Mohon tunggu...
Bubup Prameshwara
Bubup Prameshwara Mohon Tunggu... Operator - Uyeah

Kadang saya memikirkan apa yg terjadi di indonesia ini, sungguh bikin "miris". Tapi kadang saya juga merasa tak ada gunanya memikirkan apa yg sedang saya pikirkan :O

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

[Kompasiana MODIS] Dari Taman Bungkul hingga Jajanan Pasar buat Bu Risma

25 Maret 2014   02:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:32 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal ini dilakukan tentunya agar tidak terjadi proses berbelit-belit yang di masa lalu sering dikenal dengan istilah "lempar sana, lempar sini", dan juga agar lebih menggambarkan kondisi masyarakat yang sebenarnya. Dengan bahasa mudahnya demikian : "Masyarakat ingin apa, ini lho jalannya". Salah satu cara yang digunakan untuk hal ini adalah dengan menerapkan langkah electronics budgeting. Dengan sistem ini tentunya masyarakat bisa tahu dan bisa mengontrol mengenai suatu kebijakan karena data yang ditampilkan pun online bisa diakses masyarakat umum. Bilamana memang masyarakat ingin mengikuti suatu jadwal tender, tentu juga diperkenankan bersaing dengan mengikuti beberapa persyaratan yang telah standart ditentukan.

Memanusiakan Manusia

Dalam pengakuannya, Bu Risma mengatakan bahwasanya kesenjangan sosial di Kota Surabaya telah mencair. Ini dikarenakan oleh kondusifnya keamanan yang ada di Surabaya. Dengan keamanan yang kondusif tentunya banyak sekali nilai-nilai positif yang dapat diambil demi kebaikan bersama. Dengan kesenjangan yang telah mencair  inilah bisa dikatakan bahwa apa yang telah Bu Risma lakukan bersama para jajarannya di pemerintahan ini telah ikut andil dalam memanusiakan manusia.

[caption id="attachment_300402" align="aligncenter" width="538" caption="Siapppp Buk, pokoke "]

13956651211728223052
13956651211728223052
[/caption]

Pesan dan Kesan di Kompasiana MODIS Surabaya

Tentu banyak yang bisa dipetik dari keikutsertaan dalam kegiatan kali ini. Berjumpa dengan kepala daerah serasa makin mendekatkan masyarakat dengan pemimpinnya. Dari jalannya pemaparan program dan kebijakan yang ada, masyarakat jadi tahu dan dapat ikut membantu dan mengawasi setiap program dan kebijakan yang dibuat. Menurut kami, inilahsalah satu sarana demi memangkas kesenjangan politik antara pemimpin dan rakyat yang dipimpinnya. Pemimpin dapat mempertanggungjawabkan, dan rakyatnya bisa mengawasi. Meski bisa dikatakan bahwa acara ini hanya tingkat mikro saja dari Masyarakat Surabaya yang majemuk, setidaknya ada keterwakilan dan keterbukaan informasi yang diberikan untuk publik dari pemerintah kepada rakyatnya.

Ketika sesi tanya jawab dan saya hanya diberikan waktu 5 menit saja, saya rasa sangat kurang. Karena bukan pertanyaan yang dijawab saja yang saya ingin dapatkan dari Bu Risma, melainkan diskusi atau istilah kerennya adalah studi banding tentang tema yang saya usung, yakni pemberantasan narkoba. Berhubung memang waktu yang tidak memungkinkan, kami cukup memakluminya karena tidak mngkin hanya butuh waktu 15 menit untuk diskusi atau studi banding seperti yang kami inginkan. Mungkin di waktu atau lain kesempatan kami bisa mendapatkannya, baik itu dari Bu Risma maupun tokoh-tokoh lainnya :)

Mengenai waktu tunggu yang sangat tidak efektif (molornya kedatangan tamu pembicara), sebenarnya alangkah baiknya bila waktu luang tersebut digunakan oleh tim panitia untuk memperakrab dan mempererat antar sesama Kompasianers yang hadir. Dengan dipandu oleh pembawa acara (Mas Isjet pasti bisaaa laaaah di kesempatan berikutnya), acara ramah-tamah maupun perkenalan atau penyampaian kesan-pesan selama ngeblog di kompasiana.com tentu lebih menambah semaraknya acara bila dibandingkan hanya obrolan tiap Kompasianers berdasarkan emosi kedekatan tempat duduk saja, hehee. Bukankah hal itu juga bisa menjadikan diskusi yang menarik? Karena selama ini antar sesama Kompasianers hanya berinteraksi atau berdiskusi secara digital melalui kompasiana.com ataupun jejaring sosial seperti facebook dan twitter.

Akhir kata, kami hanya ingin menyampaikan permintaan maaf  kepada tim admin dan tim panitia yang telah menyelenggarakan acara ini. Terlebih ketika diakhir acara kami menyadari bahwasanya hidangan jajan pasar (klepon, risol, dll) untuk Bu Risma pun segelnya masih utuh, alias belum dibuka sama sekali. Karena kami menganggap itu adalah hak Bu Risma dan ternyata tidak digunakan sebagaimana mestinya (dimakan, -red), maka kami menganggap itu adalah hak untuk rakyat dan kami pun berinisiatif untuk menyerbu jajanan pasar tersebut. Maaf bila kami termasuk dalam komunitas PPG a.k.a Para Pencari Gratisan :))

twitter : @BubupTweet

[caption id="attachment_300392" align="aligncenter" width="599" caption="Santai saja yaaaa, jangan tegang, kita bukan sedang nunggu sidang isbat :p"]

1395663472968331824
1395663472968331824
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun