Ada yang tertinggal dari berita kalahnya tim tuan rumah, Persisam, melawan tamunya, Pelita Jaya, dengan skor telak 1-4 dalam laga lanjutan ISL. Bila sebelumnya Pusamania atau suporter penggemar tim Persisam melalui ketuanya, Tommy Ermanto Pasemah, menyatakan bahwa pihak suporter menginginkan Persisam untuk keluar dari kompetisi (atau turnamen) ISL yang dicurigai barisan suporter ada mafia wasit maupun ajang perjudian. Pernyataan Pusamania ini tentu saja ditengarai oleh banyak orang hanyalah sebagai statement emosional saja pasca kekalahan kelak timnya di kandang sendiri. Sebagai ketua suporter, sejatinya harus mendukung bagaimanapun timnya berlaga, baik saat diatas maupun dibawah. Mengenai tuduhan ada "yang tidak beres" dengan kepemimpinan wasit, sebenarnya di sepakbola mengenal adanya komdis, dan di komdis inilah jalurnya pengaduan tuduhan untuk dipelajari lebih jauh sesuai bukti-bukti yang diberikan (ehh gk tau ding, IST punya komdis ato nggak). Namun sikap emosional ternyata ditunjukkan oleh barisan suporter pendukung Persisam dengan menyerukan agar Persisam untuk keluar dari ISL. "Ahh, itu semua orang banyak yang udah pada tau tuh mas Bup. Emang nggak ada berita laen ya?" Hmmz, iya sich udah banyak yang tau, dan gue juga yakin sich kalo pecinta sepakbola (terlepas adanya pro-kontra IPL/ISL) yang menyayangkan sikap emosional suporter Persisam. Tapi ada sedikit berita yang mungkin luput dari pemberitaan pada umumnya, dan yang mencengangkan adalah berita ini datangnya langsung dari Harbiansyah Hanafiah, presiden direktur dari Persisam. Menanggapi wacana Pusamania yang menginginkan Persisam keluar dari ISL, Harbiansyah mengeluarkan statement yang menurut PSK adalah satu blunder yang mencengangkan dunia persepakbolaan Indonesia. Seperti dikutip dari detiksport, Harbiansyah mengatakan : "Jangan kita terlalu cinta (Persisam), buat kita lupa karena ingin menang terus. Tim lawan (Pelita Jaya) memang bagus, kita harus akui itu. Saya bisa pastikan, musim ini ISL tidak ada mafia dalam pertandingan seperti tahun-tahun lalu" Nah loh, kalau sudah begini, gimana tuh pernyataan dari Harbiansyah? Dari statement tersebut, dinyatakan dengan gamblang bahwa ISL pada musim-musim sebelum ini memanglah ada mafia pertandingan. Tentu saja hal ini makin memperkuat kenyataan bahwa adanya penundaan pertandingan sampai berkali-kali yang mengakibatkan selamatnya Pelita Jaya dari jurang degradasi, perubahan format tiba-tiba yang menguntungkan Persik. Ditambah lagi kenyataan bahwa selama ini pembayaran wasit-wasit serta perangkat pertandingan pada periode yang lalu bukanlah tanggung jawab PSSI maupun PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi, melainkan dibebankan kepada kubu tuan rumah secara total, baik fee pertandingan maupun fee nonteknis seperti penginapan dan akomodasi. Dengan kondisi seperti ini tentu saja akan mempengaruhi netralitas wasit dalam memimpin jalannya pertandingan, tak heran bila banyak sekali kejadian diberikannya tendangan penalti saat jelang akhir pertandingan, maupun pelanggaran/offside yang sebenarnya kamuflase dari "pesanan" pra-pertandingan. [caption id="attachment_156227" align="aligncenter" width="640" caption="illustrasi : http://s13.postimage.org/43phca22f/1axocj.jpg"][/caption] Yaaaah, akhir kata, seharusnya para suporter lebih bersikap dewasa dalam menyikapi hasil pertandingan. Menang-kalah adalah hal yang biasa dalam pertandingan, MU saja bisa dibantai 1-6 di Old Trafford oleh Manchester City, lebih parah malah laga bertajuk El Clasico, Madrid juga pernah dibantai 2-6 di Santiago Bernabeu oleh Barcelona. Yang diperlukan adalah loyalitas barisan suporter untuk mendukung tim kesayangannya baik saat jaya maupun saat terpuruk. Bila memang ada kejanggalan yang mengarah kepada konspirasi, sebaiknya dilaporkan ke komdis agar diproses dengan sebagaimana mestinya berdasarkan bukti-bukti rekaman jalannya pertandingan. Dan ingat, apapun hasil persidangan komdis tidak akan merubah hasil akhir pertandingan, sanksi hanya dikenakan kepada perangkat pertandingan, utamanya adalah wasit (itu juga kalo IST punya komdis loh). Mungkin ada baiknya Pusamania kembali ke jalan yang benar sesuai koridor legal PSSI/AFC/FIFA, tapi sepertinya susah banget yah. Lha wong bosnya aja (Harbiansyah) dedengkot KPSI, belum lagi Erwin juga termasuk anggota exco yang dipecat gara-gara menyebrang ke KPSI. Yasudahlah, tugas berat buat Tommy Ermanto Pasemah bila ingin kembali ke jalan yang benar, harus membuat KPPPS (Komite Penyelamat Persisam Putra Samarinda) untuk membuka mata para petinggi-petinggi klub agar segera sadar. Kalau sudah begini, apa sebaiknya tiap asosiasi suporter dibuat database agar suporter bisa mempunyai hak suara di kongres yang diadakan oleh PSSI di masa mendatang ya? (usulan koplak, tapi layak dipertimbangkan, agar suporter mempunyai hak suara dan tidak dimonopoli petinggi-petinggi klub dan pengprov/pengcab)
* * * * * * * * * * *
~~{[["P.S.K"]]}~~ Pengamat Sepakbola Koplaksiana "Terkoplak Mengabarkan"
oleh : Bubup Prameshwara, SH (Specialis Humor) Peraih gelar Humoris Causa dari UGM (Universitas Genteng Merah)
[caption id="attachment_156232" align="aligncenter" width="336" caption="Pengamat Sepakbola Koplaksiana"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H