Mohon tunggu...
Ahmad Budairi
Ahmad Budairi Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Pecinta kopi dan gadis cantik. Semacam pengelola blog www.nusagates.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mereguk Ilmu dari Biografi Andi F. Noya

13 Februari 2016   03:45 Diperbarui: 13 Februari 2016   04:27 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, aku juga baru tahu kalau bang andy adalah playboy. Jujur saja, ketika bang Andy bercerita mengaku punya pacar saat masih duduk di sekolah dasar di Malang, aku geli. Membayangkan bang Andy yang berambut kribo mendapat pacar semudah itu membuatku tak percaya. Terlebih ketika bang Andy mengaku memenangkan tantangan para seniornya ketika di Jayapura untuk menakhlukkan gadis berkulit putih yang baru datang dari Surabaya. Logikaku agak terguncang. Parahnya lagi, bang Andy memutuskan gadis itu begitu saja setelah bang Andy gagal jadi keeper dalam pertandingan bola yang hendak dipamerkan. Ia kembali ke pacar lama. Semudah itu? "bener-bener tidak masuk akal", batinku.

Ketiga, banyak hal yang kupelajari dari buku biografi tersebut. dari sisi sejarah, aku bisa tahu mengenai perkembangan dunia pers lintas rezim. Dari dunia teknik, aku bisa mengetahui istilah-istilah baru dalam penyiaran beserta beberapa peralatan yang dibutuhkan. Dari sisi organisasi, aku bisa belajar melalui perjuangan-perjuangan bang Andy yang melompat dari satu media ke media lain. Dari sisi kehidupan, aku bisa belajar makna kehidupan dan prinsip hidup. Dari sisi ekonomi, aku bisa belajar strategi bertahan hidup ala berandalan sampai strategi hidup kelas akademisi. Dan banyak hal lain yang bisa kupelajari dari buku setebal 408 halaman itu.

Kisah-kisah bang Andy pada awalnya memang membuatku kehilangan sedikit rasa kagum, namun setelah membacanya sampai selesai, kekaguman itu melebihi ambang batas daya tampung. Emosiku meluap. Aku berusaha menggali lebih dalam kehidupan bang Andy. Aku berusaha mencari rekaman-rekaman tentang beliau yang terserak di Youtube. Rekaman itu seakan malah menambah kehausanku untuk lebih mengenal bang Andy.

Dibalik kekaguman-kekaguman itu, sebenarnya masih ada yang mengganjal dalam benakku dan ingin rasanya kutanyakan langsung pada penulis. Sebagai seorang warga yang pernah mendapat nilai bahasa Indonesia pas-pasan, saya ingin bertanya sekaligus sebagai bahan belajar terkait penulisan buku tersebut. Pada beberapa paragraf, kutemui kata sambung atau kata depan yang digunakan sebagai awalan paragraf, apakah hal ini lumrah digunakan untuk menulis biografi atau cerita model lain?

 

*Ini tulisan pertamaku di Kompasiana. Aku berharap bang Andi tidak marah jika suatu saat tulisan ini sampai juga padanya. Jika ada keceplosan kata, sebagian memang disengaja. Belajar meniru gaya bang Andy lah.. hehe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun