Mohon tunggu...
Bubup Prameshwara
Bubup Prameshwara Mohon Tunggu... Operator - Uyeah

Kadang saya memikirkan apa yg terjadi di indonesia ini, sungguh bikin "miris". Tapi kadang saya juga merasa tak ada gunanya memikirkan apa yg sedang saya pikirkan :O

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kronologis Ledakan Bom di GBIS Kepunton, Solo

25 September 2011   06:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:38 1074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Solo kembali diguncang bom. Menjelang siang ini (25/9) terjadi ledakan skala rendah di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) yang beralamatkan di Kepunton, jl Arif Rahman Hakim 49-51, Solo. Bom yang diperkirakan meledak antara pukul 10.45-11.00 (polisi masih mengumpulkan data dari beberapa saksi) membuat heboh warga disekitar hingga berbondong-bondong ingin menyaksikan dari dekat.


Berikut hasil reportase dari Safrudin, wartawan TA TV yang sempat saya rekam dan kemudian saya tulis dengan perubahan-perubahan (update) yang terjadi seiring makin banyaknya reportase kejadian bom meledak di Solo ini.


"Setelah misa kedua selesai, terjadi sebuah ledakan keras yang diindikasikan sebagai bom bunuh diri. Satu korban tewas dengan kondisi luar biasa (mungkin maksud mas reporter tuh luar biasa ancurnya, gitu). Korban tewas inilah yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri, yang ditemukan tewas di dekat pintu keluar gereja. Kondisi korban tewas inipun kini telah dibawa ke Rumah Sakit dr Moewardi guna dilakukan penyidikan lebih lanjut. Polisi juga telah melakukan evakuasi terhadap para jemaat yang selamat, maupun warga sekitar" (begitu yg bisa saya kutip dari reportase TA TV dan media-media lain)


Puluhan korban luka-luka yang merupakan jemaat gereja, kini juga telah mendapatkan penanganan medis. Menurut Suharto, satpam GBIS, "Ada tanda-tanda mencurigakan. Tadi ada orang yang mondar-mandir di gereja dan (orang ini) tidak dikenal oleh para jemaat yang lain". (tatv)


Garis Polisi yang tadinya dipasang di dekat gereja, kini pun sudah diperluas hingga perempatan Kepunton, guna mengantisipasi warga yang berbondong-bondong datang karena mendapat informasi dan ingin melihat dari dekat. Perluasan areal yang dibatasi Garis Polisi ini guna penyelidikan yang lebih lanjut.


Kronologis :

Agenda hari ini (25/9) Ibadah Raya yang dipimpin oleh Pendeta Sigit Purbandoro dari Surabaya dibagi menjadi 3x, yakni pada pukul 06.00 ; 09.00 dan 17.00 WIB. Saat misa kedua selesai (antara pukul 10.30 keatas), jemaat keluar ruangan meninggalkan tempat berlangsungnya misa. Salah satu orang yang hadir dalam ruangan tersebut tiba-tiba meledakkan bom yang telah dipersiapkan dibalik baju bagian depan tubuhnya. Korban yakni pelaku bom bunuh diri tersebut tewas dengan kondisi perut terburai ususnya. Beberapa korban luka berat dari jemaat gereja, akhirnya dirujuk ke RS dr Moewardi dan RS dr Oen, Solo. Untuk data korban yang dibawa ke RS dr Oen, Kandang Sapi, Solo, ada 3 orang rawat jalan dan 12 orang rawat inap (update 14.30 wib). Tim dari Poltabes dan Gegana pun ditambah untuk menetralisir area TKP dan sekitarnya. Walikota Solo beserta wakil, Jokowi dan Rudyatmo kini hadir di TKP untuk memastikan segalanya aman serta sedang menunggu kedatangan Kapolda Jateng.

Berikut pesan dan himbauan dari Eliazer Sutarno, pengawas pendidikan kristiani tingkat Jawa Tengah yang juga merupakan tokoh masyarakat, terkait dengan aksi bom bunuh diri di GBIS Kepunton.

"Situasi di Solo sangat kondusif, hubungan antar umat beragama bagus, saling mengamankan dan bekerja sama. Seperti yang saya katakan tadi, sangat disayangkan kenapa kasus ini harus terjadi. Kalau mungkin terkait dengan aksi bom bunuh diri ini ada masukan saran kepada masyarakat, terutama sekali untuk jemaat GBIS Kepunton dan masyarakat secara umum, kita perlu semakin hati-hati dan semakin ditingkatkan hubungan kerjasama kita dengan umat beragama, untuk menjaga keutuhan NKRI".

"Tidak sepantasnya membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi justru mendoakan yang baik kepada mereka" tambah Eliazer Sutarno. (ta tv)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun