dan sang amir, pemimpin yang mengayominya
meski laku dan kakiku berdarah-darah
"kepada kakakku, meski ujung panah itu melukaki jantungku
tapi hatiku ikhlas demi kebesaranmu wahai sang kakak"
detik saat nafas dipenggal oleh vena dewa, saat tamansari
masih harum oleh kembang setaman
Akulah Sukrasana, anak bajang berambut gimbal
rupa burukku, ingin kuganti dengan apa pun yang bisa
kupertautkan untuk sebuah kebaikan
meski nasibku teramat sulit untuk mengangkat
harkat dari sebuah kebenaran
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!