Apakah kamu pernah merasa tuntutan dari orangtua terlalu berat untuk ditanggung?Â
Bagi banyak anak, parental pressure atau tekanan dari orangtua bukan hanya menjadi tantangan sementara. Melainkan juga meninggalkan dampak mendalam yang bertahan hingga dewasa.Â
Di tengah upaya orangtua untuk memberikan yang terbaik, mereka mungkin tanpa sadar menempatkan ekspektasi yang berlebihan pada anak-anak mereka. Hal ini dapat memengaruhi kesehatan mental, emosional, dan fisik mereka.
Artikel ini akan membahas lima dampak signifikan dari parental pressure terhadap anak. Dengan memahami efek-efek ini, orangtua dapat lebih bijaksana dalam mendukung perkembangan anak tanpa memberikan beban yang tidak perlu.
1. Gangguan Kesehatan Mental
Mengutip dari Parenting Firstcry, tekanan berlebihan dari orangtua dapat meningkatkan risiko anak mengalami gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi. Ketakutan akan kegagalan sering kali membuat anak-anak berpikir negatif tentang diri sendiri. Akibatnya, mereka merasa tidak pernah cukup baik meskipun sudah berusaha keras.
Kondisi ini dapat memperburuk keadaan saat anak tumbuh dewasa. Mereka mungkin menghadapi kesulitan dalam membangun rasa percaya diri karena terus dibayangi ekspektasi yang tidak realistis. Jika dibiarkan gangguan ini dapat berdampak pada kualitas hidup seorang anak secara keseluruhan di masa depan.
2. Merasa Rendah Diri
Mengutip dari Relationalpsych Group, ketika anak merasa tidak mampu memenuhi ekspektasi orangtua, kepercayaan diri mereka sering kali menurun. Mereka mungkin mulai meragukan kemampuan diri sendiri dan merasa tidak layak yang pada akhirnya menciptakan perasaan insecure. Hal ini tidak hanya memengaruhi masa kanak-kanak tetapi juga dapat berlanjut hingga dewasa.
Dampaknya pun meluas ke berbagai aspek kehidupan, seperti pilihan karier dan hubungan pribadi. Anak-anak yang tumbuh dengan kurangnya rasa percaya diri seringkali menghindari tantangan baru karena takut gagal. Akibatnya, potensi mereka tidak berkembang secara maksimal hanya karena rasa takut yang terus menghantui.
3. Prestasi Akademik Menurun
Mengutip dari Thejakartapost, ironisnya meskipun tekanan akademik sering dimaksudkan untuk memotivasi anak, hasilnya justru sebaliknya. Anak-anak yang berada di bawah tekanan tinggi cenderung kehilangan motivasi dalam diri untuk belajar. Mereka lebih fokus pada ketakutan akan kegagalan dibandingkan dengan menikmati proses belajar itu sendiri.
Hal ini menyebabkan penurunan performa akademik dan meningkatkan kecemasan terhadap tugas-tugas sekolah. Alih-alih merasa termotivasi, anak-anak justru merasa terbebani yang pada akhirnya menghambat kemampuan mereka untuk mencapai potensi akademik terbaik mereka.
4. Kesulitan dalam Bersosialisasi
Mengutip dari Click2pro, tekanan dari orangtua juga dapat membuat anak menarik diri dari lingkungan sosial. Anak-anak terlalu fokus pada memenuhi harapan orangtua hingga mengabaikan hubungan pertemanan dan aktivitas sosial lainnya. Hal ini bisa menyebabkan isolasi yang menghambat perkembangan keterampilan sosial mereka.
Dalam jangka panjang, kurangnya interaksi sosial dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk membangun hubungan yang sehat dan bermakna. Anak-anak yang tumbuh dengan tekanan ini mungkin merasa kesulitan untuk berkomunikasi secara efektif atau memahami dinamika sosial yang kompleks.
5. Gangguan Kesehatan Fisik
Mengutip Clickpro, tekanan berlebihan dari orangtua juga sering kali memicu gejala fisik yang tidak terduga pada anak-anak. Salah satunya adalah gangguan tidur, seperti sulit tidur atau pola tidur yang tidak teratur. Anak-anak begadang untuk belajar karena merasa cemas tentang performa akademik mereka yang akhirnya mengganggu ritme biologis tubuh.
Selain itu, stres juga dapat memicu sakit kepala dan masalah pencernaan, seperti mual atau bahkan gangguan serius. Semua ini menandakan bahwa tekanan yang berlebihan bukan hanya memengaruhi pikiran tetapi juga tubuh seorang anak.
Meskipun keterlibatan orangtua sangat penting untuk perkembangan anak, parental pressure atau tekanan yang berlebihan dapat memberikan dampak negatif yang signifikan. Oleh karena itu sebagai orangtua penting untuk selalu mendukung anak dengan cara yang membangun tanpa memberikan beban yang berlebihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H