Jika anda menonton LPI (Liga Primer Indonesia) di Indosiar minggu 6 Maret 2011 (15.00 wib s.d 17.00) antara Tangerang Wolves vs PSM Makasar yang berakhir 0-2 untuk kemenangan tim tamu Psm Makasar, mungkin anda sependapat dengan saya adalah tentang lapangan yang kurang standard dalam sebuah pertandingan, di tengah lapangan ada beberapa titik genangan air yang secara visual kalau disajikan sebagai tontonan siaran langsung sepakbola agak kurang enak dilihat.Lihat saja bagaimana para pemain dilapangan lebih menggunakan pola serangan bola lambung untuk menghindari bola tidak mengalir ketika terkena genangan air. Bahkan pelatih PSM Makasar Wilhelmus Rijsbergen menilai kondisi lapangan membuat para pemainnya ketika latihan tidak maksimal, terus infrastruktur stadion dari mulai kamar mandi yang airnya tidak keluar, dan aroma yang kurang enak (Goal.com).Bagaimana  menyikapi hal ini dimana  sebuah era industri telah dimulai  sepakbola LPI terlepas dari kisruh di PSSI yang sedang terjadi, saya ingin menganalysis satu persatu infrastruktur dan kondisi lapangan di LPI khusunya di Tangerang Wolves:
1.Jarak tribun dengan lapangan masih agak jauh , dan lagi ada space tanah kosong mungkin dulunya untuk lintasan atlet, sehingga jarak nonton dan atmosfer serta  chemistry pemain dan penonton tidak terlalu kentara. solusinya di renovasi jarak  tempat duduk dan lapangan lebih dekat ( seperti di Liga inggris kalau perlu ) karena ini kan industri harus berani untuk berimprovisasi.
2.kondisi Lapangan yang kurang standard harus segera diperbaiki, becek kalau hujan , ada titik titk genangan air ,jadi ketika masuk lapangan rapi tapi lapangan nya tergenang ,  ketika keluar lapangan baju nya sudah basah dan kotor tinggal lapangannnya yang kering lho titik titik genangan airnya kemana ya :-) .Pemain dengan skill yang mumpuni bila bertemu lapangan seperti ini akan sulit mengeluarkan kemampuan terbaiknya bahkan kondisi lapangan yang licin membuat pemain rentan cidera. ini menjadi PR tersendiri buat pihak LPI  dan khusunya pihak Tangerang Wolves serta klub- klub lain yang punya masalah sama  di kemudian hari.
3.Kamar ganti pemain , kamar mandi, tempat istirahat ketika break ini juga sangat potensial memicu ketidak nyamanan pemain sepakbola effectnya  secara fisik iya  dan  secara psikologis kenyamanan berada di suatu tempat untuk suatu pertandingan yang di butuhkan konsentrasi untuk menang  bisa jadi buyar . akibatnya lagi pemain jadi ingin cepet cepet keluar lapangan dan menyelesaikan pertandingan berapapun skornya.
4.Pencahayaan yang terang di perlukan ketika pertandingan berjalan pada malam hari , jangan hanya di lapangan yang terang tapi area penonton juga harus terang, contohnya ketika Real Mataram vs Jakarta FC yang di gelar sabtu 5 Maret 2011 (18.30wib) area lapangan saja yang terang di area tribun penonton gelap.
5. Faktor satu ini juga penting bagaimana memanage Penonton, dan mendatangkan penonton lebih banyak saya rasa pihak LPI pasti punya bagian marketing yang handal bagaimana memasarkan tiap tiap pertandingan agar para penonton lebih banyak memenuhi bangku bangku stadion, selama ini beberapa kali saya nonton Siaran Langsung LPI hanya Persebaya 1927 yang penontonnya membludak mengisi tiap tiap sudut stadion, wajar karena mereka tim tradisonal yang mempunyai basis pendukung fanatik yang terkenal itu Bonek Mania, Aceh United juga penontonnya juga loyal, Persema Malang walaupun tiap pertandingan tidak  selalu penuh hanya tribun vip yang penuh, Bandung Raya FC termasuk kreatif dalam mendatangkan penonton dengan mengundang siswa di bandung  untuk lebih mengenalkan  tim ini namun belum bisa menang sampai pekan ke 8 , selebihnya tim-tim lain  sama, yaitu  perlu kerja keras lagi untuk mendatangkan penonton ke stadion. Mungkin dengan seiringnya prestasi datang antusiasme penonton juga tinggi untuk menonton tim tim- kesayangan mereka di stadion.
Sekarang mungkin masalah pendanaan untuk mewujudkan semuanya , butuh proses dan kerja keras bisa dari bantuan sponsor atau pihak asing dengan konsekuensi nama stadion di ganti nama sponsor bisa jadi seperti itu. bisa juga dari bantuan pemerintah kan  untuk perbaikan stadion dan infrastruktur bukan untuk gaji dan beli pemain dan hal itu masih wajar dalam taraf seperti itu. Tapi jika masalah infrastruktur saja tidak bisa di benahi bagaimana sebuah industri sepakbola  bisa berjalan baik dan di terima oleh penonton, penonton itu adalah diri kita sendiri jadi perlakukanlah penonton  seperti kita ingin diperlakukan,  bagaimana caranya ? Comfortable (Kenyamanan) ketika menonton. karena liga ini punya potensi jadi industri sepakbola  yang maju dan profesional kedepannya, ketika kita berusaha kerja keras dan berdoa,  hasil yang baik akan menanti di kemudian hari.
Salam change the Game.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H