Apakah kamu pernah merasa uang yang kamu miliki seolah tidak cukup untuk membeli barang yang sama seperti beberapa tahun lalu? Jika dulu dengan Rp50.000 kamu bisa membeli kebutuhan pokok untuk beberapa hari, kini nominal tersebut hanya cukup untuk memenuhi setengahnya saja. Fenomena ini dikenal sebagai inflasi, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari perekonomian.
Namun, apa sebenarnya inflasi itu? Mengapa inflasi terjadi, dan bagaimana dampaknya terhadap kehidupan kita?
Apa Itu Inflasi?
Secara sederhana, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam periode waktu tertentu. Para ekonom biasanya mengukur inflasi menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga dari keranjang barang dan jasa yang sering dikonsumsi masyarakat. Inflasi tidak terjadi hanya karena kenaikan harga satu atau dua barang saja. Ini adalah fenomena luas yang memengaruhi berbagai sektor, seperti kebutuhan pokok, transportasi, pendidikan, dan sebagainya. Â Jika IHK naik, maka itu menunjukkan adanya inflasi.Â
Mengapa Inflasi Terjadi?
Inflasi terjadi karena berbagai faktor, yang umumnya dapat dibagi menjadi dua kategori besar:
Inflasi yang Dipicu Permintaan (Demand-Pull Inflation)
Inflasi jenis ini terjadi ketika permintaan terhadap barang dan jasa lebih tinggi daripada kapasitas produksi. Misalnya, jika banyak orang ingin membeli produk tertentu tetapi stoknya terbatas, harga barang tersebut cenderung naik.Inflasi yang Dipicu Biaya (Cost-Push Inflation)
Ketika biaya produksi meningkat—baik karena kenaikan harga bahan baku, upah tenaga kerja, atau biaya energi—produsen akan menaikkan harga untuk menjaga margin keuntungan mereka.
Selain itu, inflasi juga dapat dipicu oleh kebijakan moneter, seperti pencetakan uang dalam jumlah besar, atau faktor eksternal seperti lonjakan harga komoditas global. Inflasi juga dibedakan atas 3 kategori, yaitu (1) inflasi ringan, jika kenaikan harga di bawah 10% per tahun, (2) inflasi sedang, jika kenaikan harga antara 10-30% per tahun, dan (3) inflasi berat (hiperinflasi) jika kenaikan harga di atas 30% per tahun.
Siapa yang Terkena Dampaknya?