Mohon tunggu...
MEMBARA
MEMBARA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa pegiat Literasi untuk melestarikan cerita rakyat dan budaya di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sangkuriang

8 September 2024   08:33 Diperbarui: 8 September 2024   08:35 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dahulu kala, hiduplah seorang putri cantik bernama Dayang Sumbi. Dayang Sumbi tinggal di sebuah kerajaan yang terletak di hutan. Suatu hari, saat sedang menenun kain, alat tenunnya jatuh ke sungai. Karena malas mengambilnya, ia bersumpah akan menikahi siapa saja yang bisa mengambilkan alat tersebut. Tak disangka, yang mengambil alat tenunnya adalah seekor anjing hitam bernama Tumang.

Tumang bukanlah anjing biasa, ia adalah dewa yang dikutuk menjadi anjing. Sesuai sumpahnya, Dayang Sumbi menikahi Tumang, dan dari pernikahan tersebut, lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Sangkuriang tidak mengetahui bahwa Tumang adalah ayah kandungnya. Sejak kecil, Sangkuriang tumbuh menjadi anak yang tangkas dan pandai berburu, selalu ditemani oleh Tumang.

Suatu hari, Dayang Sumbi meminta Sangkuriang untuk berburu seekor rusa. Ia menginginkan hati rusa untuk dijadikan masakan. Sangkuriang pun pergi berburu bersama Tumang. Namun, setelah seharian berburu, mereka tidak berhasil menemukan seekor rusa pun. Karena kecewa, Sangkuriang memutuskan untuk membunuh Tumang dan mengambil hatinya sebagai pengganti hati rusa.

Sangkuriang pulang dan menyerahkan hati Tumang kepada ibunya. Ketika Dayang Sumbi mengetahui bahwa hati yang diberikan adalah hati Tumang, ia sangat marah. Dengan penuh kemarahan, Dayang Sumbi memukul kepala Sangkuriang hingga terluka. Sangkuriang yang ketakutan, melarikan diri dari rumah.

Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pemuda yang gagah perkasa. Setelah berkelana ke berbagai tempat, ia kembali ke kampung halamannya. Di sana, tanpa menyadari siapa wanita tersebut, Sangkuriang bertemu dengan Dayang Sumbi yang tetap terlihat muda dan cantik karena dianugerahi umur panjang oleh para dewa.

Sangkuriang jatuh cinta kepada Dayang Sumbi dan berniat untuk menikahinya. Dayang Sumbi yang tidak mengenali Sangkuriang pada awalnya, menerima lamaran itu. Namun, suatu hari, Dayang Sumbi melihat bekas luka di kepala Sangkuriang. Saat itulah ia menyadari bahwa pemuda yang akan dinikahinya adalah anak kandungnya sendiri, Sangkuriang.

Dayang Sumbi sangat terkejut dan berusaha mencari cara untuk menggagalkan pernikahan tersebut. Ia kemudian memberikan syarat yang mustahil kepada Sangkuriang. Dayang Sumbi meminta Sangkuriang untuk membuat sebuah danau dan sebuah perahu dalam waktu semalam sebelum fajar menyingsing.

Dengan kekuatannya yang luar biasa dan bantuan makhluk halus, Sangkuriang hampir berhasil menyelesaikan permintaan Dayang Sumbi. Ia membendung sungai dan hampir menyelesaikan pembuatan perahu. Melihat hal ini, Dayang Sumbi merasa khawatir. Ia kemudian berdoa kepada para dewa agar fajar datang lebih cepat. Doa Dayang Sumbi dikabulkan, dan seketika itu juga langit mulai terang.

Sangkuriang sangat marah karena gagal menyelesaikan tugasnya. Dalam kemarahannya, ia menendang perahu yang dibuatnya hingga terbalik. Perahu yang ditendangnya itu kemudian berubah menjadi sebuah gunung, yang sekarang dikenal sebagai **Gunung Tangkuban Perahu**, yang terletak di Jawa Barat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun