Mohon tunggu...
buanergis muryono
buanergis muryono Mohon Tunggu... lainnya -

buanergis muryono adalah seniman. guru besar sanggar mariska oka agency; konsultan seni & budaya; wali budaya nusantara Istana Wong Sintinx KUNJUNGI: www.sanggarmariska.webs.com, Sanggar Mariska, SANGGAR MARISKA GRUP, SANDIWARA RADIO COMMUNITY

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

BIJAKSANA

26 Desember 2009   20:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:45 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

BIJAKSANA

Simbah bilang, “Bijaksanalah dalam hidup!” beliau menegaskan, “Sing bijak yo, le. Manungso kuwi dununging lali, luput, iri lan murka, dadi adohno kuwi soko uripmu!” aku menerjemahkannya begini, manusia itu selalu ditempati lupa, salah, irihati, dan murka. Kadang kita cepat marah karena lupa, marah karena salah, marah karena irihati, marah sekali sampai akirnya murka. Kalau sudah salah, biasanya gampang tersinggung ingin membela diri agar dianggap dirinya paling baik, paling benar, paling… paling… lainnya. Nah, Simbah melanjutkan begini, “Manungso kuwi… akeh jaman saiki sing rumangsa biso ananging satitik sing biso rumongso!” aku menerjemahkannya begini, bahwa kebanyakan orang di jaman sekarang ini banyak sekali yang merasa bisa, akan tetapi sangat sedikit yang bisa merasa atau instrospeksi diri. Belum jelas duduk perkaranya tiba-tiba sangat marah. Misuh-misuh. Sebab manusia yang marah itu pikirannya lagi kalut, tidak bisa mikir jernih. Jadi, hindari marah apabila tidak diperlukan benar. Maksudnya, tunjukkan kebenaran itu dengan lemah lembut saja, kalau melakukan pembelaan diri dengan sangat marah dan murka, biasanya memang salah dan tidak benar di dalam sepanjang hidupnya. Bagaimana menanggapi orang marah? Walaupun perasaan hati mendidih, jantung meletup-letup menahan emosi, murka, ada baiknya kontrol diri, endapkan, jangan ikut-ikutan marah. Sumeleh saja. Bersabar saja. Karena dengan bersabar dan mendengarkan orang ‘nesu’ atau marah kita akan mendengarkan, mendapatkan rahasia hati paling dalam siapa yang marah pada kita. Karena dengan ungkapan marah itu, kita akan melihat, mengetahui, sejauh mana langkah orang tersebut. “Dadi, sing wicaksana, ya le!” aku terjemahkan, jadi kau harus bijaksana ya nak!

   Kini aku sendiri mencari kebijakan itu, sebab eyangku sudah pergi… sampun tindak dumateng alam kasampurnan!

Buanergis Muryono

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun