Mohon tunggu...
Budhiman Prakoso
Budhiman Prakoso Mohon Tunggu... Mahasiswa - DATTEBAYO !!!!

Penikmat Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

7 Alasan Pura-pura Bahagia Bisa Merusak Hidupmu

6 Januari 2025   15:53 Diperbarui: 6 Januari 2025   15:53 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah merasa harus pura-pura bahagia di depan orang lain? Terkadang, kita melakukannya untuk menjaga suasana, menghindari pertanyaan, atau sekedar mencoba menyembunyikan perasaan kita yang sesungguhnya. Tapi tahukah kamu bahwa kebiasaan ini bisa berdampak buruk bagi diri kita sendiri? Berpura-pura bahagia ternyata bukan solusi malah bisa merusak kesehatan mental, hubungan, dan pertumbuhan diri kita. Artikel ini akan membahas tujuh alasan kenapa berpura-pura bahagia itu lebih banyak dampak buruk daripada manfaatnya bagi dirimu sendiri. Yuk, simak baik-baik agar kamu bisa lebih memahami dampaknya dan mulai bisa belajar untuk lebih jujur pada diri sendiri. 

1. Emosi jadi nggak stabil

ilustrasi emosi nggak stabil (pexels/Gustavo Fring)
ilustrasi emosi nggak stabil (pexels/Gustavo Fring)

Berpura-pura bahagia yang kamu lakukan sering kali menciptakan konflik batin. Perasaan yang kamu sembunyikan dan kenyataan yang kamu tunjukkan nggak sejalan sehingga bikin kamu terus merasa gelisah. Melansir dari HackSpirit, ketidaksesuaian ini lambat laun bisa mengikis dan merusak keseimbangan emosionalmu. Nggak heran kalau kamu akan merasa lelah secara mental jika terus berpura-pura bahagia di depan orang lain.

2. Hubungan dengan orang lain menjadi berjarak

ilustrasi hubungan yang renggang (pexels/RDNE Stock project)
ilustrasi hubungan yang renggang (pexels/RDNE Stock project)

Ketika kamu berpura-pura, kamu sebenarnya menutup diri  dan menciptakan jarak dari orang-orang terdekat. Mereka jadi nggak bisa memahami apa yang kamu rasakan sehingga sulit memberikan dukungan yang kamu butuhkan. Mengutip dari Barry Shore, hubungan yang sehat antar sesama manusia membutuhkan kejujuran. Jika terus berpura-pura bahagia, kamu justru akan merasa semakin terisolasi dan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan dukungan dari mereka di saat-saat masa yang sulit.

3. Menghambat potensi diri

ilustrasi lelah secara mental (pexels/Nataliya Vaitkevich)
ilustrasi lelah secara mental (pexels/Nataliya Vaitkevich)

Perasaan negatif yang kamu rasakan itu wajar, lho. Menghindari perasaan negatif sama saja dengan mengabaikan kesempatan untuk belajar dan berkembang. Mengutip BetterHelp, menerima dan menghadapi emosi negatif adalah bagian penting dari perjalanan menuju kedewasaan emosional. Kalau terus-terusan berpura-pura, kamu hanya akan terjebak dalam siklus penyangkalan dan stagnasi. 

Terus-menerus menutupi perasaan negatif dengan berpura-pura bahagia juga berarti kamu kehilangan kesempatan untuk merefleksikan diri. Padahal, mengakui dan menghadapi perasaan seperti sedih atau marah adalah bagian penting dari kesehatan mental.

4. Menciptakan ekspektasi yang nggak realistis

ilustrasi pria merenung (pexels/Khwanchai Phanthong)
ilustrasi pria merenung (pexels/Khwanchai Phanthong)

Melansir dari HackSpirit, ketika kamu berpura-pura bahagia maka itu akan menciptakan ekspektasi yang nggak realistis baik untuk dirimu sendiri maupun orang lain. Ini seperti menjalani dua kehidupan sekaligus, satu kehidupan palsu yang terlihat bahagia di luar dan satu lagi kehidupan nyata yang penuh masalah di dalam.  

Orang lain mungkin menganggap kamu selalu ceria, padahal itu cuma topeng yang selalu kamu pakai. Tekanan untuk terus tampil bahagia ini bisa bikin kamu merasa nggak cukup baik saat menghadapi masa-masa sulit. Daripada menghabiskan energi untuk berpura-pura lebih baik kamu gunakan untuk memahami dan menerima keadaan serta perasaanmu.

5. Rentan Stres

Ilustrasi perempuan sedih (pexels/cottonbro studio)
Ilustrasi perempuan sedih (pexels/cottonbro studio)

Berpura-pura itu capek! Bayangkan energi yang harus kamu keluarkan hanya untuk terlihat bahagia. Menurut Insightful.io, usaha ini bisa meningkatkan stres dan bahkan menyebabkan burnout. Apalagi kalau kamu bekerja di lingkungan yang selalu menuntutmu untuk bersikap positif. 

Akhirnya, beban emosional ini bisa memicu stres dan kecemasan yang sulit dikendalikan olehmu. Beban untuk terus tampil bahagia ini bisa juga bikin kamu merasa nggak cukup baik saat menghadapi masa-masa sulit. Daripada terus berakting lebih baik jujur pada diri sendiri dan beristirahat sejenak.

6. Merasa minder atas pencapaian orang lain

ilustrasi perempuan yang merasa minder (pexels/Anna Tarazevich)
ilustrasi perempuan yang merasa minder (pexels/Anna Tarazevich)

Di era media sosial, berpura-pura bahagia hanya menambah tekanan untuk tampil sempurna. Mengutip Betterhelp, melihat hidup orang lain yang terlihat bahagia (padahal belum tentu nyata) bisa bikin kamu merasa minder, kurang bersyukur, bahkan depresi. 

Ingat, apa yang kamu lihat di media sosial hanyalah sebagian kecil dari kehidupan orang lain. Jadi, kamu tidak harus menyesuaikan diri dengan gambaran sempurna di media sosial. Bukannya bahagia, kamu malah terjebak dalam lingkaran perasaan kurang percaya diri.

7. Menghancurkan jati diri

ilustrasi pria merenung (pexels/Nataliya Vaitkevich )
ilustrasi pria merenung (pexels/Nataliya Vaitkevich )

Kejujuran itu penting, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Berpura-pura bahagia hanya akan mengikis rasa percaya orang lain terhadapmu. Menurut Management30, kejujuran adalah kunci untuk membangun kepercayaan di tempat kerja. Tanpa kejujuran, hubunganmu dengan rekan kerja atau teman-teman bisa menjadi rusak dan nggak sehat.

Berpura-pura bahagia mungkin terasa lebih mudah, tapi dampaknya justru bisa merugikanmu dalam jangka panjang. Mulailah menerima emosi apa adanya dan berbagi dengan orang-orang terdekatmu. Bukankah hidup akan terasa lebih ringan jika kamu bisa menjadi dirimu sendiri? Jadi, menurutmu, apa langkah pertama yang bisa kamu lakukan untuk lebih jujur terhadap perasaanmu? Tulis di kolom komentar, yuk!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun