Bardasarkan hasil analisis pada bagian pembahasan, dapat disimpulkan bahwa banyak dari meme politik yang menimbulkan kesalahpahaman terhadap pengguna media sosial , karena kurangnya pemahaman yang diterima kepada rakyat. Salah satunya yaitu  "politik sontoloyo" yang dikemukakan presiden Jokowi merupakan kalimat yang ditujukan kepada para politisi , tetapi masyarakat salah mengartikan perkataan itu, dan menimbulkan persepsi yang rancu oleh masyarakat terhadap presiden Jokowi. Hal ini menandakan bahwa meme bersifat  kontekstual,  artinya sangat  bergantung  pada  konteks tempat, situasi dan latar belakang subjek yang merespon meme tersebut.
Fenomena meme politik yang tersebar pada media sosial menuai berbagai respon dari masyarakat. Secara sengaja atau tidak, hal ini dapat mengubah mindset publik sebagai media komunikasi yang terdapat di dunia maya. Himbauan yang dapat kami sampaikan untuk fenoma ini antara lain:
1. Memahami informasi sebelum mengkritis / mengomentari.
2. Lebih bijak dalam penggunaan / menikmati meme.
Bagaimanapun, berbagai meme terutama meme sindiran adalah hal yang bisa dikatakan sebagai hal yang negatif, meskipun juga bisa menjadi hal yang positif. Sisanya adalah tentang bagaimana pemahaman kita untuk menyikapinya dan lebih berhati-hati saat berselancar di internet dan sosial media dalam menghadapi arus informasi di era terbuka ini.
Terimakasih,
DAFTAR PUSTAKA:
- Fiske, John. 2014. Pengantar Ilmu KomunikasiEdisi Ketiga. PT. Rajagrafindo Persada, Depok. ISBN 978-979-769-422-7
- Tinarbuko, Sumbo. 2012. Semiotika Komunikasi Visual. Jalasutra. Yogyakarta. ISBN 978-602-8252-75-1
- Pilliang, Yasraf Amir. 1998. Sebuah Dunia yang Dilipat, Realitas Kebudayaanmenjelang Milenium Ketiga dan Matinya Posmodernisme. Penerbit Mizan. Bandung. ISBN 9794331570
- Thompson, John. 1995. The Media and Modernity: A Social Theory of The Media. Stanford University Press. ISBN 978-0-7456-1004-7