Mohon tunggu...
MBudiawan
MBudiawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Indahnya Alam Papua

Spesialist dibidang Survey dan Perencanaan kehutanan. Sewaktu muda aktif sebagai seorang kartunis dan penulis di beberapa media di kota Bandung Pernah bekerja di beberapa perusahaan swasta nasional, PT. ASTRA, PT. Sinar Mas Forestry, PT. Kiani Lestari.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sejelek-jeleknya Pembangunan di Papua, PNG Lebih Parah Lagi

11 Juni 2014   20:47 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:12 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saat ke Merauke saya berkunjung ke perbatasan RI – PNG, yang terletak di Distrik Sota. Begitu memasuki zona bebas atau zona bersama, kita disambut dengan gapura “GOOD BYE AND SEE YOU AGAIN ANOTHER DAY”. Sebelum memasuki kawasan, harus berhenti dahulu di pos perbatasan TNI, kita wajib melapor dan menyerahkan identitas.  Kartu identitas bisa diambil pada saat akan pulang nantinya.

Didalam lokasi perbatasan ada taman yang pemerintah kelola, disana kita bisa makan sambil beristirahat di gubuk –gubuk kecil yang tertata rapih buat pengunjung. Dilokasi taman ada Musamus (Sejenis sarang semut tanah berukuran raksasa) dan tugu BM (Bench Mark) tanda batas wilayah. Harus diingat disana tidak ada yang berjualan makanan, jadi harus bawa bekal dari luar. Yang ada hanya penjual kaos dan cinderamata khas perbatasan.

Saya pernah bertemu dengan penduduk yang baru pulang berburu dengan diiringi anjingnya sebanyak 12 ekor. Saat saya hampiri, ternyata dia sebelumnya merupakan warga Negara PNG, sekolahnyapun di Port Moresby, namun sekarang sudah beralih kewarganegaraan menjadi WNI. Katanya kehidupan PNG jauh lebih parah jika dibandingkan dengan kehidupannya sekarang di wilayah RI. Bahkan saudara-saudaranya yang tinggal diperbatasan sering datang ke wilayah RI dengan membawa hasil tangkapan ikan. Mereka menjualnya di Sota. Kemudian pada saat pulang mereka membawa barang yang dibeli dari hasil penjualan ikan wilayah RI.

Bagaimana parahnya ya, kondisi di PNG? Papua saja yang kita nilai termasuk tertinggal jauh dalam segala hal, mereka masih anggap lebih baik.

Terakhir yang perlu diingat, jangan sampai anda masuk melewati batas zona bebas. Walaupun kata penduduk disana, tidak apa-apa, jangan coba-coba. Siapa tahu tiba-tiba datang patroli dari PNG. Bisa jadi anda ditangkap. “Peleh….!” (ucapan orang Papua kalau mengeluh).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun