Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Cerdas Berpolitik, Menyehatkan Demokratisasi Negeri

27 Juni 2018   08:59 Diperbarui: 27 Juni 2018   11:39 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini (27 Juni 2018), 171 daerah menggelar pilkada serentak. Pemilihan kepala daerah ini merupakan bentuk dari demokratisasi di Indonesia. Jika pilkada bisa berjalan damai, aman, jujur dan bertanggung jawab, tentu akan menyehatkan bagi iklim demokrasi di Indonesia. Lalu, apa manfaatnya demokrasi yang sehat bagi Indonesia? Indonesia menganut prinsip kebebasan, tapi tetap saling menghargai perbedaan. 

Indonesia menjunjung tinggi kebebasan berpendapat, tapi tetap tidak boleh saling mencaci dan memaki dalam berpendapat. Indonesia juga memberikan kekebasan bagi masyarakatnya untuk berekspresi, tapi tetap harus mengedepankan adat istiadat dan budaya yang berlaku. Semuanya itu hanya akan terjadi, jika demokrasi di Indonesia bisa berjalan secara sehat.

Seperti yang dikatakan oleh Jean Jacques Rousseau bahwa, 'demokrasi itu ibarat buah yang bagus untuk pencernaan. Tapi hanya lambung yang sehat yang mampu mencernanya.' Untuk membuat 'lambung' yang sehat ini, tentu tergantung kita sebagai warga negara Indonesia. Untuk bisa membuat 'lambung' yang sehat, sangat bergabung bagaimana kita sebagai warga Negara Indonesia, cerdas dalam menyikapi politik. 

Politik harus dihadapi secara suka cita. Tidak boleh disikapi dengan iri, dengki, apalagi caci dan maki. Politik harus disikapi dengan adu ide dan gagasan, bukan ada kekuatan untuk saling menghujat. Bagaimana masyarakat menyikapi perpolitikan nasional, akan mempengaruhi bagaimana demokratisasi di Indonesia.

Cerdas berpolitik harus dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Untuk bisa cerdas dalam berpolitik, tentu perlu proses yang panjang. Salah satu cara yang bisa dilakukan dengan cara melakukan literasi media. Dengan cara seperti ini, tidak ada lagi masyarakat yang mudah terprovokasi oleh berita hoaks. Tidak ada lagi masyarakat yang secara sengaja menyebarkan hoaks, untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Semuanya berkomitmen untuk membuat perdamaian di Indonesia. Tidak hanya dari pihak masyarakat, dari pihak partai politik juga harus mempunyai komitmen yang sama.

Setelah pilkada serentak pada hari ini, Indonesia akan menggelar pilpres dan pileg pada 2019. Pesta demokrasi ini jauh lebih besar dibandingkan pilkada serentak. Jika pesta demokrasi yang digelar pada hari ini bisa berjalan lancar, aman dan damai, perhelatan politik pada 2019 mendatang tentu akan jauh lebih bermanfaat bagi kemajuan negeri ini. Dan untuk menyongsong semua itu, semua masyarakat harus melek politik. 

Untuk bisa melek politik, masyarakatnya harus mempunyai literasi media yang kuat. Literasi yang kuat, akan menghadirkan diskusi yang sehat. Bayangkan jika semua orang, mendiskusikan segala gagasan yang dilontarkan calon pemimpin negeri ini. Output dari diskusi secara massal tersebut, diharapkan bisa memberikan masukan kepada para pemimpin yang mendapatkan amanah dari rakyat.

Jika semua pihak bisa bertutur dan berujar secara sehat, tentu akan membuat demokrasi berjalan sehat. Jika demokrasi sehat, setiap pesta demokrasi yang berlangsung, baik itu pilkada serentak, pilpres ataupun pemilihan legislative, bisa melahirkan pemimpin yang jujur, bertanggung jawab, dan tetap menghargai keberagaman negeri. Kenapa menghargai keberagaman penting? Karena Indonesia mempunyai tingkat keberagaman yang sangat tinggi. Dari Aceh hingga Papua, mempunyai adat istiadat dan budaya yang berbeda. Karena keberagaman itulah, masyarakatnya pun juga beraneka ragam. Wajar, jika negeri ini membutuhkan pemimpin yang juga harus menghargai keberagaman itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun