Mohon tunggu...
Bubup Prameshwara
Bubup Prameshwara Mohon Tunggu... Operator - Uyeah

Kadang saya memikirkan apa yg terjadi di indonesia ini, sungguh bikin "miris". Tapi kadang saya juga merasa tak ada gunanya memikirkan apa yg sedang saya pikirkan :O

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sequel (4): Menguak Motif Terbunuhnya dr. Anung dan Titin

17 November 2011   11:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:33 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_142845" align="alignnone" width="622" caption="(ilustrasi: deviantart)"][/caption] Sebelumnya, detektif Ari Conan yang mahir IT telah mengubek-ubek jeroan pribadi dr Anung di dunia maya. Dari private message di akun koplaksiana jugalah detektif Ari Conan membaca curcol dr Anung kepada salah seorang koplaksianer mengenai dr Ratri. Dan dari dugaan sementara itu pulalah kemudian detektif Ari Conan mendatangi dr Ratri. * * * * * "Pemirsaaaa..." (presenter matanya melotot) "Telah terjadi pembunuhan yang mengakibatkan korban tewas, yakni maling kondang dokter kondang Anung Margentho dan adik iparnya Titin" (bibir presenter menye-menye) "Mengenaskaaaan..." (kamera zoom in) "Apakah motif yang melatarbelakanginya?" (ekspresi presenter jadi lebih ganas daripada Limbat) "Tetap ikuti penelusuran di episode berikutnya. Tetap di SILAT, mengupas tuntas sehebat SILAT" (prakkkk) Klikkkkk.... Televisi dimatiin oleh seorang polisi. "Ah kupret, ini koplaktainment malah ikut-ikutan heboh ngeberitain kasus ini. Gak tau apa, gue aja masih stres menelusuri kasus ini", gerutu Joni, seorang polisi yang bertugas di bagian investigasi forensik. "Yasudah Jon, kita kerja lagi ke kamar mayat buat investigasi", kata Qomar kepada Joni sambil memberi kode kepadanya agar mengikutinya ke kamar mayat. "Sebentar Mar, koq gue jadi agak merinding ya? Aduh, malem Jumat Kliwon pula nich" (beneran loh, liat kalender dech) "Ah udahlah Jon, bulu kuduk gue juga berdiri nich. Haduh, padahal harusnya gue malam ini libur, santai di rumah, malem Jumat ketemu bini langsung "berdiri", eeeh ini malah bulu kuduk yang berdiri" Kedua polisi ini memasuki kamar mayat yang kebetulan hanya ada mayat dr Anung dan Titin. Sambil menganalisa data dari autopsi dan data barang bukti yang diamankan di kantor polisi, mereka berdua melakukan penyelidikan guna membuat kesimpulan sementara. "Jon, tau gak lu kalo Titin ini sebenernya anak dr Anung dengan dr Ratri?" "Ah yang bener lu?" "Baru dugaan sich, tadi gue dapat info BBM dari detektif Ari Conan yang juga mahir IT itu. Makanya dia sekarang lagi menginvestigasi dr Ratri" "Gak nyangka gue. Titin yang lain mungkin? Masa Titin yang pake kerudung ini?" "Iya Titin yang pake kerudung ini, kalau pake k****m namanya bukan Titin tapi Titi(t)", jawab Qomar ngaco. "Ah ngasal aja lu Mar, gak tau apa kalau gue making merinding aja nich" Ihihihihihiiiiiiii.... (suara mirip mak lampir) "Bujug buneng, suara apaan tuh Mar? Serem banget kaya' kuntilanak" tanya Joni sambil ketakutan. "Hehee sory Jon, itu bunyi nada dering sms gue", jawab Qomar cengengesan. "Kutukupret lu! Bikin gue senewen aja, sms dari siapa?" "Gubraaaaakkkk" (suara mengagetkan berasal dari arah mayat dr Anung). Kedua polisi yang baru bertugas selama 2 bulan di kota ini, sama-sama terkejut. Antara takut dan berani, mereka berdua melirik mayat dokter Anung yang terbujur kaku tertutup selimut. "Lu yang periksa Jon, cepet!" "Rese lu Mar, udah tau gue takut, lagian ini pertama kalinya gue datang ke kamar mayat di malam hari gini, biasanya kan gue milih siang hari. Apalagi ini malem Jumat Kliwon", ekspresi Joni makin menampakkan ketakutan yang begitu kentara. Keringat dingin makin deras mengalir di tubuhnya. "Yaudah, kita periksa berdua Jon". Mereka menghampiri tempat tidur tempat meletakkan mayat dr Anung, perlahan membuka selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. "Woalaaaah, ini penyangganya lepas nich Jon. Pantes, udah berkarat gini koq" "Baguslah Mar, kirain kita diganggu arwah penasaran dari kedua mayat ini, pffffhh", kata Joni sambil menghela nafas lega. "Eh Jon, detektif Ari Conan sms, dia nanya apakah di bagian punggung dr Anung ada tattonya atau tidak, gitu" "Kalau dari data hasil autopsi memang disini tertulis ada tatto tapi samar dan hampir gak terbaca apa maksud tattonya, Mar" "Mari kita periksa Jon" (bersambung) * * * * * Berhasilkah Joni dan Qomar memecahkan misteri tatto? Apakah maksud detektif Ari Conan bertanya tentang tatto? Apa sebenarnya motif kejadian pembunuhan ini? Apakah benar ada hubungan antara Titin dan dr Ratri? Simak lanjutannya di KOPLAKTAINMENT 1. Sequel pertama oleh Niken Satyawati 2. Sequel kedua oleh Aulia Gurdi 3. Sequel ketiga oleh Valentino

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun