Mohon tunggu...
Budhy Setiawan
Budhy Setiawan Mohon Tunggu... Editor - penulis

dunia penelitian kurang mendapat tempat (perhatian) di negeri ini sehingga profesi peneliti kurang / tidak diminati orang, maka dari itu di usia saya yang tua ini mencoba untuk memotivasi orang lain untuk gemar menulis (artikel)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pentingnya Etika di Tempat Kerja

17 Februari 2020   12:12 Diperbarui: 17 Februari 2020   12:29 2244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bincang tentang etik (etika) tidak tertutup kemungkinan terkesan kurang menarik, atau bahkan tidak penting. Tapi, secara perlahan marilah kita coba "dibuat menarik", karena keberadaan etika justru penting untuk mengawal perusahaan atau lainnya menuju kemajuan dan kebesaran di masa mendatang.

Menuju kemajuan dan kebesaran perusahaan tak lepas dari beberapa unsur utama, yakni : sumber daya manusia/karyawan, budaya perusahaan, visi dan misi, integritas, peraturan perusahaan, kode etik.  BUDAYA PERUSAHAAN tentunya perlu/harus diciptakan untuk diketahui dan dipahami seluruh karyawan agar selalu mengedepankan integritas.

Sebagaimana dinyatakan Pakar Motivasi Indonesia bahwa dengan penekanan "integritas tinggi" maka kita semua diharapkan tidak berbohong, tidak merusak, tidak mengambil sesuatu yang bukan miliknya, tidak melanggar hukum, tidak melanggar etika, lebih bertanggung-jawab atas tindakan, dan selalu menjaga kata-kata agar tidak melukai kemanusiaan orang lain; budaya organisasi akan menjadi kunci keberhasilan perusahaan; budaya organisasi yang kuat berarti nilai-nilai inti perusahaan betul-betul menjadi ideologi yang dipatuhi dan dijalankan dalam kehidupan sehari-hari di tempat kerja (Djajendra).

Selain budaya perusahaan, VISI & MISI juga tak kalah penting. Karena tujuan etika harus sejalan dengan tujuan perusahaan. Bahkan, keberadaan SUMBER DAYA MANUSIA sangat diperlukan, walau sebagai manusia tentu mereka "tak lepas" dari kekurangan (ketidak-sempurnaan) terutama dalam menjalankan aktivitas perusahaan.

Maka dari itu, Top Manajemen TGI Nosa P. Kurniawan mengatakan bahwa ketidak-sempurnaan jangan terlalu dipermasalahkan secara berlebihan karena diyakini di balik kekurangan itu "tersembunyi" kelebihan yang mungkin belum tergali atau digali secara maksimal oleh yang bersangkutan dan/atau ahlinya. Filosofi Jawa menyatakan URIP IKU URUP artinya hidup itu bagaikan "sinar atau penerang".

Hidup dan kehidupan itu hendaknya dapat memberi manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain di sekitarnya. Semakin besar manfaat yang bisa diberikan tentunya akan lebih baik, namun sekecil apa pun manfaatnya jangan sampai kita menjadi orang yang meresahkan masyarakat.

Mencetak orang pandai tentunya mudah, tapi mencetak ORANG BERINTEGRITAS dirasa tidak mudah (sangat sulit). Dikatakan demikian, karena potensi seseorang melawan etik bisa dikatakan seiring dengan berjalannya waktu, satu jam lalu yang bersangkutan masih beretika tapi tidak tertutup kemungkinan satu jam berikutnya akan terkontaminasi yang disadari atau tidak disadari mudah melakukan "perbuatan tercela".

Bekerja yang baik dan benar kiranya perlu menjadi perenungan karyawan, mengingat di lapangan tidak tertutup kemungkinan banyak peluang samar-samar (negatif) yang selalu menggoda. Maklum, di negeri ini meskipun sudah ada peraturan perundang-undangan yang mengatur tapi kadang atau sering terjadi penggiringan perilaku ke ranah "Abu-Abu" (hitam tidak, putih-pun tidak) sehingga acapkali merepotkan banyak pihak. Itulah, PENTINGNYA ETIKA DI TEMPAT KERJA.

Dalam konteks ini, dipandang perlu para karyawan "dibekali" SPIRITUAL (pencerahan batin/ruhani) dan ETIKA (pecerahan lahir/jasmani) guna lebih baik dalam menjalankan pekerjaan sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) serta Standar Operasional Prosedur (Sop) di suatu perusahaan. Sebagaimana diketahui, bahwa PROSES merupakan hal penting yang menjadi "penentu" dari sebuah Hasil Akhir.

Nikmati setiap proses, karena dengan menikmati proses kita dapat lebih tahu dan paham setiap detil yang dilalui agar jika ada kesalahan bisa segera diperbaiki. Dengan menikmati proses akan terhindar dari niat mengambil "jalan pintas" yang berpotensi merugikan orang lain maupun masyarakat. Apalagi, karyawan harus menjaga kerahasiaan atas segala informasi perusahaan serta tidak mengungkapkan dan/atau mendiskusikannya dengan pihak lain.

Menurut kamus Bahasa Indonesia, pengertian ETIKA memiliki beragam makna. Di satu sisi maknanya adalah prinsip tingkah laku yang mengatur individu dan kelompok. Makna berikutnya, adalah kajian moralitas. Meskipun etika berkaitan dengan moralitas, namun tidak sama persis pengertiannya. Etika semacam telaah terhadap aktivitas maupun hasilnya, sedangkan moralitas merupakan subyek perilaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun