Mohon tunggu...
Bubes Kitar
Bubes Kitar Mohon Tunggu... -

Seorang forrest gump dalam Lingkar Diskusi Pejaten

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

A travel to lLand of beautiful horses (1)

9 Agustus 2014   16:39 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:59 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kapadokya, atau Cappadocia, sebuah daerah di tengah-tengah negara Turki tempat saya kali ini berkunjung. Nama dari kata persia kuno yaitu katpatuka, jika diartikan ke bahasa Indonesia sebagai "Daerah kuda-kuda yang bagus". Namun, kalau bagi saya, memang benar disana terdapat beberapa ranch kuda sebagaimana yang sering kita saksikan kalau lihat salah satu iklan rokok jaman dulu, akan tetapi yang lebih membuat saya tercengang adalah pemandangan alam semula jadi daerah itu. perhatikanlah foto yang saya lampirkan di bawah ini. daerah ini mungkin tandus, namun dipenuhi oleh sedimen-sedimen yang berbentuk fairy chimney atau terjemahan bebas dari saya cerobong asap membuat daerah ini daerah peri.

Saya sendiri datang ke daerah ini dengan jarak satu jam menggunakan pesawat dari Istanbul. pesawat mendarat di Izmir kemudian naik mobil travel sekitar 1 jam lagi ke kota Goreme yang berada di tengah-tengah area Cappadocia itu. Kalau tidak salah ada kota lain yang lebih dekat dengan Goreme namun saya sih senang saja pesawat mendarat di kota ini karena saya mempunyai kesempatan melihat-lihat situasi di perjalanan daratnya. bayangkan background yang bisa anda saksikan di tengah perjalanan seperti ini.

140755150991471859
140755150991471859

Setelah satu jam-an, saya tiba di Goreme. Balik dikit ke cerobong asap alam tadi, kalau saya ambil dari wikipedia maka cerobong asap itu adalah batuan sedimen yang terbentuk di danau dan sungai dan deposit Ignimbrit yang meletus dari gunung berapi kuno sekitar 9-3000000 tahun yang lalu, selama masa Miosen akhir sampai Pliosen zaman, mendasari wilayah Cappadocia. Batu-batu dari Cappadocia dekat Göreme terkikis menjadi ratusan pilar spektakuler dan juga berbentuk menara. Orang-orang dari desa-desa di jantung Cappadocia mengukir rumah, gereja dan biara dari batu lembut endapan vulkanik. Göreme menjadi pusat monastik di 300-1200 AD. dan saya pun menginap di satu hotel, disarankan oleh staff tripadvisor yang ramah, yang memang dibuat dengan mengikis tebing batu menjadi kamar-kamar hotel. Voila... inilah pemandangan depan hotel jika membuka pintu. kalau kata anak abege sekarang... cakebb bingitssss.

14075516551503405658
14075516551503405658

Berhubung cuaca masih terang. saya menyempatkan diri ke Goreme Open Air Museum. Indahnya daerah yang sudah sadar turis, mereka mampu menerangkan apa saja yang bisa menjadi daerah untuk dikunjungi, memberi saran waktu terbaik, dan mengantarkan saya ke tempat tersebut, gratis tis tis.. Goreme Open Air Museum itu sejatinya adalah kumpulan fairy chimney dan juga batu karang terjal besar yang ditatah orang-orang jaman dahulu menjadi gereja-gereja. benar.. bukan satu atau dua gereja, namun banyak sekali gereja dan sekitar di tengah-tengahnya ada yang cukup besar dari yang lain layaknya versi mini bangunan yang ada di Petra, Jordania.  Setelah menyempatkan diri berkeliling-keliling museum itu, jalan balik ke Goreme dapat ditempuh berjalan kaki, karena memang hanya beberapa kilo saja dari arah kota. dengan cuaca yang sejuk dan tidak sedingin istanbul, suasana memang cukup menyenangkan untuk berjalan balik.

1407551704628396594
1407551704628396594

oiya, sebelum jalan ke museum alam ini, saya menyempatkan diri mampir ke salah satu resto yang sudah cukup lama ada, menikmati hidangan kebab dalam guci. kenapa begitu? karena mereka memasukkan kebab ke dalam potery kemudian dibakar. saat akan dimakan barulah guci itu diketok-ketok dengan palu kecil dan dihidangkan bersama nasi, sedapppppp.

14075517631680453027
14075517631680453027
1407551798553733284
1407551798553733284

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun