling membenci tersebut mulai dari hal sepele, hingga hal yang seharusnya tidak dipersoalkan.

Hanya karena perbedaan pilihan politik, antar sesama bisa saling membenci. Karena perbedaan pandangan bisa saling benci. Bahkan, berbeda keyakinan juga bisa saling benci. Ada apa dengan kita? Bukankah berbeda menjadi hal yang lumrah di negeri ini? 

Mau berbeda pilihan atau keyakinan sekalipun. Indonesia adalah negara yang sangat dipenguhi dengan keberagaman. Sudah semestinya, tidak ada yang mempersoalkan keberagaman di negeri ini. 

Namun faktanya, masih saja ada yang saling membenci, saling memprovokasi hanya karena perbedaan.

Semuanya ini memang tak bisa dilepaskan dari kelompok radikal, yang terus berusaha menyebarkan bibit radikalisme di media sosial. Kelompok ini seperti tak ada matinya. 

Mereka terus memanfaatkan perkembangan zaman, untuk memunculkan generasi baru. Karena itulah menjadi tugas kita bersama, untuk terus mengingatkan bahwa saling membenci itu bisa memicu terjadinya perpecahan. Saling membenci justru mendekatkan diri pada praktek intoleransi dan radikalisme.

Bertepatan dengan tahun baru hijriyah ini, mari kita tinggalkan segala bibit kebencian yang ada dalam diri kita masing-masing. Dalam Islam atau agama yang lainnya, tidak ada yang mengajarkan untuk saling membenci. 

Dalam budaya masyarakat Indonesia, juga tidak ada suku-suku yang mengajarkan untuk saling membenci. Justru budaya kita mengajarkan untuk saling menghargai, menghormati dan saling meminta maaf jika melakukan kesalahan.

Tidak manfaatnya memeliharan bibit kebencian. Tidak ada manfaatnya saling menebar kebencian antar sesama. Negeri ini justru butuh generasi yang bisa merangkul keberagaman, demi terciptanya perdamaian. 

Alangkah indahnya negeri ini juga kita bisa hidup berdampingan dalam keberagaman. Ibarat sebuah taman bunga yang dipenuhi tanaman yang beraneka ragam, akan terlihat indah jika saling berdampingan. Salam toleransi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun