Mohon tunggu...
Budhi Wiryawan
Budhi Wiryawan Mohon Tunggu... profesional -

mengikuti kemana darah ini mengalir....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Sebatang Kayu Gabus

1 Maret 2015   04:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:20 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

seperti kayu gabus yang lapuk
mengapung pun ia kelewat payah
apalagi mendorong anak sungai ke tengah
jika tak ada laju yang menggerakkan angin
seporsi tenaga yang ia punya
akan libas ditikam kelokan sungai yang ganas

sesedih ini kumelihat jakarta
dari hari ke hari semakin membuang airmata
tanpa kutahu untuk apa ?
sebab sedih tak bisa kuhibahkan pada awan
pada langit agar tampak semakin hitam

sekali lagi sebatang kayu gabus ini, tanda cinta
sebuah oase kejujuran yang teramat dalam
bukan tongkat akrobat, yang seenaknya
dilibatkan dalam setiap kepentingan

(2015)

Top of Form

Bottom of Form

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun