Mohon tunggu...
Bubup Prameshwara
Bubup Prameshwara Mohon Tunggu... Operator - Uyeah

Kadang saya memikirkan apa yg terjadi di indonesia ini, sungguh bikin "miris". Tapi kadang saya juga merasa tak ada gunanya memikirkan apa yg sedang saya pikirkan :O

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Menelaah Fitnah Terhadap PSIS Semarang

1 Februari 2012   19:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:11 1814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai hai hai football lovers dari Sabang sampai Merauke, dari Nias hingga Pulau Rote. Jumpa lagi dengan gue dedengkot perwakilan dari tim P.S.K (Pengamat Sepakbola Koplaksiana) yang seringnya menjadi juru kunci sebagai orang yang publish artikel seringnya tengah malam. Lama tak bersua dalam perbincangan, gimana kabar ente semua Gan, Brur, Jek, Coy? Semoga dalam keadaan sehat selalu, gue sendiri sich kemarin rada flu, jadinya nggak terlalu bisa aktif “Terkoplak Mengabarkan”.

Gimana perkembangan kisruh persepakbolaan kita yang dimotori oleh barisan orang-orang lama dalam kedok KPSI? Wow, iya wow!! Sampai sekarang pun masih banyak hal-hal irasional yang ditunjukkan oleh KPSI beserta para loyalisnya. Kalau gue sich enjoy aja, nggak perlu mempermasalahkan KPSI, tinggal dibalik saja apa yang tengah diutarakannya kepada publik, apakah nyata atau hanya sebatas Lip Sync manis bak lagu sendu mendayu-dayu? Contohnya mudah saja, tak perlu jauh-jauh.

1.Bagaimana kelanjutan pernyataan Hinca Pandjaitan yang mengatakan kasus Persipura di CAS sudah akan keputusannya pada bulan Januari? Oh ya, mungkin alasannya adalah karena PSSI terlambat menyampaikan pembelaan dikarenakan copy surat dari CAS tidak diterima. Haloo, sebelum sidang dimulai itu harusnya sudah ada jadwal hearing tertulis di website CAS, jadi hearing itu tidak berhubungan langsung dengan agenda sidang (catet: emang ada hubungannya, tapi nggak langsung). Kini sudah masuk bulan Februari loh, apalagi sampai bulan Maret CAS tidak mengagendakan hearing untuk kasus Persipura vs PSSI. (Naaah, soal janji Hinca ini bisa disimak dech di situs FIFA, ehhh maksud gue VIVAnews)

2.Sepertinya ada yang pernah berseloroh bahwa klub-klub ISL diundang FIFA pada tanggal 27 Januari (yg mengatakan ini adalah, CEO PSMS ISL yg inisialnya adalah pak Idris). Mungkin jumawanya pak Idris ini karena efek dari janji manis PT LI yang berjanji akan memfasilitasi klub-klub ISL untuk bertemu dengan FIFA (naaah soal janji ini bisa disimak di detiksports, soal pak Idris ada di goal.com)

Sudah aja dech, dua hal diatas dipenuhi aja sudah bgus banget tuh, jadi sementara ini nggak perlu banyak-banyak dulu. Oke coyyy? (koq mirip nama sebuah turnamen ya) Tapi gue disini juga akan mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya Ade Namnung yang acaranya menjadi salah satu sponsor besar di turnamen PT LI, semoga amal ibadah semasa hidupnya diterima di sisi Allah (amin).

Beberapa hari jarang menyimak kondisi sepakbola, koq sekarang makin aneh saja ya? Mungkin beberapa hari lalu gue sempat membaca ada yang publish mengenai klub IPL yang memberikan jatah nasi bungkus kepada para pemainnya. Yaaah wajar, mungkin dia abege labil yang lagi pengen diperhatiin, sehingga makin kalap aja menggunakan cara-cara mencari perhatian seperti itu, yakni bicara tanpa dasar & fakta. Lantas, kini semakin aneh lagi, tadi gue lihat ada yang memfitnah tim PSIS Semarang, dengan mengatakan bahwa para pemain hanya diberi jatah makan arem-arem (itu loh, yg mirip lontong tapi sudah ada lauknya di tengah). Bahkan juga dengan pedenya berani mempublish foto sebuah wadah makanan yang berisi nasi dan lauknya, serta mengatakan bahwa itulah jatah makanan (lihat foto) yang diterima oleh para pemain-pemain PSIS.

[caption id="attachment_158533" align="aligncenter" width="320" caption="Nih foto biang fitnah di fb dan twitter"][/caption] Ckckckck, gue hanya bisa geleng-geleng menyimak kejadian ini. Sebegitu waraskah mereka menyebarkan fitnah semacam ini? Tak sadarkah bahwa selain ada konsekuensi sosial juga sebenarnya juga ada konsekuensi moral bila sudah mengibarkan bendera pemfitnahan seperti ini? (sorry, emang gue SH, tapi gue disini gk akan ngemeng soal hukum). Inikah sebuah forum (inisialnya adalah yunitmi) terhormat yang menginginkan Alfred Riedl kembali ke Indonesia dengan cara menggulingkan kepengurusan PSSI sekarang dan selalu mendukung apapun pada sepak terjang KPSI? WTF (what the fool’s?). Kejadian ini sebenernya juga tidak hanya menimpa PSIS Semarang saja, tadinya juga ditujukan kepada PSMS Medan yang berlaga di IPL, namun  ternyata langsung direspon bahwa hal tersebut hanyalah pemfitnahan belaka.

[caption id="attachment_158536" align="aligncenter" width="320" caption="riedl: yu nit mi? bp_sh: no, thanks :)"]

13281263091770448189
13281263091770448189
[/caption] Memang bila kita sudah bermain masuk dalam ranah jejaring sosial, perlu siap segala macam konsekuensi apapun, dan biasanya jejaring sosial juga sudah mengingatkan hal ini dalam sebuah Term and Conditions. Tak heran bila banyak sekali di facebook maupun twitter makin menjamur sebuah argumen yang “seenak udelnya” sendiri tanpa berdasarkan data & fakta. Dan parahnya, di kompasiana sendiri juga sepertinya terjangkiti oleh virus abege labil eksodus dari facebook dan twitter untuk memberitakan tentang keburukan PSSI. Nggak masalah sich kalau memang mau mempublish kejelekan IPL, toh gue juga pernah mempublish laga PSM melawan Semen Padang yang diwarnai kericuhan, tapi juga harus berdasarkan fakta dong ahh!!! Beruntung di media sosial seperti Kompasiana dan Kaskus juga menyertakan sebuah “track record” dari seseorang, jadi bila memang ada yang dirasa tidak beres dengan seseorang ya tinggal klik saja profilnya, lalu lihat apa saja yang telah dihasilkan. Dengan cara seperti itu akan memudahkan untuk mengetahui tentang rekam jejak seseorang.

Akhir kata, yasudah kita ikuti saja perkembangan sepakbola tanah air, toh kita juga hanya bisa mengawal agar apa yang dicita-citakan dalam revolusi setahun belakangan ini makin mendekati kenyataan. Soal fitnah-memfitnah, hmmz perlu kedewasaan dari seseorang untuk dapat mengakui kesalahannya, kecuali bila memang orang tersebut berniat jelek dari awalnya. Tak perlulah kita sampai memfitnah karena tidak suka terhadap suatu hal. Bila memang nggak suka ya tinggal bikin cerita fiksi sajalah, karena dengan menulis fiksi maka tanggung jawab mengenai sebuah sumber tak begitu dipermasalahkan. Ini dia contohnya cerita fiksi yang berjudul “Dalam Sepekan ke Depan, ISL Akan Dibubarkan Kepolisian”.

[caption id="attachment_158535" align="aligncenter" width="546" caption="Nich investigasi FDSI_tweet ke orang yg kompeten, so silahkan disimpulkan sendiri cooooyyy"]

13281233731648502400
13281233731648502400
[/caption] “Oke jek, pesan moralnya apa nich mas @bubup_prameshWR ???”

Hmmz, gue tutup dengan pantun singkat aja dech :

Pak guru membeli sepatu, harganya murah warnanya mengkilat. Mulutmu harimaumu, siapa fitnah bakalan kuwalat.

* * * * * * * * * *

~~{[["P.S.K"]]}~~

Pengamat Sepakbola Koplaksiana “Terkoplak Mengabarkan”

oleh : Bubup Prameshwara, SH (Specialis Humor) Peraih gelar Humoris Causa dari UGM (Universitas Genteng Merah)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun