Suara itu pecah, gumpalan tanah pecah
ada kegelisahan yang membuncal, tapi kepedihan
tak hendak bergeser dari tempatnya
kaki -kaki bukit yang liat
Lempung montmorilonit menjilati air
lari dan meluncur kencang
sekejap saja, rata dan tumpahlah
tanah, kamatian dan jutaan galon airmata
Gunung tua berpapasan dengan gunung bangka
ia saling menceritakan umurnya, .pinggang
dan kaki-kakinya,
sebab yang tersisa
adalah keinginan untuk meliukkan
segala nadi dan tulang-tulang di tubuhnya
Gunung tua bernyanyi untuk anak-anaknya
“Wahai tepian hutan, janganlah menangis karena apiku
sebab suaraku adalah tangis-tangisku juga”
(2014)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H