[caption id="attachment_137153" align="alignnone" width="645" caption="Stand Up Comedy (ilustrasi : deviantart.com)"][/caption] Stand Up Comedy yang tayang di MetroTv pada tadi malam (20/10) menghadirkan 3 comic yakni, Steny Agustaf, Mongol, dan Luqman Baihakki. Ketiga comic ini juga mengambil tiga tema yang berbeda untuk episode kali ini. Steny mengambil tema tentang terorisme, Mongol mengambil sisi lifestyle, dan Luqman mengetengahkan tema sosial masyarakat. Baiklah kita langsung menuju ke TeKaPe :D [caption id="attachment_137155" align="alignleft" width="360" caption="Steny Agustaf (@twitter)"][/caption] 1. Steny Agustaf (follow @st_agustaf on twitter) Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Oke nama gua Steny Agustaf, terimakasih gua juga masih belajar. Eh usia gua berapa? Bukan ukuran loh ya, usia berapa? (tebak) “tiga lapaaaan”. Hah, gua gak minta elu nyebutin ukuran beha Melinda Dee men! Ya, tigapuluhan, nah pria pada usia tigapuluhan akan mengalami pasang surut kehidupan. Siapa yang usia tigapuluh disini? Banyak ternyata. Nah ada dua hal yang dialami oleh pria diumur tigpuluhan, yakni kemunduran dan kemajuan dalam hidupnya. Kemunduran diwakili oleh rambut, dan kemajuan diwakili oleh perut, itu yang terjadi pada pria di usia tigapuluhan. Berarti makin maju makin tua (sambil pegangin perut). Tapi gua disini ingin menyuarakan sesuat, dan gua yakin semua pada setuju. Baru-baru ini terjadi pemboman di Solo dan itu mempermalukan umat Islam, betul gak? Siapa yang gak setuju engan pemboman, semua gak setuju kan? Udah pasti gitu, nah gua pengen menyuarakan ini. Kalo kita perhatiin kayanya si teroris atau pelaku pemboman bunuh diri ini harus banyak belajar soal ekspresi men. Karna kalau gua lihat, ekspresinya sama kaya' gitu semua, bener gak, sama semua tampangnya (weeeekz). Dimanapun, padahal dia jadi public figure, ada di headline semua surat kabar, ada di semua media elektronik, dia ngetop seketika, tapi ekspresinya (weeeekz). Gua aja nich yang jadi "sekuter" alias selebriti kurang terkenal gak pernah ada disitu, di headline, apa gua jadi pembom bunuh diri aja ya? Posisi semua pasti saa, paling agak beda tuh mencong dikit mulutnya (wewwwwww). Nah terus suatu saat gua pernah baca sebuah buku motivasi, gua kan lagi mengalami krisis kepercayaan diri, akhirnya gua baca-baca buku motivator gitu kan. Akhirnya gua nemu buku yang menarik, dan gua yakin buku ini juga dibaca oleh para teroris. Gua nemu satu kalimat yang bagus disitu "When you do your job, express yourself and show that inner you" dia bilang gitu. Dan gua yakin si teroris ini bego gak bisa bahasa Inggris men, tapi dia juga pasti baca buku ini. When you do your job dia lakuin pekerjaannya ngebom duaarrr, express yourself dia ambil pose, and show that inner you keluar semua jeroannya (usus). Ini motifnya biasanya sama, si pengebom ditawarin hal yang sama dan biasanya terjadi pada orang yang ngebet pengen kawin. Siapa disini yang ngebet pengen kawin? Oh gua sendiri ya, hahaa. Iya ini terjadi bagi orang-orang yang belum ketemu sama pasangan, ya kan? Orang-orang yang lagi galau gitu. Perekrutannya pun beda-beda, ada yang di bus, di sekolah-sekolah, dan ada satu lagi tempat dimana banyak anak muda galau, dimana? Ya betul, di twitter. Malam minggu ketika semua orang pacaran bareng pasangannya, Ada seorang pemuda di rumah aja sendirian nyanyi lagunya "kemesraaaaaaan iiiniiiii" (iwan fals). Dia nge-tweet "duuuuuhhh gak kuat gue berada dalam kesebdirian seperti ini", kemudian ada yang balas. Muncullah balasan dari @PerawanSurga "haloo maukah melakukan sesuatu dan akan mendapatkan surga dengan 72 perawan di dalamnya", wiiih hebat :D "Halo, bosan dengan malam minggu sendirian? Stock sabun habis? (kalau jorok aja lo ketawanya paling kenceng) Ikuti saya ke surga bertemu dengan 72 wanita di surga" perawan lagi coy. Gua aja bingung, 72 wanita bagaimana ngatur malam minggunya ya? Akhirnya dia kan dikawinin, dapat poligami awards ngalahin Wong Solo sob (Puspowardoyo, pemilik resto AB Wong Solo). Kalau dia mau kawin gimana ngatur kawinnya tuh, sewa gedung susah men apalagi Jakarta aja mesti booking satu tahun sebelumnya, bener gak? Satu hal tentang menkah, menikah itu indah menyenangkan dan sangat menyenangkan. Tapi kesenangan kebahagiaan itu semua akan sirna ketika elu masih muda aja ketemu sama 144 mertua, elu bayangin! GUa sebenernya setuju sama gubernur jaman dulu ya, Ali Sadikin yang bilang harusnya judi, prostitusi gitu dilokalisasi aja dilegalin. Itu kasih aja salah satu pulau diantara ribuan pulau di Indonesia, jadi siapa yang butuh silahkan datang ke pulau itu. Jadi buat cewek-cewek kalau tuh pacarnya atau suaminya hilang tinggal cari aja di pulau itu. Sama kaya' terorisme juga gitu, kita siapin satu pulau, mereka bikin kofrensi nasional di pulau itu, ledakin diri mereka masing-masing disitu juga. Paling enggak itu bisa buat memberantas korupsi, eeeh korupsi, maksud gua tuh terorisme, sehingga Indonesia menjadi tempat yang paling damai. Terimakasih, saya Steny Agustaf dan selamat malam. [caption id="attachment_137157" align="alignleft" width="263" caption="Mongol (@twitter)"][/caption] 2. Mongol (follow @mongol_stres on twitter) Halo semuanya selamat malam, ini gak semangat. Selamat malaaam!! Wow, yang depan ganteng-ganteng dan ceweknya juga cantik. Mau gak sama gua? Gakpapa kalau situ mau berarti situ gila. Ini juga terjadi bahwa dalam segala aspek yang namanya “ukuran” itu tidak menunjang, termasuk dalam hal yang namanya ukuran kelamin. Ini gak porno, ini gak porno, tapi pembelajaran buat kita aja kalau ternyata ukuran tidak menjamin tokcer. Karena sekali waktu gua pergi ke Ragunan, gua pengen lihat jerapah, jujur di Manado gak ada jerapah. Ketika lihat, “Wuizzz, Tuhan Yesus, tinggi sekali (jerapahnya)”. Lewatlah ke tempat gajah, bawa kacang, kasihlah kacang. Lima menit kacang habis si gajah pipis, kita fokus ke pipisnya. “Oh Tuhan, 2cm dari lantai”. Ya kan, kaget sumpah kaget coy, 2cm dari lantai coy. Lalu ke tempat kuda, gedeee sekali, yang namanya kuda ya minimal 22cm. Survey membuktikan bahwa ternyata gajah dan kuda itu kalau punya anak dalam waktu lama. Tapi coba bandingkan dengan tikus, itunya keciiil banget ampe gak keliatan saking kecilnya. Tapi sekali beranak coy, ampe enam bahkan duabelas. Sampai babi juga, gua udah ambil dari youtube, karena gua coba pengen lihat tapi gak ada (ketemu) ternyata di youtube ada di google juga ada. Dan gue lihat ya ampuuun kecil banget, tapi sekali beranak coy bias sampai duabelas. Dan gua udah survey beberapa ibu-ibu di Jakarta, ibu-ibu di Jakarta Utara dan Jakarta Pusat dengan ibu-ibu dari Jakarta Selatan dan Jakarta Barat itu kelihatan dari cara bawa tas coy. Ini gua bawa tas coy, biasa buat property. Ibu-ibu kan bawa tas begini nich, tuh ka nada ibu-ibu yang juga bawa tas begini. Cantik sumpah, tapi kalau lihat ibu-ibu tadi berkelas atau tidak, bisa dilihat dari saat memegang handphone. Kalau di mall Jakarta Barat/Jakarta Selatan, kalu ada telfon masuk ibu-ibu suka gini, diangkat dan pasti agak ditutup dadanya, “iya haloo”. Berarti anggun, keliatan anggun, kan aurat gak boleh kelihatan ya bu ya? Tapi kalau di Jakarta Utara dan Jakarta Pusat beda, ada telefon masuk terus biasanya dibeginiin nich (angkat hape keatas), “Haloo, ya dimana? Halo haloo, iya dimana, ya ya ya yaaah sinyal ilang”. Itu perbedaannya, jadi kita bisa lihat mana yang berkelas itu dari saat terima telefon. Dan sekarang ini lagi mewabah di saat dalam kegiatan kerohanian, khususnya di gereja, saya Kristen jadi saya cerita gereja. Sekarang tuh di gereja lagi marak hilang handphone, dan hilangnya pas lagi pas lagi ibadah pula. Sedangkan kalau kita ibadah tuh Tuhan yang jagain, betul? Nah kenapa pas dia ibadah, handphone sama dompet bisa hilang, kan gak masuk di akal. Kenapa bisa hilang, ya karena dia doanya tutup mata, coba kalau dia buka mata. Masalahnya orang Kristen kalau berdoa dia pasti harus tutup mata. Jadi kalu “mari kita doa”, doanya lamaaa banget, aminnya juga lama. “Amiiin, . . . Ini kenapa tas gue ada yang buka?”. Pasti kan dia nanya ke belakang, “Elu buka tas gue ya?”, dijawab “Eeeh, nuduh dosa”. Bener kan, nuduh dosa? Nah kalaupun gak nuduh ya tas sama dompet udah hilang. Nah ini juga bisa kita lihat kalau kita tinggal di asrama. Pasti udah ada yang pernah tinggal di asrama kan? Kita tinggal di asrama pasti makannya dibagi-bagi, betul? (enggaaaaaak). Dibagi-bagi coy, saya tinggal di asrama 8 tahun. Saya doyan ikan tuh ekor, maka dikasih tuh ekor, plak pluk pluk, wuiiih ekor coy. Kita berdoa,,,,, amin. “Loh tadi ekor, koq sekarang jadi kepala”. Pusing coy, nanya ke sebelah “Ini koq ekor jadi kepala?” Eitttt, nuduh dosa..!! Jadi ternyata ada solusi biar gak hilang, yakni pas doa matanya satu ditutup dan satu dibuka. Karena itu namanya doa berjaga, ya kan coy? Ketahuan kan siapa yang nyolong, yak an satu berdoa berarti kita taat dong, satunya jaga, kelihatan siapa yang nyolong. Dan ini bisa jadi bukti kalau dihipnotis orang. Oh iya, ada 3 orang yang gak bisa dhipnotis di dunia ini. Pertama, orang buta, orang buta kan gak bisa dihipnotis. Kedua, orang China, kenapa orang China gak bisa dihipnotis, yak arena matanya sipit, gak usah dihipnotis juga udah hilang sendiri tuh. Ketiga itu orang gila, karena orang gila gak perlu dihipnotis lagi (udah gak sadar). Gua boleh jujur ya, Bahwa orang gila itu gak ada yang kena stroke, beneran. Orang yang hidupnya makan pake ini, minyak serba ini, gak boleh ada karbohidrat, gak boleh ini, gak boleh itu segala macem, tapi cepet 40 tahun stroke di Rumah Sakit. Tapi coba lihat orang gila yang makannya di tempat sampah, gak ada beritanya orang gila yang kena stroke, beneran gak ada. Ternyata makanan gak ada yang bikin kita mati koq, yang membuat kita mati itu pikiran. Dan ini terbukti bahwa nenek gua bisa panjang umur karena hidupnya dijalani bukan dipikirin. Sekali waktu ada orang Batak, pulang dari Jakarta disuruh dia nikah di kampung. Pas dia nikah, malam pengantin coy. Ya kan, malam pengantin? Ooooooh tenang aja coy, gak porno, ini gak porno. Pas malam pengantin, buka baju tuh cowok di depan istrinya. “Mam, lihat nich mam”, pamer biseps “Wuaaaah gede kali bang” “Nich lihat mam” “Wahhh mantap bang” “Kau lihat perutku beib” “ Wahhhh bagus kali bang” “Kau lihat paha dan kakiku” “Keren kali bang”, ceweknya ngelihat ke itunya, langsung ceweknya komentar “Agayamaaaa, pendek kali bang” Yang ini realita, gua orang Manado. Sekali waktu ada ibadah di rumah nenek gua karena ulang tahun. Kebetulan diundang pendeta yang udah tua pakai kacamata yang jaman dulu gagangnya masih yang warna hitam. Jadi pendetanya ngomong sama saya “Boleh dimulai?”, “Oh boleh”. Pendeta maju, lalu berdoa. Berdoaaa . . . . amin. “Mari kita menyanyi”, dia lalu membuka buku rohaninya dan sambil meraba-raba dan dia juga ampe dibawah meja nyari barang, ternyata dia nyari kacamata. Dia gak bisa baca tanpa kacamata, karena dia nyari kacamata gak ketemu, akhirnya dia ngomong ke orang-orang bahwa dia kehilangan kacamata. Dia bilang begini “Kacamata ketinggalan”, karena jemaatnya buta huruf mka pada nyanyi begini “Kacaaamataaa ketinggalaaan”. Pendeta bingung dan kemudian bilang “Bukan itu maksudnya”, jemaat pun nyanyi “Bukaaan ituuu maksudnyaaaa”. Pendetanya mulai kesel nich, dia bilang “Barangkali kalian gila”, jemaat ikut nyanyi lagi “Barangkaliiii kaaaliaaan giiilaaa”. Sakit hati tuh pendetanya, dia bilang gini, “Lebeh baek pulang jooooo”, jemaat ikut nyanyi “Lebeeeeeeeh baek puuulang joooo”. Bubaaaaaaaarrrrrrrrrr Selamat malam, gua Mongol 3. Luqman Assalamualaikum wr wb Siap tertawa? Doain ya (wkwkwkwk) Ini semua datang kesini tau dari twitter ya? Yang di tivi semua tau juga dari twitter kan? Emang semua orang kinidemen banget sama twitter. Saking demennya, gua pernah ketemu sama orang tiap 5 menit dia ngeluarin handphone. Cek mention, padahal followernya tuh cuma 4 itu bokap, nyokap, kakek dan nenek. Dia cek terus, sms gak ada, email gak ada, pulsa gak ada juga. Mungkin dia Cuma mau pamer handphone doing kali ya, handphone baru nich, handphone baru nich. Ada kabar dari nyokapnya gini, “Halo, kamu harus segera pulang, nenek meninggal” kata nyokapnya. “Hahh, koq bisa ma? Hikz hikz” “Halah kamu biasanya nenek sakit gak ditengokin, nenek dating juga gak disamperin, pake nangis segala” “Gak mungkin, ini terlalu cepat ma. Followerku tinggal 3” “Sialan, dasar anak monyet” Jangan ditiru ya, masa anak sendiri dibilang anak monyet, nyokapnya apa dong kalau dia anak monyet. Ngomongin soal nenek, gua jadi inget waktu mudik beberapa bulan yang lalu. Kan mudik lebaran, mudik itu ibaratnya kekusutan di Jakarta ditariiik sepanjang pantura, jadi macetnya pindah. Bajaj ada disitu, angkot juga ada, yang gak ada cuma topeng monyet aja di perempatan. Untungnya mobil (di Indonesia) itu kecil-kecil, coba kalau di Amerika kan mobilnya gede-gede yang di dalamnya ada kamar mandi dan kamar tidurnya. Kalu gede gitu misalkan macet, dia keluar mobil gitu, “Halo pak mau kemana?” (Tanya ke sesama korban macet) “Boyolali” ”Oh saya ke Surabaya pak” Masuk lagi ke dalam, keluar lagi sambil gandeng anak, kemudian ditanya “Masih ke Boyolali pak?” “Iya, bapak juga masih mau ke Surabaya?” Masuk lagi, kemudian keluar sambil nenteng sarung, masih macet, kemudian dia bilang “Pak harusnya kita milih ketua RT nich, kita udah kelamaan disini” Terus masuk lagi dia, keluar lalu nyiram tanaman, dia tanya, “Lagi apa pak?” “Ini anak saya malu tidur sama orangtuanya, ini rencananya mau saya tingkat ini (mobilnya) biar anak saya tidur diatas” “Jangan lupa pak nanti malam ada kawinan di KM 800, dapat anak KM 1000 kalau gak salah” “Ohhh, datang bareng ya pak” Sampai sini ada pertanyaan? Gak ada, lanjutin ya. Soal mudik, gua kan dari Weleri, Jawa Tengah. Gua seneng pas ketemu temen gua yang namanya Murdoko. Hidup dia gak pernah ada masalah men. Waktu lulus SMA gak punya biaya dan gak bisa kuliah, dia narik becak, gak ada masalah. Dia lihat lampu merah, di depan ada penumpang, diterobos tuh lampu merah. Elu tau kan polisi dimana-mana tuh orangnya rendah hati, gak mau menonjolkan diri sendiri, lebih suka sembunyi di semak-semak. Dibalik pohon gitu kan, kalau ada mangsa baru prrriiiiiitttt gitu kan ya. “Hey, kamu gak liat di depan tuh lampu merah?” bentaknya kepada Murdoko yang keturunan orang Madura. “Saya lihat pak, tapi saya gak lihat sampeyan berdiri disitu” “Goblok” polisi pun marah. “Kalau gak goblok ya saya gak jadi tukang becak pak. Kalau gak goblok, kalau saya pinter, jangankaqn jadi polisi kaya’ sampeyan, jadi memteri juga bisa. Paham sampeyan pak? Ada pertanyaan pak polisi?” Ingat dulu saat sekolah, ditanya tuh Murdoko oleh pak guru. ”Murdoko, siapa itu Thomas Alfa Edison?” “Saya ndak tau pak”“Loh koq tidak tau?” “Bapak kenal Fahrudin Kurniawan?” “Tidak. Siapa itu Murdoko?” “Gini pak guru. Pak guru punya temen sendiri, saya juga punya temen sendiri. Pak guru temenan sama Thomas Alfa Edison, saya temenan sama Fahrudin Kurniawan. Gak apa dong gak saling kenal. Paham pak guru? Ada pertanyaan?” Ada yang tau passion disini, tau? Jadi orang mau ahli di bidang tertentu, jadi dia harus tau passion dan harus melewati seribu jam lebih biar dikatakan sebagai ahli. Tapi gua gak percaya, karena di Sukabumi tuh ada emak-emak yang pandai merekayasa alat vital, itu passionnya dari mana coba? Mas dia bangun tidur pagi-pagi bilang gini. “Uahemmm, kieu aya pesyen yeuh jigana mah. Yeuh bakal booming yeuh, pesyen yeuh pesyen” Dia cobain ke siapa coba, masa “Jang Jang Jang, kadieu heula Jang. Aya pesyen yeuh Jang kadieu. Sok geura cobaan ku maneh Jang, pesyen yeuh. Kadieu kadieu” Jadi konon kabarnya emak-emak ini kalau dia konsentrasi pikirannya “panjang” maka jadilah “panjang”. Kalau konsentrasi “besar” maka jadilah “besar”. Terus gimana ini nasibnya si Ujang, jaman dulu kan si emak belum ahli. Bisa pas lagi konsentrasi gitu ya pikirannya kusut, “Maaaaak, kusut maaak. Kumaha yeuh kusut maaak” “Sok atuh kadieu deui Jang” “Aduh mak teu bisa pipis yeuh mak. Teu balek kieu euy” Belum kalau pikirannya bercabang gitu ya, pikirannya kemana-mana, “Maaaak aduh euy kemana-mana kieu euy maaak” Itu juga belum kalo pikirannya loncat-loncat, “Aduh mak, loncat-loncat yeuh, naha euy?” Coba saja kalau pikirannya pecah, duaaaaaaarrrrr :D Karena profesi gue tuh Stand Up Comedy, gue diajarin berdoa gini : “Ya Tuhan, masukkanlah kami kedalam golongan orang-orang yang jenaka, yang dapat menghibur orang banyak di dunia ini. Jangan jadikan kami ini orang-orang yang garing, atau orang yang gak merasa bahwa dirinya garing. Buat yang tertawa disini, muliakanlah mereka. Dan yang tidak tertawa, berikanlah kecerdasan buat mereka” “Terimakasih Tuhan atas karuniaMu, amin” Stand Up Comedy (13/10) Stand Up Comedy (7/10)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H