Mohon tunggu...
Bubup Prameshwara
Bubup Prameshwara Mohon Tunggu... Operator - Uyeah

Kadang saya memikirkan apa yg terjadi di indonesia ini, sungguh bikin "miris". Tapi kadang saya juga merasa tak ada gunanya memikirkan apa yg sedang saya pikirkan :O

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Statuta FIFA Vs Statuta PSSI

5 Maret 2011   12:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:02 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya setuju dengan apa yg disampaikan oleh bang Dedi "miing" Gumelar:

"ketika PSSI diminta patuh dengan aturan KONI/KOI maka PSSI(oknum) lari ke FIFA dan harus patuh ke FIFA, tapi ketika PSSI diminta saat kongres nanti mengikuti aturan standart FIFA malah PSSI(oknum) lari ke statuta PSSI"

(kira-kira begitu)


Jelaslah sudah bahwa "oknum" PSSI hanya akan patuh pada aturan yg akan menguntungkan kroni-kroninya saja. Seperti kita sudah sering lihat di berita bahwa statuta PSSI memanglah dibuat sedemikian rupa agar menguntungkan "oknum" PSSI dan juga bisa menjegal pihak lain yg bersebrangan.


Kita masyarakat pecinta sepakbola juga bisa melihat sedemikian getolnya exco PSSI untuk mempertahankan Nurdin Halid dan mengajukan sebagai ketum periode selanjutnya. (masyarakat udah tau bang, semua pengurus PSSI pengen Nurdin Halid tetep sebagai ketum, gk perlu ditutup-tutupi)


Boss Nurdin Halid juga pernah mengeluarkan pernyataan "saya tak pernah mencalonkan diri, tetapi pemegang hak suara yg mencalonkan saya", tapi kini setelah pihak KPPN mengklaim bahwa 84 pemegang hak suara mengajukan mosi tidak percaya atas Nurdin Halid maka mulailah Nurdin Halid dan kroni-kroninya "kebakaran jenggot" dan mulai menyerang KPPN. Mulai dari menganggap 84 suara itu tidak sah, demo direkayasa kubu Goerge Toisutta, tetap melanggengkan NH sebagai calon ketum, dll.


Buat semua pengurus PSSI silahkan saja anda mempertahankan boss anda dan tetap mengajukan boss anda maju sebagai ketum, tapi yakinlah bila itu terwujud maka sebentar lagi akan ada "people power" terjadi di persepakbolaan Indonesia. Sepakbola adalah milik masyarakat, bukanlah milik segelintir kelompok.


Salam olahraga.

BRAVO SEPAKBOLA INDONESIA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun