Jejen namanya, anak dari pasangan Nengsih dan Humadi. Usianya baru enam tahun empat bulan. Ditanggannya balok kayu berubah menjadi tank tempur, selembar kertas menjadi pesawat terbang, tutup pulpen menjadi misil penghancur alam semesta. Ditangannya semua kisah kehidupanku diciptakan.
***
Dicerita kali ini aku bernama John, pasukan tempur dari Planet Riu Riu yang bertugas menyelamatkan penduduk bumi dari serbuan monster purbakala yang di bangkitkan oleh "Dr. Z", seorang ilmuwan gila yang mengharapkan kehancuran bumi.
Sebelum aku datang, para superhero bumi sudah terlebih dulu tumbang. Batman, lehernya patah digigit T-Rex. Superman, bola matanya pecah tertusuk Kristal Chrypton. Spiderman kehabisan napas dililit ular raksasa dan Captain Amerika tidak berdaya tertembus roket di perutnya.
Elista, Ratu dari Kerajaan Goa melepaskan sinyal darurat ke angkasa, meminta bantuan.
"ini tanda darurat" kataku "aku harus bergegas menyelamatkan mereka"
Aku berlari menuju Z100, sebuah pesawat yang dipersenjatai dengan sinar laser penghancur dan kecepatan terbang yang luar biasa. aku melaju seperti kilat, melewati asteroid, menghindari hujan meteor, memasuki lubang hitam hingga sampai ke bumi.
"John sang penyelamat" kata Elista "selamatkanlah bumi dari kejahatan Dr. Z"
"baiklah Ratu"
Bergegas aku mengambil senjataku "Lidah Api". Sebuah pedang yang kudapat setelah mengalahkan Zork si raja neraka. Dengan pedang ini pasti semua musuh akan mati, dengan pedang ini pula lah semua pertempuran aku menangkan.
Di hadapanku ada ular besar sekali, dia sangat gesit dan mampu mengeluarkan racun dari mulutnya.
"ssssst ... Â sssssst ...." Si ular menyemburkan racunnya.
"aaaah sialan" kataku mengeluh setelah jirahku terkena semburannya.
Aku mengambil ancang-ancang untuk menyerang dengan jurus "angin bayangan". Si ular kebingungan menentukan posisiku berada, sebab gerakanku sangat cepat dan acak. Aku mengitarinya, sengaja membuatnya bingung. Setelah ia merasa pusing, sekuat tenaga ku tebaskan pedangku ke kepalanya. Batok kepalanya hancur, si Ular mati.
Baru sekejap setelah kemenangan pertama, tiba-tiba T-Rex datang berlari dengan sangat cepat. Dia mengaung-ngaung sembari menunjukan giginya yang tajam. Aku menghela napas sejenak, bersiap mengambil posisi lalu menebaskan pedang ke lehernya.
"hiiiaaaattttss zing .. zing .. zing ..." pedang ku ayunkan.
"aaah kurang ajar, kuat sekali dia" keluhku setelah seranganku tak berdampak sama sekali
mendapati lehernya tak mampu ditembus pedang api, aku merasa frustasi. Berkali-kali mencoba, hasilnya tetap sama. T-Rex semakin beringas, dia menggigit punggungku dan melemparnya ke langit, tubuhku terpental jauh. Aku balas menyerang dengan tinju maut tapi gerakan T-Rex tak bisa ditebak, ekornya menghantam tubuhku tanpa disadari. Lagi-lagi aku terpental jauh,
"tut .. tut .. tut .."
batas kekuatanku tinggal setengah, aku harus berubah mode agar bisa melanjutkan pertarungan.
"hiaaaatttsss .. berubah mode naga"
Sinar putih menyelimuti tubuhku, semua luka yang disebabkan oleh pertempuran menghilang, pedang api yang ku gunakan juga berubah menjadi basoka laser.
"jreeeeeng"
"dengan mode naga aku pasti bisa mengalahkanmu T-Rex keparat".
Aku mengarahkan basoka, membidiknya, setelah target terkunci. Ku tekan tombol pematik.
"buuuusssssshhhhh" laser melesat.
"DUAAAAARRRRRRR" T-Rex hancur menjadi debu.
Dari kejauhan sebuah pesawat kecil datang mendekat, sembari menembaki tanpa henti, aku menghindar tapi tembakan itu terlalu rapat dan banyak sehingga mengenai kaki kananku.
"Dr. Z" kataku saat melihat ke arah pesawat
"hahahahahahahah kau akan mati disini John" katanya "rasakan ini, MERIAM PENGHANCUR".
"tuiiiiiiiiiiiing"
Aku tak bisa menghindar, posisiku sedang dalam keadaan tak siaga tapi tiba-tiba saja Hulk datang menyelamatkanku.
"terima kasih Hulk, kau sangat baik" ucapku sembari berdiri.
Dr. Z panic melihat Hulk datang membantu, bukan ia takut tapi karena Hulk adalah anak kandung Dr. Z,
"Anakku pergilah dari situ" teriak Dr. Z "jangan menghalangi niatku"
"NOOOOOO" Hulk menolak, ia tetap bersih keras ingin menyelamatkan bumi.
"baiklah jika itu maumu, rasakanlah ini "Racun Pengikis Kesadaran".
Dr. Z melemparkan bom asap, aku menutup hidungku tapi Hulk tidak, ia malah menghirup racun tersebut. Hulk sempoyongan memegangi kepala, ia berteriak kencang lalu kulitnya berubah menjadi merah. Hulk menatapku, wajahnya penuh amarah, ia menyerangku secara membabi buta.
"hentikan Hulk" kataku sambil menghindar "aku temanmu, sadarlah"
Hulk tetap tak mau berhenti. Aku harus berbuat sesuatu. Ku panggil Z100 dan memintanya berubah menjadi robot untuk mengalihkan perhatian Hulk. Rupanya berhasil, sekarang Hulk sibuk mengejar Z100.
"sekarang kau sendirian Dr. Z ....
 Ku ambil basok dan mulai membidik.
***
"Bapak pulang" suara terdengar dari luar lakon.
Jejen menghentikan permainan "Dr. Z vs John". Ia berlari mengejar ke arah suara tersebut.
"lihat bapak bawa handphone buat kamu. Jadi kamu bisa main game online seperti Riki tetangga kita"
"asiiiik" Jejen bersorak girang.
Aku, Dr. Z, Hulk, Z100 dan lakon lain menggelatak di lantai, dibiarkan berserakan, menyebalkan. Kurang ajar. Gara-gara bapak tua permainan ini tidak diselesaikan. Hulk marah dan berteriak
"Tuan, Jangan Kau Hancurkan Dunia Kami"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H