Mohon tunggu...
Dwi Buddyartho
Dwi Buddyartho Mohon Tunggu... profesional -

Mengenyam pendidikan dan besar di Timur Indonesia, bekerja di beberapa daerah di Barat Indonesia menciptakan pengalaman yang sangat bermanfaat untuk dibagikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Taxi! (Bagian I)

10 Agustus 2013   12:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:28 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Taxi Express tanpa pengumuman ke publik sudah tidak menerapkan tarif bawah. Sekarang sudah sama dengan Blue Bird. Sayangnya, di lapangan sepertinya keraguan manajemen dan pengemudi taxi Express sangat jelas terlihat dengan masih banyaknya armada taxi Express yang masih menempelkan di kaca depan : TARIF BAWAH "

Apapun alasan manajemen dan pengemudi taxi Express masih menempelkan tanda TARIF BAWAH  tersebut yang jelas di mata pengguna taxi, manajemen dan pengemudi berniat MENIPU MASYARAKAT ! Di tambah lagi upaya BOHONG yang dilakukan oleh pengemudinya. Penulis yang sempat menggunakan taxi Express CA 4020 sempat kecewa dan gusar karena saat bertanya pada pengemudinya dan mendapat jawaban : " BENSIN SUDAH NAIK PAK, LAGIAN BLUE BIRD SUDAH 7000 TARIFNYA ! ".  Pengemudinya membela diri dengan jawaban yang sudah disiapkan, entah disiapkan oleh dia sendiri tau oleh manajemnnya. Yang jelas upaya MENIPU DAN MEMBOHOGI PELANGGAN sangat jelas.

Untuk menggunakan tarif bawah atau atas, pemda memberikan kebebasan kepada operator taxi, jadi,  jika manajemen taxi Express ingin menggunakan tarif atas sangat dipersilahkan, namun karena selama ini Express taxi sudah memiliki pelanggan, alangkah baiknya jika diumumkan kepada masyarakat agar jelas. Jika pelayanan taxi Express dioptimalkan dengan adanya penerapan tarif atas, tentunya pelanggan taxi Espress tidak akan mencari layanan taxi alternatif. Sinyalemen bahwa manajemen taxi Express tidak percaya diri menerapkan tarif atas sangat jelas terlihat. Yang tidak kalah pentingnya adalah komunikasi manajemen dengan pengemudi. Sebagai ujung tombak, pengemudi harus diberi pengertian bukan perintah untuk tidak menggunakan tanda TARIF BAWAH. Resistensi terhadap kebijakan perusahaan yang memutuskan meneraplan tarif atas oleh  para pengemudi yang terjadi di lapangan, dengan masih menggunakan tanda TARIF BAWAH adalah bukti bahwa komunikasi internal masih belum lancar.

Saat ini hampir tidak ada komplain terhadap apa yang namanya ARGO KUDA. Mengapa ? Permainan taxi sudah tidak di situ. Masih di mesin argo tapi tidak dengan mengeset jarak yang per 100 meter menjadi lebih pendek, permainan itu sudah kuno.

Ada dua tarif yang diterapkan oleh mesin argo, tarif per meter/kilometer dan tarif tunggu. Namun tidak semua mesin argo pada taxi bisa mempertanggungjawabkan kedua biaya yang  dibebankan kepada pengguna taxi. Gimana sebenarnya permainan gaya baru dari para operator taxi ? Tahukah Anda bahwa sebagai pengguna taxi uang Anda dicuri oleh mesin argo ? Wah gimana tuh ?!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun