Mohon tunggu...
Bubup Prameshwara
Bubup Prameshwara Mohon Tunggu... Operator - Uyeah

Kadang saya memikirkan apa yg terjadi di indonesia ini, sungguh bikin "miris". Tapi kadang saya juga merasa tak ada gunanya memikirkan apa yg sedang saya pikirkan :O

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Ternyata Mainstream Lebih "Cengeng" Dibanding PSK

11 Januari 2012   13:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:01 1307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13263000551040727539

Selamat malam, apa kabar football lovers dari Sabang sampai Merauke, juga WNI yang ada di luar negeri, sehat? Syukurlah, artinya kita masih bisa berpikir dengan jernih karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, termasuk kuat dalam kejernihan berpikir menyikapi keadaan. Tak banyak yang akan PSK (Pengamat Sepakbola Koplaksiana) sampaikan pada kesempatan kali ini. Sebelum ke pokok pembicaraan, mari kita senyum dulu, karena berawal dari senyum tulus maka diharapkan akan memacu ketulusan hati. Smile, bilang cheeeeeeeese :) Mengikuti perkembangan sepakbola nasional, ada satu hal yang sangat-sangat dilupakan oleh media mainstream dalam pemberitaan. Ironisnya, satu hal yang dilupakan ini adalah hal yang sangat vital, hal yang sangat mempengaruhi pendapat masyarakat menyikapi kemelut yang terjadi di persepakbolaan kita. Tentu saja hal ini mengundang pertanyaan bagi orang-orang yang memahami permasalahan menyangkut kisruh sepakbola kita. Sampai-sampai ada yang berpendapat "Mas Bup, PSK yang ente gawangi itu lebih berani mendobrak, nggak cengeng. PSK sering menampilkan INVESTIGASI yang mengedepankan data & fakta yang nggak mungkin ditemui di media mainstream". Hah, masa iya sich. Seharian gue coba browsing mengecek tema-tema yang pernah PSK tampilkan buat football lovers. Hmmz, ternyata benar, sangat jarang ditemui di mainstream mengenai tema yang diusung oleh PSK. Sangat mengherankan, padahal diantara kesibukan sana-sini tuh PSK hanya mencoba menyebar "mata, telinga, dan hidung" untuk kemudian dijadikan bahan refrensi investigasi. Koq bisa malah PSK lebih peka daripada mainstream, padahal mainstream mempunyai kelebihan, yakni "langkah yang lebar". Lantas, satu hal penting apa yang dilupakan mainstream? Wow, masih belum menyadari juga ya, hehee. Jangan dikarenakan situasi persepakbolaan yang panas ini sampai fokus kita teralihkan, jek. Baiklah, mungkin paragraf singkat dibawah ini bisa menjadi acuan. Syarat KLB. Disini gue nggak akan tampilkan secara full precision, selain sebagai bahan koreksi mainstream, juga biar kita sama-sama belajar menggali sebuah fokus permasalahan. Ada 4 syarat yang harus diikuti oleh siapapun yang ingin mengadakan Kongres Luar Biasa dari sebuah asosiasi sepakbola suatu negara. Dalam ini, KLB PSSI, maka inilah syarat yang dijabarkan secara singkat :

1. Exco dapat mengadakan KLB (7 dari 11 anggota exco setuju) 2. Minimal 2/3 anggota dapat mengajukan KLB dengan tertulis, dan Exco (7 dari 11 dalam rapat) menyetujuinya. 3. Bila ditolak, dapat meminta persetujuan FIFA. 4. Agenda yang diajukan, tidak dapat dirubah. Terus? Apakah ada 4 poin diatas dibahas atau ditampilkan di mainstream? Atau juga diangkat dalam pemberitaan investigasi khusus di televisi, koran, tabloid, dan media online? Padahal bisa dibilang 4 poin diatas adalah yang sangat-sangat vital untuk diinformasikan. Mungkin sudah sedikit terlambat, permasalahan sudah menggelinding bak bola salju yang makin membesar. Ini adalah komentar Robert di warung kopi beberapa hari yang lalu. "KLB didukung 452 suara, suratnya aja satu tas tebel banget. Bentar lagi pasti KLB" Hal yang diutarakan Robert ini berdasarkan tayangan televisi yang memberitakan puluhan orang mendatangi kantor PSSI membawa satu tas yang berisi surat pernyataan mosi tidak percaya dan pengajuan KLB. Lalu, 3 poin yang lain menghilang kemana? Opini tersebut hanya mengacu satu poin, itu pula tidak lengkap, karena tetap harus dengan persetujuan Exco (2) maupun FIFA (3). Perkembangan terbaru, dari 452 surat yang diajukan oleh pihak yang menamakan dirinya Forum Pengprov PSSI, ternyata yang diterima adalah 460 surat (nah loh, jumlah pernyataan dengan realita aja udah gk sama). Setelah melalui verifikasi tahap pertama :

- 11 dinyatakan gugur karena rangkap - 80 dinyatakan gugur karena bukan anggota PSSI, melainkan calon anggota PSSI - 49 gugur karena ada bantahan terhadap klaim FPP/KPSI berupa Pakta Integritas yang menyatakan tidak mendukung diadakannya KLB Verifikasi tahap pertama saja sudah tidak memenuhi syarat kuota 2/3 dari 588 anggota PSSI, belum verifikasi selanjutnya yang melihat keasliannya. Kalau sudah gini, lantas FPP/KPSI yang ngotot tetap menggelar KLB itu dasarnya apa? Lalu yang jadi Perusak Sepakbola Indonesia itu siapa? Wahai televisi dan media online, apakah ente masih CENGENG untuk memberitakan syarat-syarat digelarnya KLB??

* * * * * * * * * * *

~~{[["P.S.K"]]}~~ Pengamat Sepakbola Koplaksiana

oleh : Bubup Prameshwara, SH (Specialis Humor) Peraih gelar Humoris Causa dari UGM (Universitas Genteng Merah)

[caption id="attachment_154983" align="aligncenter" width="466" caption="Pengamat Sepakbola Koplaksiana"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun