telah lahir seribu kisah, namun tertambat juga sejuta kegagalan
sebab teks sejarah hanya mengenal keberanian dan angka tahun kejadian
jiwa kerdil tanpa cita-cita tak layak menggapai bintang
lalu siapa aku dan diantara aku, sedang dimana
tumpukan waktu, lembar kalender usang, hanya memperpanjang usia
detak arloji tanpa jejak rekam yang bisa dibaca
"tapi itu bukan sia-sia kawan, kita sekedar khilaf memperhitungkan waktu
bukan membunuhnya, lalu membakarnya bersama asap yang tak terucap"
memang tak ada catatan yang tak dimulai dari sederet kejadian
neraca itu berjalan ke depan, lalu kita merekapnya di akhir masa
tatkala Tuhan menutup buku harian kita
itulah sejarah yang kemudian terbaca selamanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H