Kedua, aku juga baru tahu kalau bang andy adalah playboy. Jujur saja, ketika bang Andy bercerita mengaku punya pacar saat masih duduk di sekolah dasar di Malang, aku geli. Membayangkan bang Andy yang berambut kribo mendapat pacar semudah itu membuatku tak percaya. Terlebih ketika bang Andy mengaku memenangkan tantangan para seniornya ketika di Jayapura untuk menakhlukkan gadis berkulit putih yang baru datang dari Surabaya. Logikaku agak terguncang. Parahnya lagi, bang Andy memutuskan gadis itu begitu saja setelah bang Andy gagal jadi keeper dalam pertandingan bola yang hendak dipamerkan. Ia kembali ke pacar lama. Semudah itu? "bener-bener tidak masuk akal", batinku.
Ketiga, banyak hal yang kupelajari dari buku biografi tersebut. dari sisi sejarah, aku bisa tahu mengenai perkembangan dunia pers lintas rezim. Dari dunia teknik, aku bisa mengetahui istilah-istilah baru dalam penyiaran beserta beberapa peralatan yang dibutuhkan. Dari sisi organisasi, aku bisa belajar melalui perjuangan-perjuangan bang Andy yang melompat dari satu media ke media lain. Dari sisi kehidupan, aku bisa belajar makna kehidupan dan prinsip hidup. Dari sisi ekonomi, aku bisa belajar strategi bertahan hidup ala berandalan sampai strategi hidup kelas akademisi. Dan banyak hal lain yang bisa kupelajari dari buku setebal 408 halaman itu.
Kisah-kisah bang Andy pada awalnya memang membuatku kehilangan sedikit rasa kagum, namun setelah membacanya sampai selesai, kekaguman itu melebihi ambang batas daya tampung. Emosiku meluap. Aku berusaha menggali lebih dalam kehidupan bang Andy. Aku berusaha mencari rekaman-rekaman tentang beliau yang terserak di Youtube. Rekaman itu seakan malah menambah kehausanku untuk lebih mengenal bang Andy.
Dibalik kekaguman-kekaguman itu, sebenarnya masih ada yang mengganjal dalam benakku dan ingin rasanya kutanyakan langsung pada penulis. Sebagai seorang warga yang pernah mendapat nilai bahasa Indonesia pas-pasan, saya ingin bertanya sekaligus sebagai bahan belajar terkait penulisan buku tersebut. Pada beberapa paragraf, kutemui kata sambung atau kata depan yang digunakan sebagai awalan paragraf, apakah hal ini lumrah digunakan untuk menulis biografi atau cerita model lain?
Â
*Ini tulisan pertamaku di Kompasiana. Aku berharap bang Andi tidak marah jika suatu saat tulisan ini sampai juga padanya. Jika ada keceplosan kata, sebagian memang disengaja. Belajar meniru gaya bang Andy lah.. hehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H