Sang "kancil" curi "laserdisc"nya pak tani
-> "Kancil" ini mengambil paksa kegembiraan/ketenangan para petani secara diam-diam dan tanpa sepengetahuan petani.
Pak tani lupa pasang "alarm"
-> Tapi sayang sekali para petani ini terlalu menganggap remeh sebuah pendidikan, padahal pendidikan bisa digunakan untuk membentengi diri dari keganasan "kancil"
Untung "TV-warna"nya gk ilang
-> Meski begitu, para petani kita tak pernah kehilangan semangat untuk maju. Semangat inilah yg tak dimiliki oleh "kancil"
Untung "mobil BMW" gk dibawa
-> Dan yg sangat mendasar adalah dengan adanya "kancil" yg suka mencuri ini tak lantas membuat para petani kehilangan harga dirinya, karna memang itulah yg paling berharga.
Pak tani bajak sawah pake "traktor"
-> Dalam menghidupi sawahnya, pak tani ini butuh subsidi untuk pupuk murah, irigrasi, dan bibit unggul.
Kerja rutin ngontrol ladang numpak "harley"
-> Dalam keseharian menjalankan tugasnya ini dibutuhkan pula sarana dan prasarana yg memadai.
Ngitung laba panen pake "komputer"
-> Hasilnya pun harus dapat dinikmati semua pihak, tak ada perbedaan yg tak berimbang dari harga beli dari petani dengan harga jual ke masyarakat.
Ngirim order beras pake "helicopter"
-> Sarana, prasarana, fasilitas pendistribusian pun harus bersifat kerakyatan. Disinilah seharusnya koperasi mempunyai peran lebih dalam membantu petani.
Kapankah itu ?
Mungkinkah terjadi ?
* * * * *
Lalu apa yg dialami para petani kita saat ini tak seperti gambaran dalam 2 bait lagu diatas. Iya anda benar, siapa lagi kalo bukan karena si "kancil". Yg terjadi saat ini adalah sebagai berikut :