Mengingat ongkos pesawat yang semakin mahal, jadwal off tidak saya ambil setiap bulannya. Paling 2 bulan sekali, kalau tiap bulan sebenarnya masih bisa juga, hanya sayang juga, kan uangnya bisa untuk ditabung.
Kebetulan bulan ini akan saya akan pulang, kepulangan kali ini rencananya akan membawa oleh-oleh ikan arwana. Anak-anak di Bandung pesan ikan langka ini untuk dipelihara di aquarium.
Seharusnya kalau membawa ikan itu keluar dari Papua harus dilengkapi surat-surat. Tapi mengingat waktu yang sudah sempit dan biar praktis saja, akhirnya ikan itu saya bawa tanpa memakai surat.
Saya mengakali dengan cara memasukan ikan tersebut kedalam botol minuman. Untuk memudahkan, tas ransel saya masukan saja ke bagasi, karena tidak bisa dikantongi, tablet pun saya masukan kedalam tas. Biar kalau turun transit nanti tidak terlalu kerepotan menenteng tablet, selain itu untuk memudahkan membawa botol minuman yang berisi anak ikan arwana tadi. Jadi kalau masuk kedalam pemeriksaan, air itu tidak dimasukan kedalam x ray, masukan saja dikantong baju dibalik jaket. Lagian pemeriksaaan di bandara di timur tidaklah seketat seperti di P. Jawa. Yang agak sedikit ketat mungkin nanti di Makasar saja.
Sepanjang jalan, saya tengok-tengok terus botol minuman itu, kadang bolak-nalik ke toilet pesawat untuk mengganti airnya.
Tepat jam 7 malam pesawat mendarat juga di Jakarta, perjalanan rasanya sudah sampai saja. Tinggal naik suttle ke arah Bandung. Saat di Rest Point di jalan TOL, saya ganti lagi airnya dengan air minum mineral, karena tampak ikan-ikan tersebut sudah mulai terapung.
Akhirnya saya sampai di rumah, senang sekali melihat kedua anak laki-laki saya ceria begitu mendapatkan ikannya.
Saat istri saya hendak meminjam charger hp, saya buka tas. Namun agak sedikit heran juga, tas saya kok terbuka dibagian depan. Padahal seingat saya waktu di Papua, tas itu saya tutup rapih. Memang kantong dibagian dalam tas robek, kalau risleting nyangkut pada kantong yang robek, maka akan susah untuk ditutup atau dibuka kembali.
Saya cari kabel charger, tidak ada. Saya periksa lebih dalam, tetap tidak ada. Bahkan Tablet milik saya juga tidak ada. Saya yakin disanalah saya simpan. Setelah semua isi tas di bongkar, ternyata memang barang itu sudah tidak ada ditempatnya.
Tablet itu saya yakin hilang pada saat di bagasi pesawat, bisa pada saat dimasukan kedalam pesawat ataupun pada saat akan diturunkan. Karena setelah saya ambil bagasi, saya tidak pergi kemana-mana, saya langsung nain Suttle ke arah Bandung.
Ikan Arwana selamat, Namun Tablet Lenyap sudah.......Heran bukan main, orang lain susah untuk mencari pekerjaan, sementara ini yang sudah punya kerja, di bandara lagi, tapi masih juga orang itu menguntil barang yang seharusnya mereka jaga. Hati-hati saja kalau naik pesawat jangan pernah menyimpan barang berharga kedalam bagasi. Saya juga bukannya tidak tahu hal seperti ini pernah terjadi pada orang lain sebelumnya. Ya itu tadi,  demi menyelamatkan  beberapa ekor anak ikan arwana....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H