Mohon tunggu...
Sebastianus Anto
Sebastianus Anto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh

Seorang Buruh yang terkadang mencoba menuangkan kotoran kepala melalui coretan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

May Day: Wujud Persatuan Buruh yang Mengubah Dunia

4 Mei 2024   20:46 Diperbarui: 4 Mei 2024   20:56 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kemarin pada tanggal 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh Internasional di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Namun darimanakah Hari Buruh terlahir? Dan semenjak kapan ada kelas buruh dalam tatanan sosial? Apakah kelas buruh/pekerja dan pengusaha merupakan hal alamiah yang sudah ada darisananya pada tatanan sosial? Karena masih dekat dengan Hari Buruh mari sedikit berkenalan dengan Hari Buruh dan kelas buruh/pekerja tercipta


Sejarah Singkat Kapitalisme

Kelas buruh terlahir bersamaan dengan terlahirnya sistem kapitalisme. Kapitalisme sendiri merupakan suatu paham atau ideologi dimana kepentingan pribadi berada diatas kepentingan umum atau masyarakat luas. Kapitalisme sendiri lahir sejak zaman merkantilis, tepatnya sekitar abad ke 18, di dataran Inggris. Perkembangan kapitalis dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu Kapitalisme Awal, Kapitalisme Klasik dan Kapitalisme lanjut:

  • Kapitalisme Awal

Kapitalisme pada fase ini masih mengacu pada kebutuhan pokok yang ditandai dengan hadirnya industri sandang di Inggris sejak abad 16 sampai abad 18. Pada tahap ini, kapitalisme ditandai dengan meluasnya perekonomian pasar dengan berbagai kelembagaan istimewa yang menyertainya, seperti perkembangan kota-kota Eropa serta rumah-rumah dagang sebagai dasar perkembangan kapitalisme. Semangat kapitalisme awal adalah melakukan ekspansi untuk mendukung produktivitas. Ekspansi tersebut menimbulkan kolonisasi atau imperialisme ke daerah-daerah yang tidak memiliki keseimbangan produksi. Pada fase ini, perkembangan kapitalisme tidak bisa dipisahkan dari Eropa dan Inggris, karena pada abad ke-12 kapitalisme awal mulai berkembang. Pada awalnya, para saudagar kapitalis menjual barang-barang produksi mereka kepada teman sesama saudagar perjalanan, kemudian perdagangan ini berkembang menjadi perdagangan publik. Sementara di pedesaan masih kental dengan feodalistik.

  • Kapitalisme Klasik

Kapitalisme pada fase ini merupakan pergeseran dari perdagangan publik menuju industrialisme yang diawali dengan revolusi industri di Inggris, ketika tenaga manusia mulai digantikan dengan tenaga mesin yang lebih efektif dalam menunjang kegiatan industri. Akibat dari revolusi dimulai pada masa Elizabeth hingga abad 19. Ketika industry mulai berkembang, para pemilik tanah memagari lahan terbuka untuk penggembala domba. Pada masa itu, wol merupakan komoditi ekspor Inggris yang paling menguntungkan, sehingga para petani dan gembala kehilangan hak tradisionalnya untuk memakai "lahan umum" yang digunakan sebagai tempat menggembala domba dan bercocok tanam guna menjaga kemandirian ekonomi mereka. Para petani dan gembala sebagai sebuah kelas telah dihancurkan, penutupan lahan memaksa mereka keluar dari pedesaan menuju kota-kota besar sebagai gembel dan buruh pabrik. Maka darisinilah kelas buruh mulai tercipta karena keterasingan para petani dan gembala yang tidak memiliki lahan karena dampak privatisasi. Fase ini juga menandai kemenangan kaum borjuis dalam penguasaan ekonomi. Kemenangan tersebut berimbas pada sistem sosial masyarakat dan politik, sehingga hubungan antara kapitalis dan negara menjadi lebih dekat. Kedekatan ini mempengaruhi proses kebijakan eksploitasi, eksplorasi dan perluasan lahan kekuasaan distribusi produksi yang sangat menguntungkan kapitalis.

  • Kapitalisme Lanjut

Fase ini berkembang pada abad 19 dan perang dunia I merupakan momentum utama untuk kapitalisme lanjut. Kapitalisme lanjut ditandai dengan tiga momentum. Pertama, pergeseran dominasi modal dari Eropa ke Amerika. Kedua, bangkitnya kesadaran bangsa-bangsa di Asia dan Afrika terhadap kolonialisme Eropa sebagai dampak dari kapitalisme klasik yang memanifestasikan kesadaran tersebut dengan perlawanan. Ketiga, Revolusi Bolzhevik Rusia yang berhasrat menghancurkan institusi fundamental kapitalisme yang berupa pemilikan kapital secara individu, penguasaan sarana produksi, struktur kelas sosial, bentuk pemerintahan dan kemapanan agama. Produk yang ditunjukkan oleh kapitalisme lanjut adalah menjamurnya korporasi-korporasi modern. Korporasi sudah tidak lagi bergerak di bidang industri manufaktur, melainkan jasa dan informasi. Ia berusaha mendominasi dunia dengan kecanggihan teknologi serta orientasi menghadapi ekonomi global. Dengan semakin pentingnya modal, peranan negara tak hanya tereduksi, tapi juga hilang sama sekali. Negara hanya sekedar menjadi aktor pelengkap saja dalam percaturan ekonomi dunia, meski dalam beberapa kasus peran Negara tetap dibutuhkan sebagai fasilitator untuk mendukung roda ekonomi yang sedang diputar kapitalis.


Sejarah Singkat Hari Buruh

Antara tahun 1870 hingga 1900, perubahan sosial yang besar terjadi di Amerika Serikat. Industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi yang tidak terbatas menarik masuknya banyak imigran ke Amerika. Para imigran ini berharap untuk memulai hidup baru di negara baru. Meskipun pada kenyataannya mereka menghadapi kondisi kerja yang buruk, kemiskinan ekstrim dan kondisi hidup yang buruk. Orang-orang bekerja 10-16 jam sehari dalam kondisi yang tidak aman. Pada masa ini kematian dan cedera sering terjadi di banyak tempat kerja.

Pada awal tahun 1860-an, para pekerja sangat prihatin dan ingin menuntut jam kerja yang lebih pendek tanpa mengurangi upah. Namun baru pada akhir tahun 1880-an mereka cukup terorganisir dan mampu mengumpulkan kekuatan yang cukup untuk menerapkan jam kerja 8 jam sehari. Tentu saja tuntutan tersebut tidak diterima oleh pengusaha. Pada konvensi nasionalnya di Chicago pada tahun 1884, Federasi Serikat Buruh Terorganisir dan Asosiasi Buruh (yang kemudian menjadi Federasi Buruh Amerika) menyatakan bahwa "mulai tanggal 1 Mei 1886 dan setelahnya, hari kerja resmi harus terdiri dari 8 jam kerja setiap hari." Tahun berikutnya, Federasi Serikat Buruh Terorganisir dan Asosiasi Buruh, menegaskan kembali deklarasinya dan menekankan bahwa pernyataan mereka akan didukung oleh pemogokan dan demonstrasi. Diperkirakan seperempat juta pekerja, termasuk Serikat Buruh dan Perdagangan.

Partai Buruh Sosialis, dan Knights of Labor setempat, terlibat langsung dalam "perang" untuk memberlakukan 8 jam sehari di wilayah Chicago. Semakin banyak pekerja yang keluar dari pekerjaannya hingga jumlah pemogok bertambah hingga hampir 100.000 orang, namun perdamaian tetap terjaga. Namun dua hari kemudian, pada tanggal 3 Mei 1886, kekerasan terjadi antara polisi dan pemogok di McCormick Reaper Works. Pukulan dengan pentungan polisi dibalas lemparan batu oleh para demonstran kemudian ditanggapi polisi dengan tembakan. Tidak sedikit yang meninggal dunia dan tidak diketahui berapa jumlah pasti yang mengalami luka-luka.


Buruh/Pekerja Hari ini

Kelas buruh/pekerja hari ini masih banyak yang tidak mengerti bahwa kenikmatan hari ini, seperti 8 jam kerja sehari, Tunjangan Hari Raya, Asuransi (BPJS Ketenagakerjaan), hak cuti dan masih banyak lagi bukanlah hadiah dari langit atau pemberian dari pengusaha dan negara yang baik, melainkan dari perjuangan kelas buruh/pekerja sendiri. Masih banyak sesama kelas buruh/pekerja yang saling mencibir jika ada aksi/demo dari kelas buruh/pekerja yang menuntut hak-hak kelas pekerja, padahal jika tuntutan itu tercapai maka seluruh kelas buruh/pekerja akan menikmatinya, bukan hanya mereka yang berkeringat turun kejalan---beruntung jika tidak mendapat pukulan atau tembakan dari aparat.

Sebuah ironi juga dalam kelas buruh/pekerja bahwa para buruh/pekerja yang bekerja dibidang formal (kantoran) tidak mau disebut dirinya buruh. Padahal sekali lagi setiap pekerja atau setiap mereka yang tidak memiliki alat produksi/bekerja kepada pemodal maka hakikatnya mereka adalah buruh. Karyawan ya buruh, dokter yang bekerja terhadap pemilik Rumah Sakit ya buruh, pengacara yang juga bekerja untuk orang lain ya buruh. Perpecahan seperti ini yang membuat kelas buruh/pekerja semakin sulit mencapai kesejahteraan secara massif. Rasa elitis sesama buruh yang dibentuk oleh sistem kapitalisme membuat sesama buruh saling menjatuhkan. Jika demikian siapa yang dirugikan? Sudah pasti kelas buruh/pekerja secara menyeluruh.

Hari Buruh merupakan bukti nyata bahwa persatuan seluruh kelas buruh/pekerja merupakan kekuatan yang sangat besar sehingga berdampak luas bagi seluruh kelas buruh/pekerja di dunia. Maka bukan tidak mungkin jika hari ini atau dalam beberapa waktu kedepan seandainya seluruh kelas buruh/pekerja bersatu mampu mengubah tatanan sosial yang jauh lebih adil. Tidak ada lagi kaya dan miskin melainkan terciptanya tatanan sosial kesejahteraan bagi seluruh manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun