Saat ini, seluruh umat muslim di seluruh dunia sedang menjalankan ibadah puasa. Di bulan Ramadan ini, semua umat muslim sedang belajar mengendalikan hawa nafsunya.Â
Tidak hanya menahan rasa lapar dan haus, tapi juga menahan segala perbuatan buruk. Karena bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh keberkahan, wajar jika umat muslim di bulan ini berlomba-lomba berbuat baik untuk mendapatkan keberkahan.
Kenapa setiap muslim perlu mengendalikan hawa nafsunya di bulan Ramadan? Karena segala perbuatan manusia berawal dari nafsu. Nafsu yang tak dikendalikan bisa berujung pada perilaku yang tidak baik.Â
Nafsu ingin berkuasa, nafsu ingin menjadi pemenang, nafsu ingin menjadi terkenal, ataupun nafsu yang lain seringkali mengendalikan pribadi seseorang.Â
Akibatnya, segala cara dilakukan karena tak bisa mengendalikan nafsu tersebut. Intinya, segala persoalan yang terjadi di bumi ini, tidak akan terjadi jika manusia bisa mengendalikan hawa nafsunya.
Dalam Islam mengenal tiga macam nafsu. Yaitu nafsu mutmainnah, yang bisa membuat seseorang lebih tenang dalam ketaatan. Lalu, nafsu ammarah yang bisa mengarahkan pada perilaku yang buruk.Â
Serta nafsa lawwmah, yaitu nafsu yang sudah mengenal baik dan buruk, tapi lebih cenderung pada keburukan. Semua nafsu yang melekat pada diri manusia itu, harus dikendalikan. Dan salah satu cara untuk mengendalikan hawa nafsu dengan cara berpuasa.
Dan barang siapa bisa melewati Ramadan dengan benar dan sungguh-sungguh, maka akan mendapatkan fitrahnya sebagai manusia. Hari raya idul fitri akan melengkapinya dengan saling meminta dan memberikan maaf.Â
Setelah menjalankan ibadah puasa, setiap manusia akan kembali menjadi pribadi yang bersih, karena segala dosa-dosanya telah dihapuskan. Hanya saja, semua itu akan percuma jika manusia masih saja melakukan kejelekan.
Menebar provokasi, kebencian dan kebohongan adalah contoh perilaku jelek yang sering dilakukan di era milenial ini. Atas nama kepentingan politik, seseorang bisa menjatuhkan elektabilitas elit dengan berita bohong.Â
Atas nama suka tidak suka, seseorang bisa menebar kebencian ke orang lain. Padahal, Islam tidak pernah mengajarkan hal tersebut. Sepanjang tahun politik ini, seseorang bisa dengan mudah menebar kebencian, memelihara amarah, hanya karena persoalan perbedaan pilihan politik.Â
Bahkan pekan kemarin, protes menolak hasil pilpres, berujung rusuh hanya karena terprovokasi pesan-pesan negative elit di media sosial.
Salah satu fitrah manusia adalah memanusiakan manusia. Artinya, sifat dasar manusia pada dasarnya adalah saling menghargai dan menghormati, saling tolong menolong antar sesama tanpa melihat apa latarbelakangnya.
 Fitrah manusia akan tercermin dalam setiap perilaku dan ucapannya. Jika masih ada manusia yang tidak mau mengikuti fitrahnya, maka mereka belum sepenuhnya menjadi manusia yang seutuhnya. Karena manusia yang seutuhnya adalah mau dan mampu memanusiakan manusia yang lain.Â
Dan Ramadan mengajarkan itu semua. Sudahkah kita melakukan itu? Jika belum masih ada waktu untuk melakukannya. Semoga Ramadan bisa jadi ajang untuk saling belajar dan introspeksi bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H