Mohon tunggu...
Bubup Prameshwara
Bubup Prameshwara Mohon Tunggu... Operator - Uyeah

Kadang saya memikirkan apa yg terjadi di indonesia ini, sungguh bikin "miris". Tapi kadang saya juga merasa tak ada gunanya memikirkan apa yg sedang saya pikirkan :O

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Donasi Cetak Buku Kurikulum Pembinaan Usia Dini

19 Juni 2012   20:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:46 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Selamat pagi pecinta sepakbola Indonesia dan sodara-sodara sebangsa dan setanah air, perkenankan kami P.S.K (Pengamat Sepakbola Koplaksiana) untuk memasang "pamflet" demi masa depan adik-adik tulang punggung harapan prestasi sepakbola kita.

Seperti yang kita ketahui bahwasanya dari ribuan SSB yang tersebar dari penjuru Sabang sampai Merauke, hampir mayoritas mempunyai kendala dalam penerapan tentang bagaimana membangun dan menerapkan ilmu-ilmu guna menelurkan kegemilangan anak-anak SSB. Satu hal yang perlu digaris bawahi, sejatinya SSB fokus utamanya bukan untuk mencapai prestasi dan mempunyai tim yang tangguh, melainkan membina dan pembentukan karakter anak-anak level junior agar dapat diandalkan ke level selanjutnya. Dan prestasi SSB sebenarnya adalah bila banyak melahirkan bakat-bakat junior. Menilik dari aspek finansial, tentunya bila kompetisi di Indonesia sudah berjalan sebagaimana mestinya (dengan acuan AFC), maka dengan bakat-bakat yang dipunyai, SSB dapat "pasang badan" menaikkan nilai tawar untuk talenta murid yang dipunyainya bila di kemudian hari ada klub profesional maupun amatir yang berminat merekrutnya. Secara finansial tentu hal ini dapat menjadi cambuk bagi SSB untuk mencetak lebih banyak lagi bakat junior, dengan catatan kompetisi amatir usia berjenjang masiv dijalankan oleh PSSI.

Tak dapat dipungkiri bahwa tak sedikit para pelatih SSB dalam mengajarkan kepada anak didiknya hanya mengandalkan intuisi, pengalaman, dan teori hasil belajarnya secara otodidak. Untuk itu, Timo Schuneumann selaku direktur pembinaan usia dini PSSI tergerak untuk menyusun kurikulum standart untuk pembinaan usia dini, usia muda, dan level junior. Kurikulum tersebut disusun sesuai standart keilmuannya yang memegang lisensi A dari UEFA, namun meski standart Eropat tapi tetap dilakukan penyesuaian sana-sini sesuai aspek kultur, fisikal, geografis, dll yang ada di Indonesia.

Namun sayang, bertahun-tahun PSSI selalu dimanjakan dengan APBN yang terbilang cukup "wah", maka dalam periode kali ini harus menerima kenyataan bahwa dana dari pemerintah (APBN) yang seharusnya dapat digunakan untuk menjalankan program-program yang telah dicanangkan, ternyata gagal. Apa lacur, selain mendapat warisan hutang dan ketidakjelasan pertanggung-jawaban, periode kali ini harus banyak memutar otak karna dana dari pemerintah distop. Jangankan untuk menjalankan semua program, membiayai berbagai kegiatan timnas saja masih goyang kiri-kanan "memanfaatkan" hasil dari kompetisi yang bisa dibilang masih jauh dari kesan profesional.

Untuk mencari solusi dari permasalahan ini, beberapa para pecinta sepakbola Indonesia turut serta guna menyumbangkan buah pikiran mengatasi permasalahan ini, terutama mengenai kendala yang dihadapi om Timo yakni tak adanya dana mencetak buku kurikulum yang sedianya akan didistribusikan gratis ke SSB di seluruh Indonesia.

Sebelumnya, ijinkan OOT sejenak. Suporter sepakbola belum tentu pecinta sepakbola, pecinta sepakbola belum tentu suporter sepakbola, tapi pasti banyak juga pecinta sepakbola yang juga suporter. Mengenai hal ini (suporter dan pecinta) mungkin akan P.S.K bahas di lain kesempatan.

Kembali ke benang merah. Saat peluncuran buku "Kurikulum Pembinaan Usia Dini, Usia Muda, dan Level Junior", beberapa waktu lalu baru sekedar simbolis. Dan cetak massal dari buku kurikulum ini masih belum ada titik terang karna dana APBN dari pos Kemenpora untuk pembinaan usia dini baru bisa dianggarkan di 2013, itu pun bila lancar disetujui. Mengatasi hal ini, beberapa rekan masih mempelajari lebih jauh format menyusun proposal guna diajukan ke sponsor untuk turut andil mencetak buku kurikulum. Dan sembari menunggu program proposal selesai format pasnya, beberapa rekan-rekan pecinta sepakbola sudah banyak yang sibuk melengkapi apa yang seharusnya dikerjakan. Mulai dari mendata SSB se-Indonesia, mengumpulkan video-video tutorial yang sekiranya dapat mendukung buku kurikulum, hingga menyumbangkan rejekinya agar dapat berguna untuk menjalankan program cetak buku kurikulum dan distribusinya.

Saat ini donasi yang telah terkumpul bisa dicek di :
http://binasepakbola.com/peduli-pembinaan-sepakbola-usia-dini/

Atas dasar kepedulian akan anak-anak masa depan prestasi sepakbola kita, dengan ini kami mengharap donasi bagi para pecinta sepakbola untuk turut andil dalam program cetak buku kurikulum.

Donasi bisa di kirim ke :
BCA : 0372585836 a/n Adrianus Satrio
Mandiri : 1200006501352 a/n Anggoro Widi Saputro
BRI : 0409-01-003357-50-7 a/n Bimo Aji Sasongko

Bagi DONATUR, setelah transfer bisa konfirmasi ke saya di nomor 089 750 33991

Dan dengan ini, maka sisa penggalangan donasi di http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/02/27/daftar-donasi-menuju-sepakbola-indonesia-yang-lebih-baik/ yang masih sisa Rp 124.658,- kami inisiatifkan untuk disalurkan ke program cetak buku kurikulum ini.

Sekian dan terimakasih atas patisipasinya
(P.S.K)

Daftar donatur yang konfirm ke 089 750 33991 :

1. Spoonky22 = Rp 2.215.000 BCA
2. Harijono via = Rp 20.000 BCA
3. Sisa donasi PSK maret = Rp 124.658 BCA
4. Bubup  = Rp 100.000 BCA
5. Damianus Gading = Rp 100.000 BCA
6. Zein : Rp 60.000,- BCA
7. Yusuf : Rp 50.007,- Mandiri
8. Agung Nugroho : Rp 200.000,- Mandiri

Donasi secara kolektif dari berbagai forum bisa dicek di :
http://binasepakbola.com/peduli-pembinaan-sepakbola-usia-dini/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun