Mohon tunggu...
Bubup Prameshwara
Bubup Prameshwara Mohon Tunggu... Operator - Uyeah

Kadang saya memikirkan apa yg terjadi di indonesia ini, sungguh bikin "miris". Tapi kadang saya juga merasa tak ada gunanya memikirkan apa yg sedang saya pikirkan :O

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Revolusi Bonek: Bonek Dicerca, Bonek Berjuang, Bonek Menggelora

7 Maret 2012   06:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:24 1998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Bonek, sebagaimana kami biasa disebut oleh masyarakat Indonesia sebagai suporter pendukung klub Persebaya. Banyak orang telah terlanjur mencap kami sebagai paradigma "bondo nekat" di dunia sepakbola kita. Sudah terlalu banyak berita negatif yang menyoroti mengenai kiprah kami, meski kami juga mengakui bahwa memang ada hal-hal seperti itu. Tidak mengherankan bila memang itu banyak ditampilkan dalam pemberitaan hingga menimbulkan justifikasi negatif masyarakat, karena kami juga menyadari tidak sedikit pula suporter lain berbuat onar, yang membedakan mungkin karena kuantitas kami lebih banyak, jadi lebih menjadi bahan sorotan.


Malam tadi di Indonesia Lawyer Club (ILC), acara yang dipandu oleh Karni Ilyas ini mengakibatkan kemarahan dari rekan-rekan Bonek. Karni Ilyas secara frontal mengatakan hal-hal negatif dari kami para Bonek. Parahnya pernyataan tersebut tidak sebanding dengan kroscek di tempat kejadian, pun berdasarkan keterangan pihak kepolisian di TKP. Lucunya, hanya kami para Bonek yang mendapatkan justifikasi oleh Karni Ilyas, apakah bung Karni tidak ngaca dulu mengenai suporter di daerah-daerah lain?


Memang kami para Bonek mengakui bahwa di masa lalu sering berbuat onar, tapi kami mohon dengan sangat kepada seluruh media dan masyarakat Indonesia, sudilah kiranya memberi kami kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik. Perseteruan berdarah antara Bonek dengan Pasoepati pun kini berada di titik cerah dalam bentuk perdamaian. Di awal musim kami telah mengkoordinasikan kepada seluruh jajaran Bonek untuk lebih dewasa bersikap, pun saat Persebaya kalah di kandang juga kami tetap sportif mengakui keunggulan lawan tanpa kerusuhan. Sedikit kericuhan di stadion, terutama di pintu masuk, tak lepas dari faktor kurang sigapnya panpel dalam mengakomodasi 'kehausan' para Bonek akan dukungannya terhadap Persebaya. Peredaran para calo tiket juga salah satu faktor yg harus diperhatikan oleh panpel pertandingan bila ingin kami para Bonek lebih tertib lagi.


Orang mungkin banyak yang lupa, atau bahkan tidak tahu akan peran Bonek dalam proses revolusi sepakbola kita. Saat semua suporter dan klub masih terbuai dengan nyamannya kepengurusan periode lalu yang penuh rekayasa dan kecurangan, saat euforia kemenangan timnas di fase group Piala AFF menggema, kami Bonek melanglang melintasi benua menuju Zurich guna menyampaikan petisi mengenai tuntutan kepada FIFA agar lebih proaktif melihat permasalahan yang ada di Indonesia. Tak ada yang menyuruh, murni dari aspirasi para Bonek dengan biaya patungan untuk berangkat ke Zurich, Swiss. Apakah ada selain kami para Bonek, suporter yang rela ke luar negeri hanya untuk menyampaikan aspirasinya? Apalagi ini di markas FIFA, dan aksi ini bukan bertujuan sekedar jalan-jalan, murni sebuah perjuangan. Bahkan tak ada apresiasi dari barisan suporter lain atas aksi kami pun bukan menjadi permasalahan, bahkan cibiran pun kami anggap hanya angin lalu.


Kini Bonek dihadapkan pada satu titik demi menunjukkan eksistensi kedewasaannya. Pernyataan frontal oleh Karni Ilyas yang langsung 'to the point' tanpa mau menyebut dengan kata 'oknum', sungguh sangat menyakiti kami. Bila tidak mengingat perjuangan kami atas revolusi ini, saat ini mungkin cara-cara barbar seperti jaman jahiliyah dulu akan kami lakukan dengan menggeruduk tivione dan mengamuk disana. Tapi kami sadar, kami adalah fokus utama kekuatan suporter di Indonesia. Sedikit saja ada yang negatif dengan kami, dipastikan blow-up media akan sangat heboh memberitakan.


Kami yang dari Jawa Timur ini hanya bisa mengingatkan dengan cara Gus Dur: "Gusti Allah ora sare". Bila tak kunjung sadar, kami akan mengingatkan dengan cara El Pamas: "Pak tua, sudahlah". Tapi bila tidak ada itikad baik dari anda, maka jangan kabur apabila kami menggunakan cara adat Madura: "Tak gulung sak keluargamu".


Terimakasih juga buat pak Roberto Rouw atas opininya yang mengatakan bahwa Persebaya yang berlaga di IPL adalah "persebaya abal-abal". Dengan pernyataan anda tersebut maka makin membuktikan bahwa memang anda dan orang-orang pro KPSI adalah yang selalu mengkotak-kotakkan sepakbola kita, serta selalu mementingkan golongan anda. Sungguh kasian para pemain-pemain klub ISL yang kehilangan haknya membela timnas gara-gara mengikuti ambisi kekuasaan seperti anda dan teman-teman anda. Sungguh sangat kasian para talenta muda Papua yang tidak terpantau karena saat PSSI datang ke Papua malah diusir. Bahkan penyataan seperti ini juga disayangkan oleh Nico Dimo yang notabene adalah salah satu pemain legenda Persipura. Sekali-kali mohon pak Roberto datang ke Gelora Bung Tomo untuk menonton apa yang anda anggap "persebaya abal-abal", dan pantau juga di Tambaksari untuk memantau "persebaya" yang anda anggap asli.


Ini bukanlah fitnah, siaran ILC dapat disaksikan secara nasional, dan berjuta pasang mata menjadi saksi atas apa yang menjadi perkataan Karni Ilyas dan Roberto Rouw. Tulisan ini juga merupakan ungkapan kegerahan rekan-rekan Bonek yang masuk ke sms saya paska tayangnya ILC malam tadi.

Media ternyata makin gencar memprovokasi keadaan sesuai pesanan sang pemiliknya. Saatnya para penggiat citizen journalism turut gencar dalam mengcounter apapun provokasi media yang tak bertanggung jawab.

SAETAMA (salam edan tapi mapan)
S1NYAL WANI

Salam P.S.K

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun