Ini cerita tentang lelaki yang menjadi  idaman semua orang, bukan hanya dari badannya yang membuat nafsu wanita berontak tapi tutur katanya, wajahnya dan kepintarannya juga bisa membuat semua orang terpukau. Saya tidak berbicara bohong saudara, ini sudah terbukti. Sembilan dari sepuluh orang wanita sangat merasa puas dengannya. Dengan lelaki yang bernama Joni ini.
      Dulu, dia adalah "Sang Raja". Hidupnya menyenangkan, banyak teman, pintar, di idolakan wanita-wanita dan juga kaya raya, sungguh  sempurna. Saya tahu banyak tentang dia, tentang kebiasaannya, tentang keluarganya bahkan saya juga tahu tetangnya yang orang lain tidak tahu. karena sejak lahir kemana pun dia pergi saya akan selalu bersamanya.
      Saudara, sebelum cerita ini berlanjut. izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya "Kelamin", begitu biasanya orang memanggil saya. Saya harap saudara tak merasa jijik medengar cerita dari saya. Dan saudara juga tak perlu berpikir macam-macam, karena perlu saudara ketahui meskipun saya kelamin dari seorang lelaki idaman yang bernama Joni tapi saya tidak bangga sama sekali, justru saya muak harus menjadi bagian dari tubuhnya. Jika saja saya boleh memilih, saya ingin berganti tubuh lain agar  tak mengalami nasib menyedihkan seperti sekarang ini. ketahuilah saudara, sekarang saya sudah tidak berguna alias tidak bisa berdiri lagi. Dan alasan ke-tidak berdiri-an saya inilah yang mendorong saya untuk bercerita kepada saudara. Karena saya sudah tak sanggup menahan ini sendirian.
      Sejak kecil Joni hidup penuh keberuntungan, dia lahir dari seorang ibu yang cantik jelita dan ayah yang kaya raya. Dia anak tunggal, ibunya tak berniat menambah anak lagi. Katanya ia takut jika menambah anak badannya akan melar seperti karet, dan kalau sudah melar ia takut kalau suaminya akan pergi mencari wanita lain. lalu bagi ayahnya memiliki  satu anak ataupun banyak anak itu tidak masalah, karena yang jadi masalah adalah jika ia tidak memiliki uang sama sekali.
      Hidup sebagai anak tunggal dari keluarga kaya tentu sangat enak, apa pun yang Joni minta selalu terkabul. rumah besar, fasilitas mewah, dan para pembantu yang dua puluh empat jam bersiaga, semua ada. Â
      Joni kecil tumbuh bersama para pembantunya, maklum saja ayahnya seorang pengusaha jarang ada di rumah dan ibunya lebih sibuk mengurus badan daripada mengurus anak. Ada dua orang pembantu yang sedari kecil merawat Joni, dia bernama Suhendar dan  Maisaroh. Suhendar berasal dari Garut, rumahnya di bawah kaki gunung Cikurai. Sejak muda ia sudah ikut dengan keluarga ini. bermodalkan ilmu beladiri yang mempuni selepas lulus SMA dia bekerja disini sebagai pengawal pribadi. Dan Maisaroh adalah anak tukang kebun. Ia bekerja disini untuk membantu perekonomian keluarganya. Lebih tepatnya untuk biaya pengobatan  ibunya yang terkena penyakit kanker, anak berbakti.
      Dua puluh empat jam Joni bersama kedua orang tersebut sejak bangun tidur hingga tertidur lagi, bahkan saat tidur pun mereka menemani. Maisaroh seorang pengasuh yang baik, cantik dan telaten. Dia sangat sigap mengurus Joni, menyiapkan bajunya, memberi makan, memandikannya sampai membersihkan pantatnya jika Joni berak. Pokoknya apapun yang Joni butuhkan Maisaroh selalu menyediakan. Dan Suhendar pun sama, sebagai pengawal, ia selalu ada disamping Joni, melindunginya dari kemungkinan bahaya yang datang.
      Berjalan lima tahun mereka bersama, Suhendar jatuh cinta kepada Maisaroh, akan tetapi cintanya tak berbalas. Bukan karena tidak tampan, barangkali lebih tepatnya karena Suhendar kere. Maisaroh tak ingin jika ia harus berjodoh dengan orang kere karena ia ingin sekali merubah nasib menjadi  kaya. Setidaknya ia cantik, baik dan seksi,  itu sudah menjadi modal yang cukup untuk memikat hati orang kaya. Dalam keadaan nelangsa karena penolakan cinta Suhendar hidup tak karuan namun ia juga harus bersikap profesional sebagai pengawal, mau tidak mau, suka tidak suka meskipun ia di tolak dan merasakan sakit setiap melihat Maisaroh, Suhendar akan tetap bersamanya. Karena itu sudah menjadi kewajiban mutlak baginya. Memang sempat terpikir bagi Suhendar untuk mencari pekerjaan lain tapi ia urungkan karena bekerja di tempat ini lebih nyaman.
      Kata orang roda kehidupan itu berputar, kadang di bawah kadang di atas, kadang berjaya kadang sengsara. Nasib baik rupanya datang pada Maisaroh, dia yang bercita-cita menikahi orang kaya akhirnya tercapai. Pada usia Joni yang menginjak sepuluh tahun secara mengejutkan ia dinikahi oleh ayahnya Joni. Entah bagaimana cerita cinta ini bermula tapi yang jelas pada saat itu yang saya tahu di rumah itu Maisaroh sudah menjadi Nyonya Besar. Dan nasib ibu dari Joni berubah drastis setelah di usir paksa oleh suaminya karena tak mau berbagi dengan Maisaroh. Lebih sial lagi nasib Suhendar, sudah cinta di tolak sekarang dia harus melihat wanita pujaannya bersanding dengan majikannya sendiri.
      Selama seminggu Suhendar menghilang selepas pernikahan Maisaroh. Mungkin ia menenangkan diri atau mungkin juga menghabiskan waktu menguras habis air matanya, entahlah. Tapi Suhendar sangatlah berjiwa besar karena setelah seminggu menghilang ia kembali lagi dengan senyum yang menawan, senyuman  keikhlasan.
      "Tak ada gading yang tak retak". Sepertinya saya harus mengimani  pepatah tersebut. Benar sekali adanya, Suhendar meskipun ia berjiwa besar dan sangat profesional tapi ia punya kebiasaan yang sangat  buruk. Bisa jadi ini adalah imbas dari kebujangannya yang terlalu lama, karena sekarang ia sangat suka menonton film porno. Joni dan tentu juga saya sering memergokinya mengocok-ngocok kemaluan sambil memegangi handphone. Itu terjadi sangat sering, biasanya di waktu pagi dan malam hari. Dari rasa penasaran yang besar akhirnya Joni yang saat itu berusia dua belas tahun memberanikan diri menanyakan kepada Suhendar tentang apa yang di lakukannya.