Mohon tunggu...
Budhi Wiryawan
Budhi Wiryawan Mohon Tunggu... profesional -

mengikuti kemana darah ini mengalir....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Diantara Lembar Kalender Usang

10 November 2012   17:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:39 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

telah lahir seribu kisah, namun tertambat juga sejuta kegagalan
sebab teks sejarah hanya mengenal keberanian dan angka tahun kejadian
jiwa kerdil tanpa cita-cita tak layak menggapai bintang
lalu siapa aku dan diantara aku, sedang dimana

tumpukan waktu, lembar kalender usang, hanya memperpanjang usia
detak arloji tanpa jejak rekam yang bisa dibaca
"tapi itu bukan sia-sia kawan, kita sekedar khilaf memperhitungkan waktu
bukan membunuhnya, lalu membakarnya bersama asap yang tak terucap"

memang tak ada catatan yang tak dimulai dari sederet kejadian
neraca itu berjalan ke depan, lalu kita merekapnya di akhir masa
tatkala Tuhan menutup buku harian kita
itulah sejarah yang kemudian terbaca selamanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun