seperti kayu gabus yang lapuk
mengapung pun ia kelewat payah
apalagi mendorong anak sungai ke tengah
jika tak ada laju yang menggerakkan angin
seporsi tenaga yang ia punya
akan libas ditikam kelokan sungai yang ganas
sesedih ini kumelihat jakarta
dari hari ke hari semakin membuang airmata
tanpa kutahu untuk apa ?
sebab sedih tak bisa kuhibahkan pada awan
pada langit agar tampak semakin hitam
sekali lagi sebatang kayu gabus ini, tanda cinta
sebuah oase kejujuran yang teramat dalam
bukan tongkat akrobat, yang seenaknya
dilibatkan dalam setiap kepentingan
(2015)
Top of Form
Bottom of Form
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H