Dengan ilmu astronomi maka bisa diketahui bahwa matahari akan melintas tepat di atas Ka'bah pada pukul 16.18 WIB atau 17.18 WITA hari ini (Jumat, 27/5). Pada saat tersebut, bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus akan mengarah tepat ke Ka’bah. Peristiwa semacam ini dikenal juga dengan nama Rashdul Qiblah. Yaitu, ketentuan waktu di mana bayangan benda yang terkena sinar matahari menunjuk arah kiblat.
Jika kita mengetahui bahwa salah satu syarat sahnya shalat adalah menghadap ke Kiblat, maka kita juga harus memaksakan diri untuk mengunakan kesempatan langka ini untuk memperbaiki arah Kiblat kita.
Apakah jika kita tidak menghadap Kiblat saat Shalat berarti shalat kita tidak sah? Jika kita memahami menghadap Kiblat sebagai syarat sah, maka otomatis jika shalat tidak menghadap Kiblat menjadi tidak sah.
Walaupun Allah dengan berbagai Hak prerogatifnya bisa saja menerima shalat yang tidak sempurna, tetap alangkah baiknya jika kita selalu berusaha dan mau perduli dengan salah satu syarat sah shalat ini. Karena apa kelebihan yang telah kita lakukan sehingga Allah tetap menerima shalat kita yang tidak memenuhi syarat.
Ada yang mencoba menghina Nabi Muhammad SAW dengan menyatakan bahwa kemanapun engkau menghadap, maka disitulah Wajah Allah. Artinya shalat bisa menghadap kemana saja.
Mereka tidak sadar telah menghina Nabi dengan seolah olah menyatakan :
 "Alangkah .... Nabi Muhammad SAW sehingga mengakali untuk menghadap ke arah utara agar bisa menghadap Masjidil Aqsa sekaligus Ka'bah. Bukan kah jika Nabi ingin menghadap Ka'bah langsung saja lakukan."
atau
"Alangkah .... Nabi Muhammad SAW sehingga menengadah berulang ulang agar arah Kiblat dipindahkan ke Ka'bah. Bukan kah jika Nabi ingin menghadap Ka'bah langsung saja lakukan.
Apakah kata kata yang tepat untuk mengisi .... bernada positif? Disanalah bisa diketahui bahwa mereka tidak sadar telah menghina Nabi Muhammad SAW.
Jadi marilah kita selalu berupaya untuk memperbaiki arah Kiblat kita, apalagi kesempatannya sedang dibukan Allah untuk kita.